Sukses

Citayam Fashion Week, Jakarta Harus Punya Banyak Pusat Kreatif

Fenomena Citayam Fashion Week menjadi perhatian banyak pihak belakangan ini.

Liputan6.com, Jakarta Fenomena Citayam Fashion Week menjadi perhatian banyak pihak belakangan ini. Utamanya, terkait lokasi perkumpulan sejumlah anak muda di kawasan sudirman dan dukuh atas.

Pemerintah DKI Jakarta disebut-sebut mencari lokasi berkumpul baru bagi kelompok remaja tersebut. Sarinah, menjadi salah satu opsi untuk dimanfaatkan oleh kalangan muda.

Pengamat Tata Kota Bakti Setiawan mengungkap kota DKI Jakarta seharusnya memiliki banyak ruang-ruang kreatif. Tujuannya, guna memberikan wadah bagi muda-mudi dalam mengembangkan ekspresinya.

"Kota besar seperti Jakarta harusnya punya beberapa pusat-pusat kreatif anak muda," katanya kepada Liputan6.com, Minggu (24/7/2022).

Untuk diketahui, sejumlah remaja yang berasal dari daerah seperti Citayam dan Bojong Gede melakukan 'fashion show' di kawasan Dukuh Atas. Mereka melenggang bak model di zebra cross yang ada di sekitar situ.

Bakti menyebut, baik kawasan Dukuh Atas, Sarinah, Plaza Selatan Monumen Nasional, hingga Taman Ismail Marzuki memiliki kekhasannya masing-masing. Sehingga, tak bisa dipastikan salah satu diantaranya bisa menggantikan 'karakter' dari lainnya.

"Masing-masing punya kekhasan masing-masing dan tidak saling mengalahkan satu (dengan) yanh lain," ujarnya.

Dalam konteks ini, kawasan Sudirman-Dukuh Atas memegang peran dalam berkembangnya muda-mudi asal Citayam dan sekitarnya. Begitupun Sarinah yang memiliki citra produk lokal.

"Jadi Sarinah dan Citayam, bisa sama-sama berkembang dengan brand-nya (citra) masing-masing," kata dia.

 

2 dari 4 halaman

Kata Pemrov DKI Jakarta

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menanggapi soal catwalk di Dukuh Atas yang dianggap sejumlah pihak telah melanggar Undang-Undang Lalu Lintas. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, kata Riza, berencana mencari alternatif ruang publik lain untuk Citayam Fashion Week.

"Seperti yang sudah disampaikan oleh Pak Kapolsek, Pak Kapolres, teman-teman dari kepolisian bahwa zebra cross itu digunakan untuk menyebrang. Tidak boleh untuk kegiatan lain termasuk fashion show," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu (23/7/2022) malam.

"Hal ini tentu kita akan coba mencarikan tempat yang terbaik bagi anak-anak kita kalau ingin terus melaksanakan fashion week tersebut," lanjut Riza.

Menurut dia, lokasi lain semisal Plaza Selatan, Monumen Nasional (Monas), juga bisa dijadikan pilihan. Mengingat Plaza Selatan memiliki ruang terbuka yang lebih besar dan jauh dari keramaian.

"Umpamanya bisa saja di Plaza Selatan depan sini. Di situ kan enak tempatnya lebar ya kan. Ada tribunnya kan, bisa duduk di situ. Tidak menggangu ketertiban umum, tidak menggangu yang jalan, yang nyebrang, mobil juga tidak terganggu, mudah-mudahan," jelas Riza.

Riza menyampaikan pada prinsipnya Pemprov DKI Jakarta akan mencoba mencari solusi terbaik bagi muda-mudi 'SCBD'. Selain itu, menurut Riza usulan Citayam Fashion Week pindah ke Taman Ismail Marzuki (TIM), hingga Sarinah juga bisa dipertimbangkan.

"Ya mengusulkan di Sarinah juga tidak apa-apa, selama tidak mengganggu saya kira nanti dikomunikasikan. Silakan nanti kita cari ruang-ruang terbuka yang baik ya," ujar dia.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Tak Perlu Izin

Kemudian Riza menambahkan terkait izin untuk melakukan kegiatan di zebra cross Dukuh Atas yang dipermasalahkan juga tidak perlu. Riza mengklaim kegiatan seperti itu tidak membutuhkan surat izin dalam pelaksanaannya.

"Kalau kegiatan-kegiatan seperti itu tidak perlu surat izin ya. Yang penting dijaga ketertibannya," katanya

Politikus Gerindra ini berpesan selama berkegiatan di Dukuh Atas para remaja tak membuang sampah sembarangan. Apalagi lanjut Riza, sampai kedapatan tidak pulang ke rumah.

"Saya minta jangan buang sampah sembarangan, jangan sampai tidur-tiduran sampai Subuh, tidak pulang," tutup Riza.

Akhir-akhir ini muncul fenomena remaja 'SCBD' menggelar Citayam Fashion Week di Dukuh Atas Jakarta Pusat. Kata SCBD berasal dari singkatan Citayam, Bojonggede, hingga Depok.

Remaja 'SCBD' tersebut diketahui datang ke kawasan Dukuh Atas dengan pakaian nyentrik untuk membuat konten, liburan, atau hanya sekedar nongkrong. Para remaja ini juga memanfaatkan zebra cross di kawasan Dukuh Atas sebagai area cat walk.

Hanya saja, peragaan busana yang dicetuskan remaja Citayam dan Bojonggede ini disorot kepolisian. Penyebabnya karena mereka menggunakan zebra cross.

 

4 dari 4 halaman

Ruang Kreatif Sarinah

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu telah meresmikan The New Sarinah. Kini, Sarinah menjadi salah satu spot nongkrong andalan bagi warga DKI Jakarta dan sekitarnya.

Soal keberadaaan Sarinah ini, Pengamat Tata Kota Bakti Setiawan mengatakan Sarinah kini tak sekadar sebagai pusat perbelanjaan semata, melainkan juga menyediakan ruang kreatif bagi generasi muda ibu kota dan sekitarnya. Dengan komitmen yang mengedepankan akses publik dan ruang kreatif sejak awal, Bakti menilai Sarinah punya potensi lebih baik dari Citayam Fashion Week di Sudirman.

"Nama Sarinah yang sudah terkenal ditambah lokasinya yang strategis," ujar Bakti seperti ditulis, Minggu (24/7/2022).

Bakti menyampaikan nama besar Sarinah terbukti menarik minat masyarakat untuk berkunjung setelah kembali dibuka pada 21 Maret lalu. Dalam waktu empat bulan terakhir, Sarinah sudah dikunjungi lima juta pengunjung dari seluruh Indonesia. Bakti memperkirakan tren kunjungan ke Sarinah akan terus meningkat seiring melaindainya kasus covid-19.

Oleh karena itu, Bakti menyebut manajemen Sarinah harus terus melakukan inovasi sesuai kebutuhan generasi muda saat ini. Bakti mengatakan, keterlibatan generasi muda ajang di Sarinah juga akan semakin menarik minat bagi anak muda untuk berkreasi di pusat perbelanjaan pertama di Indonesia tersebut.

"Tantangannya harus lebih profesional, melibatkan anak-anak muda, dan inovatif juga adaptif merespons atau menangkap, bahkan menciptakan peluang," kata Bakti.