Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Patra Niaga telah menerima pendaftaran lebih dari 220 ribu kendaraan untuk memperoleh atau masuk dalam program BBM Subsidi Tepat Sasaran. Angka tersebut hingga 23 Juli 2022.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menjelaskan, pendaftaran tersebut baik dilakukan di booth SPBU atau lokasi yang ditentukan, website subsiditepat.mypertamina.id maupun melalui aplikasi MyPertamina.
Baca Juga
"Dari total ini, hampir 80 persen kendaraan yang didaftarkan adalah jenis kendaraan yang mengkonsumsi Pertalite, sisanya adalah pengguna Solar Subsidi," kata Irto Ginting dalam keterangannya di Jakarta, Senin (25/7/2022).
Advertisement
Masyarakat yang mendaftarkan kendaraannya pada Program Subsidi Tepat ini tidak hanya terbatas pada kota atau kabupaten yang memang secara resmi telah dibuka periode pendaftarannya, namun dari seluruh Provinsi di Indonesia.
Melihat tingginya pendaftar dari seluruh wilayah, Pertamina Patra Niaga pada beberapa waktu lalu memang sudah memperluas wilayah pendaftaran hingga 50 Kota atau Kabupaten.
"Melihat dukungan dari masyarakat dalam mewujudkan penyaluran BBM subsidi yang lebih tepat sasaran, Pertamina Patra Niaga memang secara bertahap akan terus memperluas wilayah Program Subsidi Tepat. Perluasan ini tentu dibarengi dengan evaluasi, bagaimana kesiapan sistem serta kesiapan di lapangan dalam menentukan wilayah mana yang akan menjalankan Program Subsidi Tepat," terangnya.
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Booth Pendaftaran Langsung
Untuk memudahkan masyarakat dalam mendaftarkan kendaraannya, Pertamina Patra Niaga juga terus memastikan kesiapan di lapangan dalam bentuk booth pendaftaran langsung. Booth pendaftaran langsung ini untuk membantu dan mempermudah akses masyarakat untuk melakukan pendaftaran, datang langsung dan akan dibantu pengisian data serta dokumen pendukungnya.
"Jadi tak perlu khawatir, booth pendaftaran langsung akan tetap disediakan untuk mempermudah masyarakat yang tidak memiliki handphone atau akses internet. Bagi yang punya, bisa langsung ke website subsiditepat.mypertamina.id atau melalui menu Subsidi Tepat di Aplikasi MyPertamina. Tinggal isi dan upload dokumen yang diperlukan," tambah Irto.
Pertamina juga mengingatkan kepada masyarakat saat ini pendaftaran Program Subsidi Tepat masih terus dibuka. Pembelian Pertalite dan Solar Subsidi saat ini juga masih seperti biasa dan belum ada pembatasan. Ke depan, Program Subsidi Tepat Sasaran ini akan disinergikan dengan regulasi penetapan penyaluran BBM subsidi yang ditentukan pemerintah.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Program Subsidi Tepat Sasaran, masyarakat dapat mengecek sosial media resmi @ptpertaminapatraniaga, @mypertamina, serta dapat langsung menghubungi Pertamina Call Center (PCC) 135.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Soal MyPertamina, Pengamat Keamanan Siber Sebut Pendaftaran Terlalu Rumit
PT Pertamina (Persero) telah menerapkan uji coba penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi melalui aplikasi MyPertamina ataupun pendaftaran secara langsung di posko yang telah ditentukan. Upaya tersebut untuk memastikan penyaluran BBM subsidi yang mencakup Solar dan Pertalite dapat tepat sasaran.
Namun, pengamat Keamanan Siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya menyatakan banyak hal yang perlu disoroti dari kebijakan tersebut. Menurut dia kebijakan tersebut terkesan buru-buru dan tidak memiliki parameter yang tidak jelas.
Yakni dari kebijakan pembatasan tersebut belum dilakukan secara jelas dan terperinci. Misalnya dari jenis kendaraan, tahun keluar kendaraan, hingga model yang akan dilakukan pembatasan.
"Kendaraan pribadi itu ada yang menengah ke atas menengah ke bawah. Mereka tidak bisa membatasinya, 60 liter itu kebutuhan mobil-mobil tersebut dalam sehari,"kata Alfons kepada Liputan6.com.
Dia menambahkan, "Jadi itulah hal mendasar yang harus diperbaiki terlebih dahulu. Pemerintah juga belum mengeluarkan, mobil ini, jenis ini, tahun ini, cc-nya berapa, kendaraan ini boleh dan yang ini tidak boleh. Kalau kriteria-kriteria tersebut sudah ada, barulah tepat untuk membuat aplikasinya."
Kemudian kata dia, permasalahan selanjutnya mengenai data yang digunakan dalam pendaftaran tersebut. Seharusnya bisa dibuat simpel, tidak terlalu rumit. Seperti halnya data kependudukan yang sudah ada di Dinas Kependudukan setiap daerah. Kemudian Data kendaraan juga sudah ada di kantor Samsat.
"Sebenarnya aplikasi ini hanya perlu menggunakan Aplication Programming Interface lalu dihubungkan ke Dukcapil dan Samsat, lalu ambil saja parameter yang dibutuhkan. Setelah itu akan muncul kriteria-kriteria kendaraan yang boleh dan tidak boleh mendapatkan BBM subsidi. Sebenarnya semudah itu saja untuk mendapatkan QR code," ucap dia.
"Jadi, sebenarnya tanpa handphone pun dengan QR code itu ditempelkan saja di kendaraan dalam bentuk stiker dan itu bisa saja dilakukan, sesimpel apa? Itu dapat dilakukan sewaktu perpanjang STNK saja," sambung Alfons.
Nantinya, kata Alfons, hal tersebut tidak akan bergantung pada network dan mengantisipasi adanya antrean panjang di SPBU."Dengan sistem yang sekarang ini kan nambah antrean. Dengan menggunakan QR Code dari Handphone-lah, terus nanti HP-nya matilah, saldonya tidak keisilah, lalu semisal networknya bermasalahlah, nah itu adalah faktor X yang harus dipertimbangkan," jelas dia.
Pertamina melalui anak usaha Pertamina Patra Niaga akan mewajibkan konsumen BBM jenis Pertalite dan Solar melakukan pendaftaran di situs MyPertamina lebih dulu untuk bisa membeli BBM subsidi tersebut. Pendaftaran sendiri dimulai pada 1 Juli 2022.
Lewat pendaftaran tersebut, masyarakat nantinya akan mendapatkan kode QR khusus yang bisa dicetak atau diakses melalui aplikasi MyPertamina. Menjelang penerapan aturan tersebut, animo masyarakat untuk mengunduh aplikasi MyPertamina pun terlihat mulai meningkat.
Â
Komentar Warganet Soal Aplikasi MyPertamina
Berdasarkan pantauan Tekno Liputan6.com, Kamis (30/6/2022), aplikasi tersebut kini sudah diunduh lebih dari 1 juta kali. Namun, ulasan aplikasi besutan Pertamina tersebut ternyata belum memuaskan.
Hingga berita ini ditayangkan, ada sekitar 127 ribu ulasan mengenai aplikasi ini dan kebanyakan dari pengguna memberikan rating bintang 1. Akibatnya, rating aplikasi MyPertamina secara keseluruhan kini hanya 1,5.
Dari beberapa ulasan bintang 1, banyak dari mereka mengeluhkan aplikasi ini ternyata tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Salah satu yang kerap dikeluhkan masyarakat adalah aplikasi ini kerap mengalami crash.
"Sudah mendaftar. Selalu crash dan menutup sendiri ketika coba dibuka," tulis salah satu pengguna yang memberikan ulasannya di kolom review aplikasi MyPertamina.
Lalu, ada pengguna lain yang menuliskan,"crash ketika loading untuk pertama kali". Selain itu, ada pula beberapa pengguna yang mengeluhkan tidak bisa mendaftar.
"Tidak bisa mendaftar. Masalah server katanya," tulis salah seorang pengguna. Ada pula yang menyebut mereka tidak bisa login di aplikasi, meski sudah berhasil melakukan pendaftaran.
Sejumlah pengguna juga menyatakan kesulitan untuk menghubungkan metode pembayaran dengan LinkAja. "Aplikasi ini bagus, tapi buruk ketika tersinkronisasi dengan LinkAja. Terlalu lambat, banyak gagal," ujar pengguna yang memberikan ulasan di Play Store.
Sebagai informasi, dari laman di Play Store, aplikasi MyPertamina sendiri sebenarnya baru saja mendapatkan pembaruan terakhir pada 28 Juni 2022. Dari keterangan, pembaruan itu membawa sejumlah perbaikan bug.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement