Liputan6.com, Jakarta - Terjadi ledakan di Pabrik 5 PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) di Bontang, Kalimantan Timur pada Sabtu 23 Juli 2022 pukul 12.00 WITA. Ledakan di pabrik Pupuk Kaltim tersebut karena over-firing.
Kejadian tersebut tidak menimbulkan korban dan dapat dipastikan tidak ada gas beracun yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut. Sebelumnya memang sempat beredar isu terjadi kebocoran gas beracun.
Baca Juga
Meskipun operasional di pabrik tersebut dihentikan sementara, namun kondisi pabrik 5 Pupuk Kaltim saat ini terpantau kondusif dan proses investigasi akan penyebab kejadian tengah dilakukan.
Advertisement
SVP Sekretaris Perusahaan PKT Teguh Ismartono mengungkapkan, operasional di seluruh pabrik PKT senantiasa dikontrol selama 24 jam melalui central control room sehingga saat terjadi malfungsi di salah satu pabrik, dapat ternotifikasi secara real time oleh tim, yang kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan shut down operasional pabrik.
"Meskipun sempat terjadi over-firing saat dilakukan proses restart, dapat kami konfirmasi bahwa proses penanganan sesuai prosedur K3 (Keselamatan & Kesehatan Kerja) telah dilakukan secara sigap dan tidak ada korban serta gas beracun yang ditimbulkan dari kejadian tersebut." jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin (25/7/2022).
Saat ini, proses investigasi mendalam tengah dilakukan dan jika ditemukan kerusakan akan segera ditangani. Namun dapat dipastikan bahwa operasional Pabrik 5 tidak terkendala dan produksi urea di Pabrik 5 dapat tetap berjalan normal dengan menggunakan pasokan amoniak dari pabrik lain.
PKT juga memastikan bahwa kejadian tersebut tidak akan mengganggu suplai pupuk ke wilayah-wilayah yang telah menjadi tanggung jawab perusahaan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Stok Pupuk Aman
Terkait keamanan stok pupuk untuk kebutuhan pertanian dalam negeri, perusahaan mencatat bahwa per 21 Juli 2022, PKT telah memproduksi urea sebanyak 1.873.674 Ton dan memiliki stok pupuk urea subsidi di semua lini sebanyak 77.829 Ton yang siap disalurkan, 310 persen lebih banyak dari alokasi target stok pupuk yang ditetapkan.
Selain itu terdapat stok urea non-subsidi sebanyak 305.048 Ton sebagai cadangan penyaluran pupuk subsidi di Lini 1.
Dalam menjalankan operasional pabriknya, PKT senantiasa mengedepankan dan menerapkan sistem manajemen, best practice, serta prosedur K3 perusahaan dengan baik, sesuai dengan standard tertinggi di industri dan ketetapan pemerintah.
Berkat prosedur tersebut, PKT dapat menekan tingkat kecelakaan kerja hingga tanggal 23 Juli 2022 dengan total 49.9 juta jam kerja selamat (safe man hours) atau 2356 hari.
Hal ini juga menjadi strategi mitigasi yang efektif ketika terjadi abnormalitas dalam kegiatan produksi pabrik, seperti yang terjadi di Pabrik 5 tersebut.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Pabrik 5 Pupuk Kaltim Bontang Meledak, Isu Gas Beracun Sempat Beredar
Sebelumnya, ledakan terjadi di Pabrik 5 PT Pupuk Kaltim yang berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim), pada Sabtu (23/7/2022) siang sekira pukul 12.00 Wita. Warga pun sempat panik lantaran beredar kabar di media sosial gas beracun mencemari udara Kaltim akibat insiden tersebut.
Mendapat laporan adanya insiden ledakan pabrik 5 PT Pupuk Kaltim, Polres Bontang langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan penyebab ledakan tersebut.
Saat dikonfirmasi Kasat Reskrim Polres Bontang Iptu Bonar Hutapea, mengatakan pihak kepolisian yang tiba di lokasi kawasan PT Pupuk Kaltim justru tidak diperkenankan untuk masuk ke lokasi kejadian yang akan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
"Pada dasarnya kami quick response mendatangi lokasi, sudah berupaya koordinasi, namun dari pihak PKT menyatakan perlu surat dan sebagainya sehingga belum bisa melakukan penyelidikan lebih lanjut,” bebernya.
Pihak manajemen PT Pupuk Kaltim (PKT), Teguh Ismartono selalu SVP Sekretaris perusahaan PKT mengungkapkan bahwa pada Sabtu dini hari, Pabrik 5 PKT shut-down karena ada malfungsi dari salah satu instrumen. Pada saat melakukan proses restart, terjadi over-firing.
“Pada pagi hari, ketika proses restart dilakukan, terjadi over firing. Tidak ada korban dalam kejadian ini,” kata Teguh.
PKT Bantah Adanya Gas Beracun
Kondisi tersebut ternotifikasi langsung secara cepat oleh tim di central control room sehingga dapat ditanggulangi dengan sigap.
Terkait penyebab over firing, masih dalam investigasi tim teknis PKT. Kata dia Tim teknis akan mengevaluasi ulang dan jika ditemukan kerusakan akan segera diperbaiki, dan pabrik direaktivasi kembali.
“Kami selalu mengedepankan dan menerapkan prosedur tetap K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dengan baik, sesuai dengan standard tertinggi di industri dan ketetapan pemerintah. Para karyawan kami, terutama mereka yang bekerja di pabrik memiliki otoritas penuh dan wajib untuk stop bekerja, bilamana mendapati potensi tidak aman. Tentunya dengan adanya kebijakan K3 yang preventif dan mitigatif, kejadian ini dapat ditanggulangi dengan baik,” paparnya.
Teguh menambahkan, proses produksi PKT menggunakan bahan baku yang aman, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
“Kami gunakan bahan baku yang aman, jadi tidak perlu khawatir adanya gas racun yang terlepas ke udara seperti isu yang beredar,” tandasnya.
Advertisement