Sukses

Pengguna M-Banking BRI BRImo Tumbuh 66 Persen pada Semester I 2022

Direktur Bisnis Konsumer BRI, Handayani menerangkan, hingga Juni 2022, jumlah pengguna BRImo telah mencapai 18,47 juta pengguna (user).

Liputan6.com, Jakarta - Selain mencatatkan kinerja moncer, pada paruh pertama 2022, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga menciptakan pertumbuhan pengguna aplikasi mobile banking BRI, BRImo.

Direktur Bisnis Konsumer BRI, Handayani menerangkan, hingga Juni 2022, jumlah pengguna BRImo telah mencapai 18,47 juta pengguna (user).

"Di posisi Juni itu total usernya 18,47 juta user atau tumbuh 66,3 persen yoy yang menghasilkan transaksi finansial sebanyak Rp 726,4 juta atau tumbuh 136,6 persen yoy," beber Handayani dalam paparan kinerja perseroan, Rabu (27/7/2022).

Dari transaksi finansial tersebut, menghasilkan sales volume sebesar Rp 1.075 triliun atau bertumbuh 131 persen yoy. Sementara fee base income dari transaksi BRImo sebesar Rp 754,2 miliar.

BRImo sebagai super apps dikembangkan untuk memastikan bahwa aplikasi tersebut memberikan kemudahan transaksi digital bagi nasabah BRI yang dapat diakses dengan mudah cepat, aman dan handal.

Perseroan juga berupaya untuk mengembangkan fitur-fitur baru untuk menjawab kebutuhan nasabah. Hingga semester I 2022, Handayani menyebutkan terdapat lebih dari 1.000 fitur dalam BRImo yang telah terhubung dengan berbagai platform aggregator maupun dealer-dealer yang bisa dimanfaatkan untuk bertransaksi oleh nasabah.

"Sebagai pembeda dengan aplikasi lainnya, dan ada fast menu yang tidak memerlukan kompleksitas untuk melakukan transaksinya. Dan dilengkapi tarik tunai tanpa kartu untuk mendorong cardless. Kita juga dilengkapi fitur personal financial management," imbuh dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 5 halaman

Laba BRI Tumbuh 98,38 Persen pada Semester I 2022

Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan kinerja cemerlang pada paruh pertama 2022. Hingga Juni 2022, perseroan secara konsolidasian berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp 24,88 triliun, tumbuh 98,38 persen year on year (yoy) dengan total aset meningkat 6,37 persen yoy menjadi Rp 1.652,84 triliun.

Pada periode yang sama, BRI Group berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 1.104,79 triliun atau tumbuh 8,75 persen yoy. Penyaluran kredit kepada seluruh segmen pinjaman tercatat tumbuh positif, dengan penopang utama yakni segmen mikro yang tumbuh 15,07 persen,menjadi Rp 518 triliun.

Kredit kepada segmen konsumer tumbuh 5,27 persen menjadi Rp 154,76 triliun, kredit korporasi tumbuh 3,76 persen menjadi Rp 184,78 triliun. Kemudian kredit segmen kecil dan menengah tumbuh 2,71 persen menjadi Rp 246,48 triliun. Sementara kredit UMKM BRI tumbuh 9,81 persen menjadi Rp 920 triliun.

"Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,27 persen. Kita ingin Nanti pada akhirnya porsi kredit UMKM harus mencapai 85 persen. Kita targetkan itu di 2024 atau 2025," kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam paparan kinerja perseroan, Rabu (27/7/2022).

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 5 halaman

DPK

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit mampu diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Tercermin dari rasio NPL BRI secara konsolidasian yang terkendali di level 3,26 persen.

Di sisi lain, BRI menyiapkan pencadangan sebagai langkah antisipatif atas potensi pemburukan kredit. NPL Coverage BRI tercatat sebesar 266,26 persen pada akhir Juni 2022, angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage di akhir Juni 2021 yang sebesar 252,59 persen.

"Upaya lain yang dilakukan BRI untuk menjaga NPL yakni selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah, serta menerapkan soft landing strategy dengan menyiapkan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi," ungkap Sunarso.

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Hingga akhir Juni 2022 tercatat tumbuh 3,70 persen menjadi Rp 1.136,98 triliun. Dana murah (CASA) menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI, di mana secara year on year meningkat sebesar 13,38 persen.

Rinciannya, giro tercatat tumbuh 25,63 persen dan tabungan tumbuh 8,32 persen. Secara umum saat ini proporsi CASA BRI tercatat 65,12 persen, meningkat signifikan dibandingkan dengan CASA pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 59,56 persen.

"Peningkatan CASA yang dilakukan oleh perseroan selaras dengan transformasi yang sedang dijalankan BRI, di mana inisiatif strategis yang dijalankan difokuskan untuk mengakselerasi CASA growth”, kata Sunarso. Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Tercermin dari LDR bank secara konsolidasian yang terjaga di level 88,45 persen dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,06 persen.

 

4 dari 5 halaman

Target Penyaluran Kredit 2022

Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) optimistis dapat mencapai target penyaluran kredit hingga 11 persen pada akhir tahun 2022. Direktur Keuangan BRI, Viviana Dyah Ayu mengatakan, keyakinan itu merujuk pada penyaluran kredit BRI pada paruh pertama tahun ini yang tumbuh signifikan.

“Kita estimasi, dengan melihat pencapaian (penyaluran kredit) sampai dengan Juni 2022, maka sampai dengan akhir tahun ini kami optimis bahwa untuk pertumbuhan kredit dan juga pembiayaan BRI secara grup masih akan tumbuh di atas 9 persen sampai dengan 11 persnen,” kata dia dalam paparan kinerja perseroan, Rabu, 27 Juli 2022.

Hingga Juni 2022, BRI Group berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 1.104,79 triliun atau tumbuh 8,75 persen yoy. Selain itu, keyakinan perseroan didukung kondisi ekonomi tanah air yang kian pulih, seiring penanganan pandemi covid-19 yang baik. Sehingga aktivitas sosial dna ekonom masyarakat mulai menggeliat.

“Driver dari pertumbuhan kredit BRI secara konsolidasi ini masih akan berasal dari segmen mikro dan ultra mikro terutama dengan dikonsolidasikannya Pegadaian dan PNM di BRI. Jadi guidance sampai akhir tahun ini kami optimis di 9 persen sampai dengan 11 persen,” imbuh Vivi.

 

5 dari 5 halaman

Kredit BRI

Kredit BRI hingga Juni 2022 didominasi oleh segmen UMKM yang tumbuh 9,81 persen mencapai Rp 920 triliun. Disusul segmen mikro sebesar Rp 518,76 triliun atau tumbuh 15,07 persen yoy.

Kemudian segmen kecil dan menengah sebesar Rp 246,48 triliun atau tumbuh 2,71 persen yoy, segmen korporasi sebesar Rp 184,78 triliun atau tumbuh 3,76 persen, dan segmen konsumer tercatat sebesar Rp 154,76 triliun atau tumbuh 5,27 persen yoy.

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit mampu diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Hal tersebut tercermin dari rasio NPL BRI secara konsolidasian yang terkendali di level 3,26 persen. Di sisi lain, BRI menyiapkan pencadangan sebagai langkah antisipatif atas potensi pemburukan kredit. NPL Coverage BRI tercatat sebesar 266,26 persen di akhir Juni 2022, di mana angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage di akhir Juni 2021 yang sebesar 252,59 persen.

“Pertumbuhan ini tentunya masih akan kami jaga secara hati-hati sehingga kami juga tetap mentargetkan non performing loan atau rasio kredit yang bermasalah itu masih akan ada di kisaran 2,8 persen sampai 3 persen,” ujar Vivi.