Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan pemerintah belum akan menaikkan harga BBM Pertamax, meski harga minyak mentah internasional terus melambung tinggi.
Dia menegaskan jika Pertamax atau BBM dengan RON 92 ini tidak masuk dalam jenis BBM yang harganya tak secara khusus diatur pemerintah.
Namun, ia mengupayakan tetap menahan sementara harga jual Pertamax di pasaran. "Nah Pertamax itu sebetulnya tidak masuk ke dalam yang diatur, tapi saat ini memang kita memahami daya beli untuk sementara ini memang masih dipertahankan," kata dia kepada wartawan di Jakarta Convention Center, Rabu (27/7/2022).
Advertisement
Kendati begitu, dia juga tak menutup kemungkinan adanya kenaikan harga Pertamax kedepannya. Apalagi, harga Pertamax saat ini disebut masih jauh dari harga keekonomian. "Tapi kita lihat perkembanganya," tambah dia.
Beberapa waktu lalu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan jika pihaknya belum berpikir untuk menaikan harga Pertamax, yang kini dipatok di angka Rp 12.500 per liter.
Pasalnya, ia tak ingin konsumen berbondong-bondong migrasi ke Pertalite. Alhasil itu akan semakin menekan keuangan negara dalam memberikan subsidi kepada Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) tersebut.
"Kita masih menahan dengan harga Rp 12.500. Karena kita juga pahami, kalau Pertamax kita naikan setinggi ini, maka kemudian shifting ke Pertalite akan terjadi. Sehingga menambah beban negara," ujarnya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (6/7/2022).
Â
Perbandingan Harga
Nicke lantas membandingkan harga Pertamax dengan harga BBM jenis RON 92 lain yang dijual perusahaan kompetitor. Mereka menjual produk serupa di atas harga keekonomian sampai melebihi Rp 18.000 per liter.
"Perbandingan dengan kompetitor. Di DKI dan Banten untuk Pertamax dan RON 92, kompetitor yang market share kedua setelah Pertamina itu harganya Rp 18.500," terangnya.
"Kita masih jual di angka Rp 12.500. Demikian juga untuk dexlite, kita juga sudah menyesuaikan dengan harga pasar," dia menambahkan.
Akan tetapi, Pertamina juga tetap memantau pergerakan harga minyak dunia untuk penetapan nilai jual Pertamax ke depan.
"Namun demikian ini kita pantau terus kondisi harga pasar. Kita selalu koordinasi dengan pemerintah untuk menetapkan kebijakan-kebijakan," kata Nicke.
Â
Advertisement
Harga Keekonomian Diatas Rp 30 Ribu per Liter
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa lonjakan harga minyak mentah dalam beberapa bulan terakhir membuat harga keekonomian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia juga naik.
Arifin menjelaskan, lonjakan harga minyak dunia cukup tinggi. Saat ini harga minyak dunia sudah di atas USD 100 per barel hingga USD120 per barel.
"Harga keekonomian BBM RON 90 maupun RON 92, rata-rata di atas Rp 30.000. Kita harus antisipasi ini karena situasi krisis energi tidak bisa diramalkan selesai tahun ini atau lebih lama lagi," ungkap Arifin tasrif dikutip dari keterangan tertulis, Senin (27/6/2022).
Namun saat ini Pemerintah Indonesia lebih memilih menahan harga BBM. Jika dibandingkan dengan harga keekonomiannya, harga BBM di Indonesia jauh lebih murah.
Â
Permintaan
"Pertalite (RON 90) saja dijual Rp 7.650, Pertamax (RON 92) kita jual Rp 12.500. Makanya, kita perlu mengingatkan ke masyarakat agar menggunakan BBM seefisien mungkin. Ini berdampak pada (membengkaknya) alokasi subsidi," bebernya.
Arifin pun meminta PT Pertamina (Persero) sebagai lembaga penyalur BBM untuk meningkatkan level keamanan (safety) dan jaringan logistik di setiap infrastruktur BBM.
"Ini masih terlalu sederhana, kita minta perbaiki logistiknya supaya bisa lebih hemat dan efisien," harapnya.
Penataan operasional logistik berdampak pada efisiensi sehingga bisa ikut menahan laju kenaikan harga BBM.
Advertisement