Sukses

Tesla Dibalap, Mitsubishi dan Toyota Lebih Dulu Investasi Mobil Listrik di Indonesia

Setelah 2023, Mitsubishi Motors Corporation akan fokus memproduksi model mobil jenis xEV atau mobil listrik yang terdiri dari model Xpander dan Pajero Sport.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan beberapa menteri melakukan kunjungan kerja ke Jepang pada pekan ini. Dalam kunjungan tersebut pemerintah mendapat komitmen investasi dari beberapa perusahaan Jepang untuk mengembangkan mobil listrik.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bercerita, saat bertemu dengan CEO Mitsubishi Motors Corporation (MMC) Takao Kato, di Tokyo Jepang, pada Selasa lalu, Indonesia mendapat komitmen investasi.

“Sampai saat ini, MMC telah menginvestasikan Rp 11,3 triliun hingga akhir 2021 untuk seluruh pabrik MMC di Indonesia. Targetnya, MMC akan menginvestasikan sekitar Rp 10 triliun mulai 2022 hingga 2025,” ujar Menko Airlangga dalam keterangan tertulis.

Indonesia merupakan pangsa pasar besar bagi Mitsubishi, bahkan dibandingkan dengan pasar Jepang sendiri, penjualan Mitsubishi di tanah air lebih besar.

Mitsubishi Motors Corporation pun akan mendiversifikasi produk mereka.

Setelah 2023, Mitsubishi Motors Corporation akan fokus memproduksi model mobil jenis xEV yang terdiri dari model Xpander dan Pajero Sport. Selain itu,Mitsubishi Motors Corporation juga akan memproduksi dua model kendaraan baru Electric Vehicle (EV) mulai 2024.

Tak Berbeda jauh, Toyota Motor Company berencana untuk menambah investasi untuk pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Komitmen tersebut, disampaikan oleh Shigeru Hayakawa, Vice Chairman of the Board of Directors of Toyota Motor Corporation (TMC), saat bertemu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, di Tokyo, Jepang.

“Saya meyakini bahwa permintaan kendaraan listrik, baik roda empat maupun roda dua di Indonesia maupun di kawasan ASEAN ke depan akan terus meningkat. Indonesia dapat dijadikan industrial base produksi Electric Vehicle (EV) untuk dipasarkan di kawasan ASEAN maupun di Indonesia sendiri,” ujar Airlangga, dalam keterangan resmi, Rabu (27/7/2022).

Sebelumnya, Akio Toyoda, President TMC, pertama kali menjanjikan komitmen investasi di Indonesia kepada Presiden Joko Widodo dalam pertemuan KTT Osaka pada 2019 lalu.

Dalam waktu 3 tahun setelahnya, investasi Toyota telah mencapai Rp14 triliun.

Kemudian, dalam pertemuan dengan Menko Airlangga, Shigeru Hayakawa menyatakan akan menambah investasi sebesar Rp27,1 triliun selama 5 tahun ke depan.

"Kami berharap dengan penambahan jumlah investasi ini di Indonesia, Pemerintah Indonesia memahami keseriusan kami terhadap elektrifikasi kendaraan bermotor," ujar Hayakawa.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Menko Luhut Rayu Elon Musk Bangun Pabrik di Kawasan Industri Hijau Kaltara

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengajak CEO Tesla Elon Musk bekerja sama membangun kawasan industri hijau di Kalimantan Utara (Kaltara).

Menko Luhut menjelaskan, kawasan industri di Kalimantan Utara akan menjadi kawasan industri hijau terbesar di dunia. Adanya kawasan industri hijau ini sesuai dengan keinginan Elon Musk akan produk ramah lingkungan (green product).

"Ini salah satu bagian negosiasi saya dengan Tesla. Tesla itu kan tidak gampang negosiasinya. Saya bilang, 'Elon, kalau kau mau dapat end to end, dapat produk baterai yang green product, dapat mobil yang green product, ya tempatnya di sini'," kata Menko Luhut dikutip dari Antara, Kamis (26/5/2022).

Kawasan industri hijau di Kalimantan Utara akan mentransformasi Indonesia. Kawasan tersebut diklaim menjadi kawasan industri terintegrasi terbesar di dunia dengan luas hingga 30.000 hektare.

Luhut juga menyebut kawasan tersebut memiliki potensi 10.000 MW listrik dari tenaga air (hydropower), 10.000 MW listrik dari panel surya dan 2,9 TCF gas.

"Ini satu yang akan mengubah, atau mentransformasi Indonesia. Kita punya the largest integrated industry nanti di Kalimantan Utara," katanya.

Pembangunan kawasan industri di Kaltara, itu telah dimulai pada Desember 2021 lalu. Menurut Luhut, proyek kawasan tersebut telah ia mulai sejak lima atau enam tahun silam.

"Ini sudah groundbreaking. Lima atau enam tahun lalu saya mulai proyek ini, saya tinjau. Sekarang kita akan punya petrochemical terbesar di dunia. Ini total USD 132 miliar untuk seluruh proyek ini," katanya.

Luhut Binsar Pandjaitan menyebut tim Tesla sudah berkunjung ke Indonesia. Tim tersebut pun sudah diajak ke sentra industri nikel di Morowali dan terkesan dengan perkembangan hilirisasi nikel di Indonesia.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Ford dan VW Bakal Investasi Mobil Listrik di Indonesia

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengabarkan, Ford (Amerika Serikat) dan Volkswagen alias VW (Jerman) bakal menaruh investasi untuk industri mobil listrik di Indonesia.

Kehadiran dua perusahaan otomotif dunia tersebut mengemuka setelah Pemerintah RI melakukan perbincangan dengan Elon Musk, CEO Tesla beberapa waktu lalu.

Bahlil menyampaikan, pemerintah saat ini telah bertemu dan melakukan penjajakan dengan Ford untuk berinvestasi di Tanah Air.

"Kemarin saya juga ngomong sama Ford dari AS. Tapi saya belum menyampaikan tetang potensi investasi mereka, baru penjajakan dan kami diskusi," ujar Bahlil di Kantornya, Jakarta, Rabu (20/7/2022).

Diharapkannya, kehadiran pabrikan mobil asal Negeri Paman Sam tersebut bakal meramaikan partisipasi pemain besar pada industri kendaraan listrik di Indonesia.

"Ford itu pemain mobil kedua setelah Tesla, itu Vice President nya sudah ketemu sama saya. Jadi negara kita ini orang percaya untuk melakukan investasi," imbuhnya.

Selain Ford, ia juga memastikan Volkswagen (VW) bakal masuk ke Indonesia. Setidaknya, perusahaan asal Jerman tersebut mulai membangun pabriknya di Indonesia pada akhir 2022.

"Kemarin VW juga sudah melakukan kunjungan, dan di sana akan berproduksi tapi bukan sekarang, sekarang masa konsturksi mungkin produksinya 2024-2025 karena itu bagian dari hilirisasi," kata Bahlil Lahadalia.