Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pengusaha terkaya di Ukraina, yakni Oleksiy Vadatursky dan istrinya Raisa tewas dalam sebuah hantaman rudal Rusia di kediaman mereka di kota Mykolaiv.
Tewasnya Vadatursky menjadikan Mykolaiv sebagai salah satu kota yang terdampak perang Rusia-Ukraina.
Dilansir dari BBC News, Senin (1/8/2022) Vadatursky dikenal dengan kepemilikannya atas Nibulon, sebuah perusahaan yang terlibat dalam ekspor gandum dan biji-bijian lainnya. Dia juga menerima penghargaan "Pahlawan Ukraina".
Advertisement
"Kontribusi Vadatursky untuk pengembangan industri pertanian dan pembuatan kapal, pengembangan kawasan itu sangat berharga," kata pemimpin kawasan Odesa, Vitaliy Kim.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan bahwa kematian Vadatursky sebagai duka yang begitu mendalam bagi Ukraina.
Adapun Walikota Mykolaiv Oleksandr Senkevych, yang mengatakan bahwa peristiwa itu merupakan pemboman Rusia terberat di kota sejauh ini.
Selain rumah taipan gandum, hantaman rudal juga merusak sejumlah hotel, kompleks olahraga, dua sekolah dan sebuah bengkel, serta beberapa rumah warga lainnya di Mykolaiv.
Sebagai informasi, Mykolaiv berada di jalur utama menuju Odesa, pelabuhan terbesar Ukraina di Laut Hitam, dan telah dihantam rudal berulang kali sejak perang Rusia-Ukraina pecah pada 24 Februari 2022.
Diketahui bahwa Ukraina dan Rusia merupakan pengekspor utama gandum dan biji-bijian lainnya, dan gangguan ekspor yang disebabkan oleh perang telah menyebabkan harga pangan melonjak di berbagai negara di dunia.
Pekan lalu, kedua negara menandatangani perjanjian yang ditengahi PBB di Turki, yang bertujuan untuk meredakan krisis pangan.
Mengintip Kekayaan Taipan Gandum Ukraina Oleksiy Vadatursky
Taipan gandum Oleksiy Vadatursky, dan salah satu pengusaha terkaya di Ukraina diketahui mengantongi kekayaan senilai USD 430 juta atau setara Rp 6,3 triliun, menurut perkiraan Forbes Ukraina pada 2021 lalu.
Pada Mei 2022, orang terkaya di Ukraina lainnya yakni Rinat Akhmetov mengatakan berencana untuk menuntut Rusia atas kerugian yang disebabkan oleh pemboman pabrik baja miliknya di kota Mariupol, Ukraina - dalam perang Rusia-Ukraina.
Dilansir dari Channel News Asia, pabrik baja Azovstal mengalami kerusakan parah akibat pemboman dalam perang Rusia-Ukraina, setelah pabrik yang luas itu menjadi benteng pertahanan terakhir di kota pelabuhan selatan.
Pabrik Baja dan Besi Illich, yang juga dimiliki oleh Akhmetov, juga rusak parah selama penembakan Rusia di Mariupol.
"Kami pasti akan menuntut Rusia dan menuntut kompensasi yang layak untuk semua kerugian dan bisnis yang hilang," ujar Akhmetov, yang memiliki produsen baja terbesar Ukraina, Metinvest, kepada portal berita Ukraina mrpl.city dalam sebuah wawancara.
"Biaya penggantian ... karena agresi Rusia adalah dari USD 17 hingga USD 20 miliar. Jumlah akhir akan ditentukan dalam gugatan terhadap Rusia,” bebernya, ketika ditanya jumlah kerugian yang ditanggung Metinvest karena kerusakan pabrik baja Azovstal dan Illich.
Sebagai informasi, Akhmetov telah melihat bisnisnya anjlok sebelum perang karena pertempuran delapan tahun di timur Ukraina setelah separatis pro-Rusia mengambil alih petak-petak wilayah di sana.
Sejak perang Rusia-Ukraina pecah pada 24 Februari 2022, Metinvest telah mengumumkan tidak dapat memberikan kontrak pasokannya.
Sementara Grup SCM keuangan dan industri Akhmetov berusaha melunasi kewajiban utangnya, produsen listrik swastanya DTEK telah merestrukturisasi portofolio utangnya, katanya.
Akhmetov mengatakan dia kini masih berada di Ukraina sejak perang terjadi, menambahkan: "Kami percaya pada negara kami dan percaya pada kemenangan kami."
Advertisement
Harta Miliarder Ukraina Anjlok Rp 100 Triliun Masih Gara-gara Perang
Perang Rusia-Ukraina telah menewaskan ribuan nyawa dan merusak infrastruktur di beberapa kota terbesar di Ukraina.
Sementara bagi para miliarder Ukraina, konflik tersebut menimbulkan dampak kerusakan pada sejumlah aset di industri mulai dari baja , batu bara, pertambangan hingga perbankan.
Dikutip dari laman Forbes, Kamis (21/4/2022) konflik Rusia-Ukraina membuat kekayaan aset miliarder Ukraina anjlok cukup besar.
Menurut Forbes, kekayaan gabungan miliarder Ukraina sebanyak USD 11,9 miliar atau setara dengan Rp 170,8 triliun (asumsi kurs Rp 14.350).
Tetapi kini nilai itu sudah turun sebanyak USD 7 miliar atau Rp 100,4 triliun dari USD 18,9 miliar pada World Billionaires List 2021 yang diterbitkan pada Maret 2021.
Saat itu, miliarder perusahaan coklat Petro Poroshenko masih dalam daftar miliarder, namun pendiri bank digital Revolus Vald Yatsenko baru masuk daftar.
Secara kolektif, kekayaan miliarder Ukraina turun USD 9,7 miliar, atau 45 persen dari sebelum invasi Rusia pada 28 Februari 2020.
Salah satu alasan kekayaan mereka tidak turun lebih banyak adalah karena sejumlah besar aset mereka yang disimpan di luar Ukraina.
Tahun ini, Forbes menemukan tujuh miliarder Ukraina untuk daftar World Billionaires list.
Tetapi salah satu orang terkaya Ukraina, yakni Petro Poroshenko, yang sempat menjabat sebagai presiden Ukraina dari 2014 hingga 2019 keluar dari daftar.
Kekayaan bersih Poroshenko turun lebih dari setengahnya, menjadi sekitar USD 700 juta. Penurunan itu terjadi karena perusahaan gula Roshen kehilangan sekitar 75 persen nilainya dan terpaksa menutup dua pabrik di Kyiv dan Boryspil karena konflik.