Sukses

Ekonomi Indonesia Masih Tumbuh Kuat, Ini Buktinya

Salah satu bukti ekonomi Indonesia masih tumbuh kuat adalah kinerja neraca pembayaran Indonesia masih kuat di tengah tekanan terjadinya arus keluar modal.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 masih sangat bagus. Ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi dan investasi serta kinerja ekspor.

Ia menjelaskan, Indeks Penjual Real (IPR) tumbuh 15,4 persen (yoy), kinerja sektor manufaktur tetap positif tercermin dari MPI yang masih ekspansif.

“Konsumsi listrik terutama industri maupun bisnis juga tumbuh positif dan kuatnya indeks keyakinan konsumen meningkat 128,2 dari posisi Maret yang lalu di 111,0 hal ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki optimis terhadap prospek pemulihan ekonomi,” ujar Sri Mulyani, saat konferensi pers, Senin (1//8/2022).

Kemudian dari sisi kinerja neraca pembayaran Indonesia masih diperkirakan tetap kuat ditengah tekanan terjadinya arus keluar modal.

“Di triwulan II 2022 diproyeksikan mencatat surplus dan lebih tinggi dibandingkan capaian triwulan I, hal ini terutama didukung oleh kenaikan surplus neraca perdagangan terutama akibat tingginya harga komoditas global yang merupakan barang-barang ekspor Indonesia,” terang Menkeu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ekonomi RI Masih Tumbuh 5 Persen, Menko Airlangga: Harus Bersyukur

Saat ini, dunia masih dihadapkan dengan sejumlah tantangan yang dikenal dengan The Perfect Storm atau 5C : diantaranya Covid-19, conflict in Ukraina (konflik Rusia-Ukraina) Climate Change (Perubahan Iklim), Commodity Price (kenaikan harga komoditas), dan masalah cost of living (biaya hidup) yang mendorong inflasi.

Menteri Koordinator Bidang Perekomonian Airlangga Hartarto dengan optimis menyampaikan, Indonesia merupakan bangsa yang tangguh, yang senantiasa bangkit dan bekerja di tengah berbagai krisis, dan berbagai tantangan ekonomi yang terjadi.

"Meski tidak mudah, kita patut bersyukur bahwa ekonomi Indonesia mampu bertahan dan bangkit. Pada dua triwulan terakhir ekonomi kita tumbuh di atas 5 persen," kata Airlangga dalam acara Tanoto Scholars Gathering 2022 pada Kamis (28/7/2022).

Angka pertumbuhan ekonomi ini pun diyakini bisa dipertahankan di kuartal ketiga dan keempat.

"Ini membawa optimisme terhadap pemulihan ekonomi ke depan," ucap Menko Airlangga.

Terkait dengan transformasi digital, Menko Airlangga mengungkapkan, di sekitar tahun 2030 Indonesia akan memperoleh bonus demografi dimana 64 persen dari total penduduk produktif.

"Oleh karena ini pertumbuhan harus terus digenjot, salah satunya melalui ekonomi digital yang diproyeksikan mencapai 323 billion USD di tahun 2030," ungkapnya.

Sementara dalam menyiapkan generasi muda untuk bekerja di industri 4.0, Pemerintah terus mendukung dengan mengeluarkan berbagai program salah satunya adalah program live learning melalui Program Kartu Prakerja, dimana pesertanya telah melampaui 12,8 juta.

"Hampir seluruh (peserta program live learning Kartu Prakerja) adalah anak-anak muda," beber Menko Airlangga.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Bakal Lebih Rendah Dibanding Tahun Ini

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengabarkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 ini bakal sedikit mengecil jadi 5,3 persen. Itu sesuai dengan proyeksi terbaru dari Dana Moneter Internasional (IMF).

IMF pun memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan makin terpangkas 0,1 persen di tahun depannya. Kendati demikian, angka-angka tersebut masih jauh lebih baik dibanding negara lainnya.

"Indonesia masih diperkirakan tumbuh 5,3 persen, atau hanya mengalami sedikit koreksi 0,1 persen. Tahun depan masih di 5,2 persen," ujar Sri Mulyani dalam sesi konferensi pers APBN KiTa, Rabu (27/7/2022).

Namun, Sri Mulyani mewanti-wanti, meskipun proyeksi ini terlihat baik, ia tak ingin terlena. Pasalnya, situasi perekonomian dunia kini semakin memanas akibat lonjakan tingkat inflasi.

"Indonesia harus tetap waspada, karena guncangan-guncangan yang terjadi di dunia ini bukan guncangan yang sepele. Ini guncangan yang luar biasa tinggi," seru Sri Mulyani.

"Kita lihat, salah satu guncangannya adalah inflasi tahun ini di negara maju akan tetap bertahan di atas 6 persen, atau 6,6 persen. Di negara berkembang, inflasinya mencapai 9,5 persen, atau lonjakan 0,8 percentage point dari proyeksi sebelumnya," paparnya.

Sebagai perbandingan, berdasarkan perkiraan IMF, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat tahun ini akan turun 1,4 persen jadi 2,3 persen. Sedangkan pada 2023 akan makin parah, menjadi hanya 1 persen secara full year atau terpangkas 1,3 persen.

Begitu juga Eropa, yang pertumbuhan ekonomi di sepanjang 2022 diprediksi turun 0,2 persen menjadi 2,6 persen. Lalu makin terpangkas jadi 1,2 persen di tahun depan, atau turun 1,1 persen dari proyeksi awal.

Sri Mulyani melanjutkan, kondisi serupa pun bakal dirasakan China sebagai negara ekonomi terbesar kedua di dunia. IMF merevisi pertumbuhan ekonominya menjadi hanya 3,3 persen dari tadinya 4,4 persen, dan 4,6 persen pada 2023 atau melemah 0,5 persen.

"Penurunan yang cukup signifikan. China selalu mengharapkan pertumbuhan ekonominya selalu di atas 5 persen. Jadi ini adalah pertumbuhan ekonomi yang cukup lemah untuk tahun ini dan tahun depan," tuturnya.

Reporter: Siti Ayu Rachma

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.