Sukses

Erick Thohir: Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Ditunda, Pembengkakan Biaya Makin Besar

Besaran cost overrun mega proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung menunggu hasil audit dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir belum mengungkap besaran kelebihan biaya atau cost overrun dari proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Namun ia memastikan, jika pembangunan ditunda, akan memakan biaya yang jauh lebih mahal.

Hal ini berkaitan juga dengan penyertaan modal negara (PMN) yang dikucurkan ke PT Kereta Api Indonesia (KAI). Besarannya mencapai Rp 4,1 triliun, yang digunakan untuk tambahan modal percepatan pembangunan KCJB yang digarap konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia-China.

Erick menyebut, besaran cost overrun mega proyek KCJB ini menunggu hasil audit dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Namun, ia belum mengungkap besarannya.

"Itu kan BPKP urusannya," kata dia kepada wartawan di Perpustakaan Nasional RI, Rabu (3/8/2022).

Mengenai pembengkakan biaya, Erick menyebut biaya pembangunan dari tahun ke tahun selalu meningkat. Misalnya, ia mencontohkan, biaya pembangunan rumah yang naik hingga 40 persen dalam satu tahun.

"Kereta cepat sama, kalau kereta cepat ini terus ditunda, harga pembangunannya tahun depan lebih mahal lagi, artinya harus segera diselesaikan," terang dia.

Ia menjelaskan, dalam struktur konsorsium dan pembiayaan proyek ini, sebeasr 75 persen pembangunan berasal dari pinjaman, semetara 25 persen sisanya dari equity. 75 persen dananya itu berasal dari bank China atau China Development Bank (CDB).

"25 persennya equity, dimana Indonesia (porsinya) 55 (persen), China 45 persen. Artinya apa? PMN itu bagian dari equity, karena pinjamannya kan ditambah," ungkapnya.

Kendati begitu, ia enggan berbicara lebih lanjut mengenai potensi adanya investor yang masuk untuk menggarap KCJB.

"Itu sampai hari ini konteksnya itu, jadi belum bicara yang lebih," ujar dia.

 

2 dari 4 halaman

KAI Dapat PMN Rp 4,1 Triliun

PT Kereta Api Indonesia (Persero) disetujui mendapat penyertaan modal negara (PMN) untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Progres pembangunannya disebut mencapai 76 persen.

Sebelumnya, usulan KAI untuk penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2022 sebesar Rp4,1 triliun telah disetujui Komisi VI DPRI RI. PMN tersebut akan digunakan untuk memperkuat KAI dalam penyelesaian proyek Kereta Api Cepat Jakarta - Bandung (KCJB).

VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, progres investasi proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung telah mencapai 85 persen. Sementara itu, progres fisiknya telah mencapai 76 persen.

KCJB akan beroperasi di jalur ganda sepanjang 142,3 km yang akan berhenti di 4 stasiun yaitu Stasiun Halim (Jakarta), Karawang, Padalarang, dan Tegalluar (Bandung).

"KAI melalui KCIC terus berupaya mempersiapkan KCJB semaksimal mungkin sehingga tes dinamis KCJB dapat dilakukan pada November 2022 bertepatan dengan penyelenggaraan Presidensi G20," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (3/8/2022).

Terkait PMN, Joni menyebut dukungan ini sangat penting bagi KAI untuk menjalankan penugasan dari pemerintah yaitu menyelesaikan proyek KCJB melalui PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Apalagi di tengah tantangan yang masih dilalui yakni pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir.

“KAI menyampaikan terima kasih kepada pemerintah atas kepercayaan dan dukungan yang diberikan. KAI berkomitmen untuk menuntaskan penugasan ini dengan menerapkan prinsip good corporate governance (GCG) guna memberikan layanan transportasi kereta cepat yang akan hadir pertama kali di Indonesia ini,” kata Joni.

 

3 dari 4 halaman

Pencairan PMN

Lebih lanjut, Joni menyebur KAI akan terus berkordinasi dengan para stakeholder untuk pencairan PMN tersebut. KAI akan mengelola PMN tersebut dengan akuntabel, transparan dan bertanggung jawab sehingga dapat mewujudkan transportasi kereta cepat dengan tepat waktu.

Dengan adanya layanan kereta api cepat ini, ia berharap dapat turut meningkatkan perekonomian masyarakat terutama di stasiun-stasiun pemberhentian.

“Hadirnya Kereta Api Cepat Jakarta - Bandung akan memberikan pilihan bagi masyarakat untuk bertransportasi dengan cepat dan selamat. KCJB juga diharapkan menjadi momentum agar dapat terealisasi transportasi-transportasi modern lainnya di Indonesia,” tutur Joni.

 

4 dari 4 halaman

Jakarta-Bandung 45 Menit

Hadirnya Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung akan menjadikan Indonesia dengan layanan kereta api cepat pertama di ASEAN. Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan memberikan alternatif transportasi kepada masyarakat yang ingin bepergian dengan cepat, aman, dan nyaman diantara kedua wilayah tersebut.

Satu rangkaian KCJB terdiri dari 8 kereta dengan kapasitas sebanyak 601 pelanggan. Adapun kelas pelayanannya terbagi menjadi VIP Class sebanyak 18 pelanggan, First Class sebanyak 28 pelanggan, dan Second Class sebanyak 555 pelanggan.

Tarif yang akan dikenakan berkisar antara Rp250.000 hingga Rp350.000, namun saat ini tarif tersebut masih terus dikaji dalam berbagai aspek.

"Kecepatan maksimal yang dapat ditempuh KCJB yaitu 350 km per jam dengan waktu tempuh Jakarta - Bandung atau sebaliknya yaitu 36 - 45 menit saja,” kata Joni

Rancangan kereta cepat berjenis KCIC400AF terinspirasi dari satwa khas Indonesia yaitu komodo, dengan warna dominan merah dan putih.

Harapannya, identitas Indonesia langsung muncul saat melihat desain kereta tersebut. Pada bagian interiornya, seperti di kursi terdapat sentuhan motif mega mendung khas Cirebon karena sebagian besar lintasan KCJB melintasi wilayah Jawa Barat.