Sukses

Pembengkakan Biaya Kereta Cepat Jakarta Bandung Ditambal Pakai Utang

Menurut hitungan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), pembengkakan biaya Kereta Cepat Jakarta Bandung mencapai USD 1,176 miliar atau setara dengan Rp 16,8 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mengalami pembengkakan cukup besar. Rencananya, penambalan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menggunakan pinjaman dari bank.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyampaikan, pinjaman yang diambil itu akan digunakan untuk menutup sekitar 75 persen dari total pembengkakan biaya. Sementara, 25 persen lainnya akan ditambal dari patungan antara konsorsium BUMN China dan BUMN Indonesia.

Menurut hitungan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), pembengkakan biaya mencapai USD 1,176 miliar atau setara dengan Rp 16,8 triliun.

"Cost overrun ini akan dibagi nanti, diperkirakan 25 persen itu masing-masing akan chip in, BUMN Indonesia akan chip in, BUMN China akan chip in sesuai dengan komposisinya," kata dia kepada wartawan di Tennis Indoor Senayan, Rabu (3/8/2022).

Informasi, Konsorsium BUMN Indonesia tergabung dalam PT PSBI dimana PT KAI masuk didalamnya. Sementara konsorsium China adalah Beijing Yawan.

Terkait patungan menutup 25 persen pembengkakan biaya ini, Arya juga menyinggung Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp 4,1 triliun ke PT KAI. Sementara konsorsium BUMN China akan menambal sekitar Rp 3 triliun.

"Kita perkirakan chip in-nya Rp 4 triliun, yang dimasukkan ke KAI lewat PMN," ujarnya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Cari Pinjaman

Lebih lanjut, Arya mengungkap akan mencari sumber pinjaman untuk menambal pembengkakan biaya. Ini untuk menutup 75 persen kelebihan biaya proyek KCJB.

Pinjaman ini akan diambil atas nama konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

"dari total itu, itu nanti yang 75 persen kita akan cari loan (pinjaman), cari dari perbankan mana, dari China atau dari mana," ungkapnya.

Kendati begitu, ia belum membocorkan siapa yang akan memberikan pinjaman itu. Alasannya, pihaknya kini tengah menjajaki potensi bank yang akan memberikan pinjaman.

"Kita lagi cari ini, bisa dari bank China dan sebagainya, saat ini masih 76 persen progres (pembangunannya)," kata dia.

 

3 dari 4 halaman

Bisa Lebih Mahal

Terpisah, Menteri BUMN Erick Thohir belum mengungkap besaran kelebihan biaya atau cost overrun dari proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Namun ia memastikan, jika pembangunan ditunda, akan memakan biaya yang jauh lebih mahal.

Hal ini berkaitan juga dengan penyertaan modal negara (PMN) yang dikucurkan ke PT Kereta Api Indonesia (KAI). Besarannya mencapai Rp 4,1 triliun, yang digunakan untuk tambahan modal percepatan pembangunan KCJB yang digarap konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia-China.

Erick menyebut, besaran cost overrun mega proyek KCJB ini menunggu hasil audit dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Namun, ia belum mengungkap besarannya.

"Itu kan BPKP urusannya," kata dia kepada wartawan di Perpustakaan Nasional RI, Rabu (3/8/2022).

Mengenai pembengkakan biaya, Erick menyebut biaya pembangunan dari tahun ke tahun selalu meningkat. Misalnya, ia mencontohkan, biaya pembangunan rumah yang naik hingga 40 persen dalam satu tahun.

"Kereta cepat sama, kalau kereta cepat ini terus ditunda, harga pembangunannya tahun depan lebih mahal lagi, artinya harus segera diselesaikan," terang dia.

Ia menjelaskan, dalam struktur konsorsium dan pembiayaan proyek ini, sebeasr 75 persen pembangunan berasal dari pinjaman, semetara 25 persen sisanya dari equity. 75 persen dananya itu berasal dari bank China atau China Development Bank (CDB).

"25 persennya equity, dimana Indonesia (porsinya) 55 (persen), China 45 persen. Artinya apa? PMN yang mu dibkan itu bagian dari equity, karena pinjamannya kan ditambah," ungkapnya.

Kendati begitu, ia enggan berbicara lebih lanjut mengenai potensi adanya investor yang masuk untuk menggarap KCJB.

"Itu sampai hari ini konteksnya itu, jadi belum bicara yang lebih," ujar dia.

 

4 dari 4 halaman

KAI Dapat PMN Rp 4,1 Triliun

PT Kereta Api Indonesia (Persero) disetujui mendapat penyertaan modal negara (PMN) untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Progres pembangunannya disebut mencapai 76 persen.

Sebelumnya, usulan KAI untuk penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2022 sebesar Rp4,1 triliun telah disetujui Komisi VI DPRI RI. PMN tersebut akan digunakan untuk memperkuat KAI dalam penyelesaian proyek Kereta Api Cepat Jakarta - Bandung (KCJB).

VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, progres investasi proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung telah mencapai 85 persen. Sementara itu, progres fisiknya telah mencapai 76 persen.

KCJB akan beroperasi di jalur ganda sepanjang 142,3 km yang akan berhenti di 4 stasiun yaitu Stasiun Halim (Jakarta), Karawang, Padalarang, dan Tegalluar (Bandung).

"KAI melalui KCIC terus berupaya mempersiapkan KCJB semaksimal mungkin sehingga tes dinamis KCJB dapat dilakukan pada November 2022 bertepatan dengan penyelenggaraan Presidensi G20," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (3/8/2022).

Terkait PMN, Joni menyebut dukungan ini sangat penting bagi KAI untuk menjalankan penugasan dari pemerintah yaitu menyelesaikan proyek KCJB melalui PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Apalagi di tengah tantangan yang masih dilalui yakni pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir.

“KAI menyampaikan terima kasih kepada pemerintah atas kepercayaan dan dukungan yang diberikan. KAI berkomitmen untuk menuntaskan penugasan ini dengan menerapkan prinsip good corporate governance (GCG) guna memberikan layanan transportasi kereta cepat yang akan hadir pertama kali di Indonesia ini,” kata Joni.