Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir menyadari potensi penipuan yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan digitalisasi. Ini jadi tantangan digitalisasi kedepannya.
"Fraud ini tinggi, penipuan akan semakin tinggi, contohnya pinjol (pinjaman online), ini jadi isu," kata dia dalam diskusi bertajuk Menuju Masyarakat Cashless yang digadang AMSI DKI Jakarta, Rabu (3/8/2022).
Baca Juga
Dalam mengantisipasi potensi pelanggaran ini, Erick mengaku tengah mengumpulkan Himpunan Bank Negara (Himbara). Ia pun mengendus ada penipuan di lingkungan Himbara ini.
Advertisement
"Saya sedang kumpulin Himbara. Dalam Himbara sistem fraud ini, penipuan ini, terkena juga tanda-tandanya, tapi saya tak akan cerita kasus per kasus, tapi timbul penipuan di sistem digital," ujarnya.
"Apakah oknum di dalam atau di luar, tapi saya yakin ini akan seiring ketika cashless," tambahnya.
Dengan begitu ia juga menyadari dalam perkembangan industri digital, termasuk keuangan digital kedepannya, juga mendorong penipuan akan semakin canggih.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustivandana mengungkap digitalisasi juga akan mendorong tindak pidana pencucian uang (TPPU).
"ini memang yang sperti pak menteri sampaikan tadi, in dua hal, dari perspektif PPATK kitat tidak terlalu happy terkait dengan digitalisasi transaksi. ini akan secara jelas meng-Accelerate yang namanya TPPU, digitalisasinya itu," ungkapnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Semakin Sulit
Ia menerangkan, digitalisasi di sektor keuangan ini menjadi angin segar bagi yang melakukan transaksi dengan prinsip ekonomi. Di sisi lain menjadi berita baik juga bagi oknum dengan niat jahat.
"Jadi kalau dia mau melakukan tindak pidana dalam konteks diitalisasi dia menyimpannya akan menjadi lebih sulit, difasilitasi secara fintech, makanya sekarang binomo trading robot trading dan segala macam, kan bagaimana agresifnya PPATK menghentikan ratusan transaksi bahkan ribuan transaksi," terang dia.
Namun di sisi lain, Ivan mengaku hal itu tak bisa dilakukan secara sembaranga. Pasalnya, dalam penindakan satu dompet digital, ternyata masih ada dompet digital lainnya yang berkaitan.
"Kalau dulu membekukan si A gampang, kalau sekarang engak kita bekukan satu wallet, karena didalam wallet tadi ada lagi ub walletnya, itu yang jadi harus hati-hati bagi PPATK," ujar dia.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Digitalisasi di BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir memamerkan sederet capaian digitalisasi di lingkungan perusahaan pelat merah. Jika tak mengikuti perkembangan zaman, ia enggan BUMN jadi punah layaknya dinosaurus.
Ia membeberkan digitalisasi yang dilakukan oleh ASDP Indonesia Ferry melalui aplikasi Ferizy, hingga digitalisasi yang dilakukan Bank Mandiri dengan Livin. Upaya ini jadi langkah merespons perkembangan digitalisasi di dunia.
"Sejak awal kita ingin BUMN membangun ekosistem bagaimana digital economy jadi kunci untuk bisa bersaing. Jangan sampai BUMN jadi dinosaurus, mati dimakan zaman, besar badan tapi gak mau metamorfosis," kata dia dalam diskusi bertajuk Menuju Masyarakat Cashless yang digelar AMSI DKI Jakarta, Rabu (3/8/2022).
Erick memuji terobosan digitalisasi yang dilakukan sejumlah BUMN seperti ASDP Indonesia dengan Ferizy dan Bank Mandiri dengan layanan Livin. Dengan sistem daring, ucap Erick, Ferizy mampu mengurai persoalan antrean yang terjadi bertahun-tahun pada layanan penyeberangan.
"Contoh Ferizy ASDP, dulu penyeberangan antre truk bisa 10 jam, kita coba dua tahun lalu, sistem e-tiketing, ini mampu menghemat biaya logistik kita yang saat ini masih 23 persen atau lebih tinggi dari negara lain yang sudah 13 persen," ucap Erick.
Erick menilai keberhasilan sistem ini mendongkrak pergerakan penyeberangan dari Pulau Jawa ke Sumatera hingga 40 persen. Bahkan, saat masa mudik lalu tingkat pertumbuhan penyeberangan armada truk tumbuh hingga 144 persen.
Bank Mandiri
Kemudian, Bank Mandiri dalam merespons tren bank digital lewat Livin mampu menjadi penghubung yang stategis dalam sektor pembayaran nontunai untuk sektor pariwisata Indonesia.
"Saya tugaskan Mandiri membangun ekosistem pembayaran untuk sektor pariwisata. Kita sering terjebak pola pikir kalau bicara industri pariwisata selalu wisatawan asing, padahal sebelum pandemi, 76 persen itu winsun, hanya 24 persen yang asing," kata dia.
"Di Bali, wisatawan asing baru kembali 30 persen, sedangkan wisatawan domestik sudah kembali di 70 persen. Kita sinergikan juga dengan holding pariwisata dan pendukung atau InJourney," tambahnya.
Advertisement