Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah masih melanjutkan pelemahan pada Kamis pagi ini. Pelemahan rupiah berlangsung sejak awal pekan seiring pesan hawkish (kebijakan pengetatan moneter) dari pejabat bank sentral AS The Federal Reserve.
Rupiah pagi ini melemah 7 poin atau 0,05 persen ke posisi 14.919 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.912 per dolar AS.
Baca Juga
"Dolar AS berpotensi lanjutkan tren penguatannya akhir-akhir ini di tengah optimisnya data ekonomi AS serta pesan yang hawkish dari pejabat Federal Reserve," kata analis Monex Investindo Futures Faisyal dikutip dari Antara, Kamis (4/8/2022).
Advertisement
Semalam, data Index Sevices PMI AS yang dilaporkan oleh Institute for Supply Management (ISM) untuk periode Juli menunjukkan naik ke level 56,7 dari periode sebelumnya di 55,3 dan ekspektasi pasar untuk di level 53,5.
Sementara itu untuk jumlah pesanan pabrik AS di periode Juni juga tumbuh 2 persen, lebih tinggi dari periode sebelumnya yang direvisi naik menjadi tumbuh 1,8 persen dan perkiraan pasar untuk pertumbuhan 1,3 persen.
Sentimen lain yang dapat mendukung penguatan dolar AS adalah pernyataan yang dipandang cenderung hawkish dari trio pejabat The Federal Reserve.
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kebijakan Moneter
Presiden Fed St. Louis James Bullard mengatakan bahwa masih ada jalan untuk mencapai kebijakan moneter yang lebih ketat. Bullard mengatakan bahwa masih ingin suku bunga mencapai 3,75 persen hingga 4 persen pada tahun ini.
Selain Bullard, Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari dan Presiden Fed Richmond Thomas Barkins juga bergabung dengan pesan yang cenderung hawkish.
Rully memprediksi hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.860 per dolar AS hingga 14.915 per dolar AS.
Pada Rabu (3/8) lalu, rupiah ditutup melemah 23 poin atau 0,15 persen ke posisi 14.912 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.889 per dolar AS.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Awas! Rupiah Sudah Melemah 4,5 Persen
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti nasib nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD), yang kian terpuruk di tengah ketidakpastian tinggi pada pasar keuangan global.
"Sampai dengan 28 Juli 2022, nilai tukar rupiah kita melemah 4,55 persen year to date," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers hasil rapat berkala KSSK, Senin (1/8/2022).
Namun begitu, ia bersyukur kurs rupiah kondisinya masih lebih baik dibanding mata uang negara tetangga seperti Malaysia, Thailand hingga India.
"Meskipun demikian, pelemahan tersebut lebih baik apabila dibandingkan dengan pelemahan atau Depresiasi berbagai mata uang di kawasan seperti Malaysia Ringgit yang mengalami perlemahan 6,46 persen," bebernya.
"India mengalami perlemahan 6,80 persen, dan Thailand yang mengalami perlemahan hingga mencapai 9,24 persen," kata Sri Mulyani.
Selain nilai tukar rupiah, kondisi tak menentu saat ini turut berimbas terhadap laju inflasi domestik yang kian terangkat. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, laju inflasi pada Juli 2022 mencapai 4,94 persen secara tahunan (year on year).
"Angka ini meningkat dibandingkan bulan Juni 2022 sebesar 4,35 persen year on year. Bahkan posisi inflasi akhir triwulan I masih pada tingkat 2,64 persen year on year," ungkap Sri Mulyani.
Akan tetapi, ia menambahkan, angka tersebut setidaknya masih belum menyentuh target inflasi inti yang ditetapkan pemerintah, yakni di bawah 3 persen.
"Meskipun inflasi headline meningkat, inflasi inti atau core inflasi tetap terjaga pada tingkat 2,86 persen year on year. Hal ini didukung oleh konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga ekspektasi inflasi indonesia," tuturnya.