Liputan6.com, Jakarta - Keramaian Citayam Fashion Week dimulai oleh anak-anak muda Citayam, Bojong, Depok dan sekitarnya yang dengan mudah dapat mengakses area Business District Sudirman menggunakan angkutan umum seperti kereta Commuter Line menuju Jakarta.
Selain transportasi umum, keberadaan Tol Depok-Antasari (Desari) dan Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) juga memudahkan akses menuju business district Jakarta dari daerah-daerah di Depok yang sebelumnya belum banyak dilirik sebagai incaran hunian karena lebih jauh dari lokasi stasiun.
Adanya kemudahan akses transportasi tersebut dapat menjadi inspirasi bagi para pekerja kerah putih di Kawasan Sudirman Center Business District (SCBD) untuk melirik SCBD lainnya sebagai lokasi hunian, yaitu Sawangan, Citayam, Bojong, Depok dan sekitarnya.
Advertisement
Tol Desari memiliki panjang keseluruhan 28 km, terbagi menjadi 3 seksi dimana seksi 1 dan 2 telah beroperasi serta seksi 3 ditargetkan akan selesai konstruksi pada tahun 2022 ini. Sementara Tol Cijago memiliki panjang keseluruhan mencapai 14,7 km yang juga terbagi menjadi 3 seksi dimana seksi 1 dan 2 telah beroperasi serta seksi 3 (Kukusan-Cinere) ditargetkan akan selesai konstruksinya pada pertengahan tahun 2022 ini.
Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan, pembangunan infrastruktur di koridor selatan Jakarta seperti Tol Desari dan Tol Cijago yang nantinya akan terkoneksi dengan tol di wilayah Bogor tentunya akan membuka kesempatan dan peluang bagi para pengembang properti yang mengembangkan proyeknya di selatan Jakarta.
"Hal ini sejalan dengan data Rumah.com Indonesia Property Market Report Q1 2022 dimana Kota Depok mencatat kenaikan baik pada indeks harga, suplai, maupun permintaan dibandingkan kota-kota lain di Jabodetabek. Konsumen kini tidak lagi terpaku pada kawasan Cinere yang selama ini menjadi primadona di Kota Depok," jelas Marine, dalam keterangan tertulis, Minggu (7/8/2022).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tumbuh Konsisten
Menurut data Rumah.com Indonesia Property Market Report Q1 2022, indeks harga rumah di Kota Depok bertumbuh cukup konsisten selama setahun terakhir, seiring dengan melambatnya kenaikan indeks suplai.
Pada kuartal satu tahun 2022, indeks harga properti di Depok naik 2,7 persen secara kuartalan dan naik 7,7 persen secara tahunan.
Di sisi suplai, indeks mengalami kenaikan sebesar 3,0 persen secara tahunan namun turun tipis sebesar 0,8 persen secara kuartalan.
Sementara indeks permintaan, tidak terjadi peningkatan maupun penurunan secara kuartalan namun secara tahunan terlihat penurunan sebesar 15,1 persen. Stagnasi indeks secara kuartalan pada Q1 2022 dapat menunjukkan adanya perbaikan tren permintaan rumah di Kota Depok.
Data Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI) tersebut memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 700.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.
Advertisement
Sawangan
Marine menuturkan bahwa menurut data Rumah.com Indonesia Property Market Report Q1 2022 menunjukkan bahwa area Sawangan menempati urutan pertama 10 besar area di Kota Depok dengan permintaan properti tertinggi sepanjang Q1 2022 yaitu sebesar 24,37 persen dari keseluruhan total permintaan.
“Area Sawangan mencatat kenaikan harga properti tertinggi kedua di Kota Depok. Kenaikan ini diperkirakan karena area Sawangan memiliki dua akses jalan tol yaitu Serpong-Pamulang dan Depok-Antasari. Meskipun demikian median harga properti di Sawangan relatif masih rendah yaitu sebesar Rp 6,51 juta," kata Marine.
Indeks harga properti di Sawangan tercatat naik 3,45 persen, indeks suplai naik drastis sebesar 12 persen sementara indeks permintaan turun 2,38 persen. Keberadaan kawasan terpadu dan kota mandiri seperti The Park, Gardens Grha Sawangan, Citra Raya, dan Alam Sutera juga menarik banyak konsumen untuk membeli hunian di sekitar Sawangan.
Citayam
Tren pasar perumahan di Citayam dapat ditelisik melalui perkembangan properti di Kota Depok secara keseluruhan. Area Citayam yang dahulu kurang diperhitungkan, kini justru menjadi salah satu incaran utama di Kota Depok. Bahkan, permintaan rumah di area Citayam menjadi tertinggi kedua di Kota Depok yaitu sebesar 11,88 persen dari keseluruhan total permintaan.
“Indeks harga dan suplai rumah di Citayam bergerak beriringan akhir-akhir ini. Masing-masing mencatat tren positif secara kuartalan, walaupun negatif secara tahunan. Indeks harga naik sebesar 1,0 persen dari kuartal sebelumnya adapun secara tahunan turun sebesar 4,6 persen. Sementara itu, indeks suplai naik sebesar 19,9 persen secara kuartalan namun turun sebesar 12,5 persen secara tahunan,” ujar Marine.
Citayam berlokasi di pinggiran Kota Depok dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Bogor sehingga warga Citayam bisa memilih berbagai fasilitas baik di Kota Depok atau Kabupaten Bogor. Citayam memiliki fasilitas terpenting yaitu akses transportasi commuter line melalui Stasiun Citayam yang sudah sejak jaman dahulu ada. Sehingga kawasan ini mampu mengakomodir kebutuhan hunian bagi para pekerja di Jakarta yang menginginkan hunian terjangkau di kawasan penyangga.
Advertisement
Pancoran Mas
Sementara itu area Pancoran Mas mencatat kenaikan harga properti tertinggi di Kota Depok. Kenaikan harga di Pancoran Mas tampaknya didorong oleh keberadaan gerbang tol tepat di dalam area kecamatan dan dua akses jalan tol, yaitu Depok-Antasari dan Cimanggis-Cinere.
Marine menjelaskan bahwa akses yang lebih dekat dengan pusat kegiatan Kota Depok di Margonda Raya juga menguntungkan pemilik hunian di area Pancoran Mas sehingga terjadi kenaikan permintaan secara kuartalan. Permintaan rumah di area Pancoran Mas menjadi tertinggi keenam di Kota Depok yaitu sebesar 8,78 persen dari keseluruhan total permintaan.
Indeks harga properti di area Pancoran Mas tercatat naik sebesar 5,1 persen, indeks suplai naik sebesar 6 persen sementara indeks permintaan naik drastis 20 persen dengan median harga per meter persegi tercatat sebesar Rp 9,7 juta.