Sukses

Elon Musk Tantang CEO Twitter Debat Publik, Ada Apa?

Elon Musk menantang Chief Executive Officer atau CEO Twitter Inc Parag Agrawal untuk debat publik tentang persentase bot di platform media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk menantang Chief Executive Officer atau CEO Twitter Inc Parag Agrawal untuk debat publik tentang persentase bot di platform media sosial. Dia mengatakannya dalam sebuah unggahan di akun Twitter pada Sabtu, 6 Agustus 2022.

Biarkan dia membuktikan kepada publik bahwa Twitter memiliki <5% pengguna harian palsu atau spam!” kata Elon Musk dalam sebuah tweet dilansir dari South China Morning Post, Senin (8/8/2022).

Selain itu, dia juga memulai jajak pendapat yang menanyakan pengguna apakah kurang dari 5 persen pengguna harian Twitter termasuk palsu atau spam.

Di sisi lain, pada Kamis lalu Twitter telah menolak klaim Musk bahwa ia ditipu untuk menandatangani perjanjian senilai USD 44 miliar untuk membeli perusahaan.

Elon Musk mengajukan gugatan balik terhadap Twitter pada 29 Juli yang akhirnya meningkatkan perjuangan hukumnya melawan perusahaan atas upayanya untuk menjauh dari perjanjian pembelian.

Padahal sebelumnya pada hari Sabtu, Musk mengatakan bahwa jika Twitter dapat memberikan metode pengambilan sampel 100 akun.

Kemudian cara untuk mengetahui bahwa akun itu nyata, kesepakatan untuk membeli perusahaan harus dilanjutkan dengan persyaratan aslinya. Nantinya kedua belah pihak menuju pengadilan Oktober di pengadilan Delaware.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Uji Tuntas

Dalam hal ini, pada Sabtu lalu pun Twitter enggan berkomentar. Perusahaan telah berulang kali mengungkapkan kepada Securities and Exchange Commission perkiraan bahwa kurang dari 5 persen akun pengguna palsu atau spam dengan penafian bahwa itu bisa lebih tinggi.

Musk melepaskan haknya untuk melakukan uji tuntas lebih lanjut ketika dia menandatangani perjanjian merger April.

Sementara itu, Twitter sebetulnya juga telah berargumen di pengadilan bahwa Musk sengaja mencoba untuk menghentikan kesepakatan karena kondisi pasar telah memburuk dan akuisisi tidak lagi melayani kepentingannya.

Dalam pengajuan pengadilan pada hari Kamis, itu menggambarkan klaim baliknya sebagai cerita imajiner "bertentangan dengan bukti dan akal sehat”.

“Musk menciptakan representasi yang tidak pernah dibuat Twitter dan kemudian mencoba menggunakan, secara selektif, data rahasia ekstensif yang diberikan Twitter kepadanya untuk menyulap pelanggaran representasi yang diklaim itu,” tulis pengacara perusahaan.

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS