Sukses

Sri Mulyani: Kepemimpinan Indonesia di ASEAN 2023 Bisa Turunkan Tensi Politik Global

Peran Indonesia sebagai Kepemimpinan atau Chairmanship di ASEAN pada 2023 bisa menjadi momentum untuk menurunkan tensi politik dunia yang saat ini masih memanas.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut, peran Indonesia sebagai Kepemimpinan atau Chairmanship di ASEAN pada 2023 bisa menjadi momentum untuk menurunkan tensi politik dunia yang saat ini masih memanas.

“Kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN akan menjadi pertaruhan terhadap kemampuan menurunkan konflik, tensi, dan meningkatkan kerja sama. Sebagai chairmanship, Indonesia bisa mendorong kerja sama dan menurunkan tensi politik dunia,” kata Sri Mulyani dalam Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Indonesia, Senin (8/8/2022).

Kata Menkeu, negara-negara yang tergabung dalam ASEAN akan membahas mengenai pemulihan pembangunan kembali, ekonomi digital, dan keberlanjutan yang sesuai dengan tantangan kondisi ekonomi dan geopolitik saat ini.

“Kita akan terus mendukung dan mendorong agar kerja sama ASEAN tidak hanya terkait pembahasan kebijakan yang besar, tetapi juga mencakup dukungan dan afirmasi terhadap pelaku ekonomi terutama pelaku ekonomi berskala kecil,” ujar Menkeu.

Oleh karena itu, Indonesia perlu memaksimalkan manfaat globalisasi termasuk memanfaatkan perannya sebagai anggota ASEAN dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), yang mana pada tahun 2045 penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 309 juta.

Maka dari itu, Pemerintah terus memperbaiki infrastruktur pendidikan maupun kesehatan Indonesia, dengan mengalokasikan 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk sektor pendidikan per tahunnya.

“Dengan mayoritas penduduk usia muda yang tinggal di perkotaan nantinya, Indonesia membutuhkan perencanaan ke depan yang disiapkan dari hari ini. Kita tidak bisa menjadi negara maju kalau tidak melakukan pekerjaan rumah membangun SDM, infrastruktur, birokrasi, dan transformasi ekonomi,” pungkas Menkeu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

PM Kamboja Tekankan ASEAN Perlu Tegakkan Stabilitas dan Perdamaian Regional

Perdana Menteri Kamboja Samdech Techo Hun Sen mengatakan pada hari Senin bahwa Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) perlu bersatu untuk mengatasi tantangan-tantangan utama demi perdamaian, stabilitas kawasan, dan pembangunan berkelanjutan.

Dilansir Xinhua, Senin (8/8/2022), dalam pesan video untuk menandai Hari ASEAN, Hun Sen, ketua ASEAN untuk 2022, mengatakan Kamboja berkomitmen untuk menegakkan dan mempromosikan sentralitas, persatuan, dan solidaritas ASEAN untuk mengatasi tantangan regional bersama dan untuk meningkatkan kontribusi blok itu bagi perdamaian regional dan global, stabilitas, keamanan, dan pembangunan berkelanjutan.

"ASEAN perlu berdiri di atas persatuan kita untuk kerja sama dan kepentingan bersama," katanya. "Kami akan berusaha untuk fokus pada tindakan yang mengikat kami bersama untuk kemakmuran yang lebih besar di kawasan kami."

Hun Sen mengatakan memang benar bahwa ASEAN tidak dapat menjamin tidak adanya perang dan konflik, tetapi setidaknya, ASEAN telah menjadi platform terbuka untuk dialog dan konsultasi konstruktif, yang telah berkontribusi besar dalam menegakkan perdamaian dan stabilitas di kawasan.

Dia mengatakan lebih dari dua tahun dalam pandemi COVID-19, ASEAN telah berhasil mengatasi krisis global ini dan efek buruknya pada kesehatan masyarakat, masyarakat, ekonomi, dan kehidupan sehari-hari masyarakat. 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Fase Pemulihan

Dia menambahkan bahwa blok tersebut telah menghasilkan banyak inisiatif untuk mengekang dampak krisis kesehatan ini dengan mengadopsi Kerangka Pemulihan Komprehensif ASEAN yang luas untuk melindungi kehidupan masyarakat dan menjaga stabilitas sosial dan pertumbuhan ekonomi.

"Kami dapat dengan aman mengatakan bahwa kami sekarang dalam fase pemulihan," kata Hun Sen.

Ringkasnya, kami percaya bahwa ASEAN dapat terus maju dengan kekuatan, solidaritas, dan persahabatan untuk mengatasi semua tantangan yang kita hadapi demi kebaikan bersama rakyat dan kawasan kita, sejalan dengan semangat inti ASEAN: 'Satu Visi , Satu Identitas, Satu Komunitas'," tambahnya.

Didirikan pada tahun 1967, ASEAN mengelompokkan Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.