Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo meresmikan Terminal Kijing. Terminal yang terletak di Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat, ini nantinya ditargetkan sebagai pengganti Pelabuhan Dwikora secara bertahap.
Saat ini, pemanfaatan Pelabuhan Dwikora yang terletak di kawasan perkotaan sudah optimal. Dengan adanya keterbatasan lahan, maka perluasan Pelabuhan Dwikora juga sulit dilakukan.
Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono, mengatakan terminal Kijing merupakan Proyek Strategis Nasional yang dibangun berdasarkan Perpres No. 43/2017 tentang Percepatan Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak di Kalimantan Barat.
Advertisement
“Pembangunan Terminal Kijing sejalan dengan salah satu target penggabungan Pelindo yang berperan untuk mendukung pengembangan infrastruktur yang lebih terkoordinasi, sehingga dapat menciptakan konektivitas maritim dan hilirisasi industri,” kata Arif, Selasa (9/8/2022).
Pembangunan Terminal Kijing dibagi dalam tiga tahap, Tahap 1 Inisial, Tahap 1 Lanjutan dan Tahap 2. Pembangunan Tahap Inisial ini meliputi dermaga dengan dimensi 1.000 meter kali lebar 100 meter, Port Management Area (200X100 m), jalan menuju dermaga (trestle) sepanjang 3,45 km dengan lebar 19,8 meter, terminal petikemas dan terminal multipurpose.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Punya 4 Area
Terminal ini memiliki empat area, yakni petikemas dengan kapasitas tahap awal 500 ribu TEUs dan kapasitas tahap akhir 1,95 juta TEUs per tahun, area curah kering dengan kapasitas tahap awal 7 juta ton dan kapasitas tahap akhir 15 juta ton, area curah cair dengan kapasitas tahap awal 5 juta ton dan kapasitas tahap akhir (12,18 juta ton), dan area multipurpose dengan kapasitas tahap awal 500 ribu ton dan kapasitas tahap akhir 1 juta ton.
Luas kawasan pelabuhan ini mencapai 200 hektar yang meliputi area terminal dan back up area pelabuhan.
“Kedepannya, terminal ini secara bertahap akan menggantikan peran pelabuhan eksisting di Pontianak. Pelabuhan Pontianak nantinya akan dimaksimalkan untuk melayani kegiatan lainnya seperti kapal penumpang atau kapal Ro-Ro dan layanan lainnya untuk mendukung kegiatan penumpang antar pulau yang menggunakan transportasi laut,” kata Arif.
Kalimantan Barat memang sangat membutuhkan pelabuhan baru. Tahun lalu, utilitisasi Pelabuhan Dwikora sudah mencapai 257 ribu TEUs atau 86 persen dari kapasitas pelabuhan. Lahan untuk ekspansi juga sudah tak tersedia.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Laju Sedimentasi
Laju sedimentasi di hulu Sungai Kapuas dan penyempitan alur berdampak pada tingginya biaya operasional pengerukan. Lebar alur menyempit dari 60 meter menjadi 40 meter dalam lima tahun terakhir.
“Terminal Kijing diproyeksikan menjadi kawasan pelabuhan internasional terbesar di Kalimantan dan akan menjadi salah satu pelabuhan hub di Indonesia dimana pada awal pengoperasiannya digunakan untuk pelayanan multipurpose,” kata Arif.
Arif menjelaskan harapannya dari pemerintah agar dapat menstimulus aktivitas terminal baru ini lebih banyak lagi. “Pertama, di mohon pada pemerintah untuk memfasilitasi pelebaran jalan arteri agar mampu menampung kendaraan berat.
Kedua, adanya akses jalan tol yang menghubungkan kota perdagangan yaitu Singkawang dan Pontianak. Terakhir, diharapkan pemerintah dapat menyediakan sekitar 2000-3000 hektar di belakang pelabuhan hanya diperuntukan untuk kegiatan industri sebagai pendukung aktivitas pelabuhan.