Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyakini peresmian Proyek Strategis Nasional Pelabuhan Terminal Kijing, Mempawah, Kalimantan Barat memiliki nilai strategis bagi pemerataan dan akselerasi pertumbuhan ekonomi di daerah dan nasional.
Pelabuhan Terminal itu juga akan memperkuat ekosistem industri pelabuhan nasional, sekaligus daya saing pelabuhan-pelabuhan Indonesia sebagai jalur strategis perdagangan di Asia Tenggara serta internasional.
Baca Juga
"Seperti yang diungkapkan Bapak Presiden, ada nilai strategis bagi pemerataan dan akselerasi pertumbuhan ekonomi di daerah dan nasional melalui pembangunan pelabuhan," kata Erick saat ikut menyaksikan peresmian pelabuhan Terminal Kijing oleh Presiden RI, Joko Widodo di Kabupaten Mempawah, Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (9/8).
Advertisement
Menurutnya, pelabuhan terminal itu akan mendukung hilirisasi untuk memaksimalkan ekspor dengan cara-cara baru dan juga percepatan ekonomi.
"Pelabuhan Terminal Kijing yang kapasitasnya akan meningkat ini, membuat daya saing kita nantinya makin kuat, serta memantapkan rantai ekosistem industri pelabuhan kita sehingga makin terkoneksi dan mendukung hilirisasi industri," ujar Erick Thohir.
Ia menambahkan, peran Kementerian BUMN dalam pembangunan Pelabuhan Terminal Kijing, salah satunya melalui pendanaan mandiri dari anggaran BUMN hasil kolaborasi antara Pelindo dan WIKA. Tujuannya adalah mempercepat kapasitas Pelindo menjadi operator pelabuhan bertaraf internasional.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Diharapkan, Pelindo dapat menghubungkan belasan ribu pulau Nusantara, membawa arus pertumbuhan perekonomian, dan menaikkan daya saing Indonesia. Saat ini, Indonesia masih dianggap sebagai negara dengan biaya logistik tertinggi.
"Karena itu, saya berharap keberadaan pelabuhan Terminal Kijing ini harus dimanfaatkan secara optimal sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya Kalimantan Barat yang memiliki potensi crude palm oil, bauksit, dan sumber alam lainnya melalui efisiensi jalur distribusi dari kawasan industri menuju lokasi bongkar muat barang. Hal ini bertujuan menekan biaya logistik agar lebih ekonomis," terang Erick.
Pelabuhan Terminal Kijing adalah pelabuhan terbesar di Pulau Kalimantan dengan kapasitas hingga 1,95 juta TEUs container dan 28 juta ton barang. Meski saat ini baru digunakan untuk 500 ribu TEUs kontainer dan 8 juta ton, namun kapasitas itu memiliki nilai strategis bagi pemerataan dan akselerasi pertumbuhan ekonomi di daerah dan nasional.
Kontribusi yang disediakan pelabuhan tersebut juga memperkokoh posisi Pelindo sebagai operator terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia dengan total arus peti kemas atau throughput mencapai 16,7 juta TEUs.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Mengenal Terminal Kijing, Pengganti Pelabuhan Dwikora yang Diresmikan Jokowi
Presiden Joko Widodo meresmikan Terminal Kijing. Terminal yang terletak di Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat, ini nantinya ditargetkan sebagai pengganti Pelabuhan Dwikora secara bertahap.
Saat ini, pemanfaatan Pelabuhan Dwikora yang terletak di kawasan perkotaan sudah optimal. Dengan adanya keterbatasan lahan, maka perluasan Pelabuhan Dwikora juga sulit dilakukan.
Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono, mengatakan terminal Kijing merupakan Proyek Strategis Nasional yang dibangun berdasarkan Perpres No. 43/2017 tentang Percepatan Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak di Kalimantan Barat.
“Pembangunan Terminal Kijing sejalan dengan salah satu target penggabungan Pelindo yang berperan untuk mendukung pengembangan infrastruktur yang lebih terkoordinasi, sehingga dapat menciptakan konektivitas maritim dan hilirisasi industri,” kata Arif, Selasa (9/8/2022).
Pembangunan Terminal Kijing dibagi dalam tiga tahap, Tahap 1 Inisial, Tahap 1 Lanjutan dan Tahap 2. Pembangunan Tahap Inisial ini meliputi dermaga dengan dimensi 1.000 meter kali lebar 100 meter, Port Management Area (200X100 m), jalan menuju dermaga (trestle) sepanjang 3,45 km dengan lebar 19,8 meter, terminal petikemas dan terminal multipurpose.
Punya 4 Area
Terminal ini memiliki empat area, yakni petikemas dengan kapasitas tahap awal 500 ribu TEUs dan kapasitas tahap akhir 1,95 juta TEUs per tahun, area curah kering dengan kapasitas tahap awal 7 juta ton dan kapasitas tahap akhir 15 juta ton, area curah cair dengan kapasitas tahap awal 5 juta ton dan kapasitas tahap akhir (12,18 juta ton), dan area multipurpose dengan kapasitas tahap awal 500 ribu ton dan kapasitas tahap akhir 1 juta ton.
Luas kawasan pelabuhan ini mencapai 200 hektar yang meliputi area terminal dan back up area pelabuhan.
“Kedepannya, terminal ini secara bertahap akan menggantikan peran pelabuhan eksisting di Pontianak. Pelabuhan Pontianak nantinya akan dimaksimalkan untuk melayani kegiatan lainnya seperti kapal penumpang atau kapal Ro-Ro dan layanan lainnya untuk mendukung kegiatan penumpang antar pulau yang menggunakan transportasi laut,” kata Arif.
Kalimantan Barat memang sangat membutuhkan pelabuhan baru. Tahun lalu, utilitisasi Pelabuhan Dwikora sudah mencapai 257 ribu TEUs atau 86 persen dari kapasitas pelabuhan. Lahan untuk ekspansi juga sudah tak tersedia.
Advertisement