Sukses

Zulkifli Hasan Pamer 55 Hari jadi Mendag, Harga Minyak Goreng Jinak

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mempamerkan harga minyak yang terkendali, sebagai capaiannya sebagai Menteri Perdagangan yang baru menjabat 55 hari.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mempamerkan harga minyak goreng yang terkendali, sebagai capaiannya sebagai Menteri Perdagangan yang baru menjabat 55 hari. Sebab menurut Zulhas, sapaan akrab Zulkifli, mengendalikan harga minyak goreng cukup sulit.

"Hari ini, 55 hari sudah bekerja sebagai menteri, terutama minyak goreng yang susah dijinakan, sekarang alhamdulillah sudah jinak," ucap Zulkifli Hasan di kantor Kementerian Perdagangan, Rabu (10/8).

Dia berujar, segala 'pekerjaan rumah' sebagai Menteri Perdagangan masih menanti untuk segera ditindaklanjuti. Seperti pagi tadi, ia mengaku dipanggil oleh Presiden Joko Widido ke Istana Negara.

Tidak dijelaskan, materi yang dibahas pada pertemuan tersebut. Yang jelas, Zulkifli Hasan mengatakan, banyak kegiatan sekaligus tugas yang ia harus kerjakan baik sebagai menteri atau ketua umum partai politik.

Sebagaimana diketahui, Zulkifli Hasan merupakan Ketua Umum dari Partai Amanat Nasional (PAN). Rabu pagi, usai bertemu dengan Presiden Jokowi, Zulkifli Hasan bergegas ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mendaftarkan PAN sebagai peserta Pemilu.

"Pagi-pagi saya dipanggil Pak Presiden, dipanggil setengah 10 nawar jam 9, tawar lagi setengah 9, akhirnya saya tawar lagi jam 8, diterima jam 8. Dan jam 10 tadi saya daftar KPU," ujarnya.

Usai membuka Trade Expo Indonesia ke-37, Zulkifli Hasan mengatakan harus pergi ke Yogyakarta dalam rangka kerjasama antara Kementerian Perdagangan dengan Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) Yogyakarta.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Rem Laju Inflasi, Mendag Wanti-Wanti Pemda Subsidi Angkutan Pangan

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meminta kepala daerah untuk mensubsidi biaya angkutan pangan di daerahnya. Tujuannya, mengerem laju inflasi pangan.

Menurutnya, komponen terbesar yang mempengaruhi tingginya harga pangan adalah biaya logistik atau biaya angkut. Maka, subsidi biaya angkut dipandang bisa jadi solusi meredam inflasi.

Kemarin juga ratas dipimpin oleh pak Presiden langsung, agar para Bupati, kepala daerah juga care, paling tidak untuk mengerem laju inflasi itu dia kalau masih terus kegiatannya bergerak, kita harus bantu subsidi angkutannya," ujarnya kepada wartawan di Kementerian Perdagangan, Rabu (10/8/2022).

Dalam rapat terbatas itu, Mendag Zulkifli menekankan peran dari pemerintah daerah. Utamanya membantu akses logistik pangan.

"Diminta kepala-kepala daerah memperhatikan ini, kalau memang masih (tinggi harga pangan), karena yang paling mahal yang paling tinggi naiknya itu angkutan, makanya kepala daerah bisa mensubsidi angkutan," paparnya.

Terkait anggaran subsidi, ia mengacu pada alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Artinya, tidak akan mengambil dana dari pemerintah pusat.

"Ada APBD kan, kan ada dana seperti kita, (dana) cadangan," ungkapnya.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Harga Pangan Turun

Lebih lanjut, ia menuturkan harga sejumlah bahan pangan telah mengalami penurunan. Harapannya, harga tak kembali naik dan mempengaruhi tingkat inflasi.

Untuk diketahui, inflasi indonesia tercatat 4,9 persen, dengan sektor pangan yang berkontribusi cukup besar 1,92 persen.

"Inflasi kita 4,9 (persen) tapi sekarang sudah mulai ya, harga-harga bisa di cek ya (sudah turun)," kata dia.

Mendag Zulkifli menerangkan harga ayam sudah turun dari Rp 42.000 per kilogram menjadi Rp 36.000 per kilogram. Harga bawang dari Rp 80.000 per kilogram menjadi Rp 30.000 perkilogram.

"Cabai merah keriting, rawit, segala macam dari Rp 130.000 sekarang sudah Rp 70.000 perkilo, telur dari Rp 32.000 (per kilogram) sekarang sudaj Rp 27.000 perkilo," bebernya.

"Jadi mudah-mudahan ini jangan sampai naik lagi," tambah Mendag.