Liputan6.com, Jakarta - Dewan Energi Nasional (DEN) mendorong peningkatan penggunaan gas bumi nasional, salah satu caranya dengan menerapkan konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG).
Anggota DEN Eri Purnomohadi mengatakan, DEN sejak awal berkomitmen mendorong pemanfaatan gas bumi yang berasal dari sumur gas di dalam negeri, untuk memenuhi kebutuhan berbagai sektor seperti industri, transportasi dan rumah tangga, sehingga dapat mengurangi impor bahan bakar.
Baca Juga
"Termasuk gas DME (Dimethyl Ether) Gasifikasi batu bara untuk mengurangi impor LPG," kata Eri, di Jakarta, Rabu (10/8/2022).
Advertisement
Eri melanjutkan, konversi BBM ke BBM juga akan menjadi salah satu konsep dalam mendorong transisi energi. Pasalnya, gas bumi merupakan energi yang rendah emisi, hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengurangi emisi karbon.
"BBG adalah salah satu program transisi energi, " ujarnya.
Menurut Eri, saat ini DEN sedang meramu peta jalan untuk menunjang pelaksanaan transisi energi, dia memperkirakan peta jalan tersebut akan rampung pada akhir 2022.
"Dari BBM ke bahan bakar gas itu termasuk dalam konsep road map transisi energi, " imbuhnya.
Anggota Komisi VII DPR Mulyanto menggungkapkan, program konversi B ke BBG baik untuk mengurangi konsumsi BBM yang sebagian besar berasal dari impor.
"Ini program yang bagus. Khususnya menggunakan gas alam. Karena dapat mengurangi konsumsi BBM kita, apalagi di tengah harga migas dunia yang tinggi," ucapnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1.036 Nelayan Musi Banyuasin Terima Paket Konversi BBM ke BBG
Sebelumnya, Kabupaten Musi Banyuasin menerima pendistribusian paket perdana Program Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan Sasaran pada tahun 2020. Sebanyak 1.036 unit dibagikan secara gratis untuk nelayan di daerah tersebut, Kamis (15/10).
Penyerahan secara simbolis paket perdana Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan Sasaran digelar di Dermaga Dinas Perhubungan Kabupaten Musi banyuasin yang berlokasi di Kecamatan Sekayu. Hadir dalam acara ini, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Alimuddin Baso, Wakil Ketua Komisi VII DPR M. Alex Noerdin, Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Musi Banyuasin perwakilan PT Pertamina wilayah Musi Banyuasi dan instansi terkait lainya, serta sekitar 100 nelayan penerima paket perdana.
Ini merupakan kali pertama nelayan di Kabupaten Musi Banyuasin mendapatkan paket perdana Program Konversi BBM ke BBG. Tak mengherankan apabila para nelayan menyambutnya dengan penuh kegembiraan.
Penerima paket perdana ini merupakan nelayan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan Pemerintah yaitu nelayan pemilik kapal kurang dari 5 GT, kapal berbahan bakar bensin, memiliki daya mesin 13 HP, alat tangkap yang digunakan ramah lingkungan, belum pernah menerima bantuan sejenis, memiliki kartu KuSUKA.
Paket yang dibagikan terdiri dari mesin penggerak, konverter kit, 2 buah tabung LPG 3 kg, serta aksesoris pendukung lainnya (reducer, regulator, mixer, dll).
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Alimuddin Baso dalam kesempatan itu mengungkapkan, pembagian paket perdana ini merupakan wujud komitmen Pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan.
Paket senilai Rp 7 juta yang diberikan secara cuma-cuma ini diharapkan dapat dimanfaatkan dan dirawat dengan baik oleh para nelayan. "Ini merupakan barang milik negara yang kita serahkan ke masyarakat. Tolong jangan dijual dan gunakan sebagai alat tangkap. Paket ini gratis dari Pemerintah dan mudah-mudahan bisa menolong perekonomian nelayan," ujar Ali.
Apreasiasi atas usaha Pemerintah ini disampaikan Wakil Ketua Komisi VII DPR M. Alex Noerdin. "Terima kasih kepada Pemerintah Pusat yang telah memfasilitasi, membantu para nelayan ini. Mudah-mudahan dan kita yakin akan memberikan manfaat yang besar bagi kita semua," kata Alex.
Dalam kesempatan itu, Alex mengingatkan agar nelayan ketika melaut, tidak menggunakan alat-alat atau bahan kimia yang dapat merusak ekosistem laut. "Tangkap ikan jangan pakai racun atau listrik. Nanti yang melakukan pelanggaran akan kena sanksi," tegasnya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Penghematan Anggaran
Mewakili para nelayan, Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza juga berterima kasih atas bantuan yang diterima. Dengan konversi ini, penghematan anggaran yang dikeluarkan nelayan cukup besar. Jika menggunakan bahan bakar bensin harga jual Rp6.500 per liter dengan estimasi penggunaan 5 liter per hari, maka setiap bulannya anggaran yang dikeluarkan nelayan sebanyak Rp 975.000.
Sedangkan jika menggunakan LPG dengan harga Rp18.000 per 3 kg dengan estimasi kebutuhan 1,2 kg perhari, maka anggaran perbulan yang dikeluarkan hanya sekitar Rp 240.000. "Dengan menggunakan LPG, nelayan dapat menghemat Rp 735.000 setiap bulannya,” terangnya.
Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Kementerian ESDM, Komisi VII DPR, PT Pertamina dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota. Anggaran kegiatan ini semula dialihkan untuk penanganan Covid-19. Namun oleh Komisi VII DPR RI dimunculkan kembali sehingga dilakukan refocusing anggaran pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral karena program ini menyentuh langsung kepada masyarakat nelayan.
Pandemi Covid-19 juga menjadikan pendistribusian paket perdana ini memiliki tantangan tersendiri. Untuk mencegah penyebaran virus tersebut, pembagiannya menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak fisik (physical distancing) dan pengecekan suhu tubuh nelayan.
Program Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan Sasaran telah dilaksanakan sejak 2016 dan hingga 2019, Pemerintah telah mendistribusikan 60.859 unit paket konversi di 93 Kabupaten/Kota.
Pada tahun 2020, akan dilaksanakan pembagian 25.000 unit paket konversi BBM ke BBG untuk Nelayan Sasaran di 42 kabupaten/kota. Sedangkan tahun 2021, direncanakan akan dibagikan sebanyak 28.000 unit paket konversi di 20 provinsi.