Sukses

Orang Terkaya Dunia Ini Ogah Ambil Gajinya, Kenapa?

Selain itu, Ambani yang dianggap lebih tua mempertahankan gajinya yang sama selama 15 tahun.

Liputan6.com, Jakarta Tidak disangka, seorang miliarder asal India Mukesh Ambani tidak menarik gaji atau tunjangan apa pun dari perusahaannya, Reliance Industries, sejak tahun lalu hingga saat ini.

Dengan besar hati dan secara sukarela dia menyerahkan remunerasi sehubungan dengan pandemi yang menghantam bisnis dan ekonomi.

Hingga tahun 2020, selama 15 tahun industrialis itu menarik paket tahunan sebesar INR 150 juta termasuk gaji, komisi, dan tunjangan.

Namun, ketika pandemi melanda, industrialis menghindari remunerasi finansial dan tidak mengambil sepeser pun dari perusahaannya meskipun menjadi ketua dan direktur pelaksana, menurut laporan Times of India seperti dilansir dari laman thenews.com.pk, Jumat (12/8/2022).

Selain itu, Mukesh Ambani yang dianggap lebih tua mempertahankan gajinya yang sama selama 15 tahun. Hal itu dilakukannya untuk menjadi contoh bagi pengusaha dan karyawan manajerial puncak di perusahaan.

Di samping itu, Mashable melaporkan bahwa direktur lain di dewan RIL, seperti direktur eksekutif, saudara Meswani, juga menarik paket sebesar INR 24 crore. Bahkan Direktur lain PMS Prasad pun menerima gaji INR11,8 crores.

Sementara itu, pada bulan Juni, Mukesh Ambani ternyata telah mengundurkan diri dari Reliance Jio. Mundurnya Ambani itu membuka peluang bagi keturunannya karena kemudian dirinya menyerahkan perusahaan kepada putranya Akash Ambani.

Seperti yang diketahui, Mukesh Ambani termasuk dalam deretan orang terkaya di India. Menurut data Forbes terbaru, kini dia berharta USD 90,7 Miliar. 

Ambani yang kekayaannya dibangun di atas minyak dan gas serta petrokimia telah menorehkan masa depan hijau untuk Reliance Industries.

Dia rencana untuk menginvestasikan USD 80 miliar selama 15 tahun dalam energi terbarukan. Ini termasuk membangun kompleks baru yang diberi nama mendiang ayahnya dan pendiri Reliance Dhirubhai Ambani.

Itu terdiri dari empat pabrik besar yang dekat dengan kilang minyak perusahaan di Jamnagar, India barat.

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

2 dari 4 halaman

Perusahaan Miliarder Ini Bisa Cuan dan Rugi di Waktu yang Sama, Kok Bisa?

Perusahaan milik miliarder ternama Amerika Serikat, Warren Buffett mencatat kerugian di kuartal kedua 2022.

Namun kerugian ini tidak menjadi kejatuhan sepenuhnya bagi Berkshire Hathaway, bahkan di masa ketidakpastian ekonomi AS dalam beberapa waktu terakhir.

Dilansir dari CNN Business, Rabu (10/8/2022) Berkshire Hathaway melaporkan kerugian bersih hampir USD 44 miliar atau setara Rp 653,2 triliun pada kuartal kedua 2022, yanng didorong oleh penurunan besar dalam nilai portofolio saham perusahaan tersebut.

Meski nilai sahamnya menurun, Berkshire Hathaway masih melaporkan laba operasi sebesar USD 9,3 miliar atau Rp 138 triliun di kuartal yang sama - kenaikan hampir 40 persen dari tahun lalu.

Keuntungan itu sebagian disebabkan oleh suku bunga yang lebih tinggi yang meningkatkan porsi unit asuransi kolosal perusahaan itu. Ada juga lonjakan pendapatan dari bisnis kereta api, utilitas dan energi Berkshire.

Selain itu, Berkshire juga melaporkan pembelian saham bersih sekitar USD 3,8 miliar selama kuartal kedua.

Adapun pembelian kembali sahamnya sendiri senilai USD 1 miliar di kuartal tersebut, sebuah langkah yang membantu meningkatkan pendapatan per saham.

 

3 dari 4 halaman

Bisnis Bangkit

Sebagai informasi, Berkshire memiliki saham besar di Apple (AAPL), Bank of America (BAC), Coca-Cola (KO), Chevron (CVX) dan American Express (AXP). Kelima saham tersebut membentuk hampir 70 persen dari portofolio Berkshire.

Banyak bisnis Berkshire telah bangkit kembali dengan tajam dari perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh Covid-19 sejak tahun 2020.

"Karena pandemi Covid-19 berdampak negatif pada sebagian besar bisnis, termasuk Berkshire, pada awal 2020, membandingkan hasil saat ini dengan hasil pra-pandemi 2019 sangat membantu," kata Bill Stone, kepala investasi Glenview Trust Company dan pemegang saham Berkshire, dalam sebuah laporan.

"Laba usaha untuk kuartal kedua 2022 adalah 51 persen, melampaui 2019," ungkapnya.

4 dari 4 halaman

Pemenang Tak Dikenal Rela Bayar Rp 281,9 M demi Makan Siang dengan Warren Buffett

Seorang penawar anonim telah mengeluarkan hingga USD 19 juta atau setara Rp 281,9 miliar untuk makan siang eklusif dengan miliarder ternama sekaligus CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffett.

Besarnya penawaran untuk momen makan siang bersama miliarder berusia 91 tahun itu pun menjadi rekor pengeluaran tertinggi, dibandingkan pemenang sebelumnya.

Dilansir dari ABC News, Senin (20/6/2022) hasil dari lelang untuk momen makan siang bersama Buffett yang ditawarkan di platform eBay itu akan disalurkan untuk badan amal GLIDE yang berbasis di San-Francisco, yang membantu komunitas tunawisma dan masyarakat miskin.

Pemenang lelang ini pun dapat membawa hingga tujuh tamu, untuk makan siang eklusif di sebuah restoran steak di New York bersama Buffett.

Sejauh ini, Buffett telah mengumpulkan dana hingga USD 53 juta (Rp. 786,5 miliar) untuk GLIDE sejak lelang makan siang tersebut dimulai pada tahun 2000.

Acara tahun ini akan menjadi makan siang pertama bersama sang miliarder sejak tahun 2019, ketika pengusaha cryptocurrency Justin Sun memenangkan lelang untuk momen eklusif tersebut dengan pengeluaran USD 4,5 juta atau Rp. 66,7 miliar.

Sebelumnya, dua lelang terakhir untuk makan bersama Buffet dibatalkan karena pandemi Covid-19 dan dia mengatakan ini akan menjadi pelelangan makan siang bersamanya yang terakhir.

"Saya telah bertemu banyak orang menarik dari seluruh dunia. Satu karakteristik universal adalah mereka merasa uang itu akan digunakan dengan sangat baik,"  kata Buffett tentang lelang makan siang itu.

Seperti pemenang tahun ini, beberapa pemenang makan siang bersama Buffet sebelumnya memilih untuk tidak disebutkan identitas mereka.

Namun salah satu pemenang makan siang sebelumnya dengan Warren Buffet, yakni Ted Weschler, menerima tawaran pekerjaan dari perusahaan Buffett setelah dia menghabiskan hampir USD 5,3 juta (Rp 78,6 milliar) untuk dua lelang pada tahun 2010 dan 2011.