Sukses

Mendag Pastikan Stok Gandum di Indonesia Cukup, Dari Mana Pasokannya?

Dengan adanya panen dari sejumlah negara, selain Ukraina, akan berpengaruh pada harga dan stok gandum kedepannya.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan Zukifli Hasan memastikan stok gandum untuk produksi dalam negeri cukup. Ini disuplai dari beberapa negara yang telah kembali bisa panen raya gandum seperti Australia dan Kanada.

"Cukup," kata dia kepada wartawan di Tanjung Priok Kamis (11/8/2022).

Mendag Zulkifli menyampaikan, akses gandum dari Ukraina sekarang telah mengalami perbaikan. Artinya, suplai dari sana juga akan segera membanjiri pasar internasional.

Di sisi lain, panen di beberapa negara penghasil gandum juga mengalami peningkatan. Sebelumnya, ia menyebut ada gagal panen raya di beberapa negara tersebut.

"Nah bapak Presiden (melakukan) diplomasi, sekarang barangnya keluar nih gandum (dari Ukraina). Sudah banyak membanjiri pasar, Australia panen raya, Kanada panen raya, Amerika panen raya, jadi gandum melimpah," papar dia.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan membantah kenaikan harga mi instan imbas dari kenaikan harga gandum. Bila suplai dari beberapa negara akan membanjiri, sehingga berpengaruh pada harga produknya.

Dengan adanya panen dari sejumlah negara, selain Ukraina, akan berpengaruh pada harga gandum kedepannya. Artinya, ia juga membantah adanya kenaikan harga bagi produk olahan gandum seperti mi instan.

"Enggak (tidak akan naik harga), mudah-mudahan nanti kan, ini sudah (melimpah suplai gandum)," kata dia kepada wartawan di Kementerian Perdagangan, Rabu (10/8/2022).

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

 

 

2 dari 4 halaman

Turun September 2022

Dengan pemenuhan suplai tersebut, Mendag Zulkifli menaksir tren harga gandum, maupun produk turunannya seperti mi instan akan turun pada September mendatang.

"Mungkin September trennya akan turun," tukasnya.

Pernyataan ini berbeda dengan yang disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu lalu. Dengan tersendatnya akses logistik gandum, maka, harganya akan semakin naik. Dimana berpengaruh juga pada harga mi instan.

Suplai Gandum

Terpisah, Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Ratna Sari Loppies membagikan data penyuplai gandum ke Indonesia. Sejak Januari-Juni 2022, suplai gandum paling banyak didatangkan dari Australia, diikuti Argentina dan Kanada.

Secara total, Indonesia mengimpor sebanyak 5 juta metrik ton (MT) gandum. Australia menyumbang sekitar 1,9 juta MT atau 38,2 persen dari total.

Kemudian, Argentina menyuplai 1,4 juta MT atau 29 persen dari total. Lalu Kanada menyuplai 624 ribu MT atau 12,5 persen. Brazil menyuplai 594 ribu MT atau 11,9 persen.

Diikuti India dengan suplai sebanyak 302 ribu MT atau sekitar 6 persen. Amerika Serikat menyuplai 62 ribu MT atau 1,2 persen.

Republik Moldova menyuplai sekitar 35 ribu MT atau 0,7 persen. Sementara Ukraina hanya menyuplai 5 ribu MT atau setara 0,1 persen dari total impor gandum.

 

3 dari 4 halaman

Masih Aman

Ia mengatakan stok ke dalam negeri masih aman. Pasokan paling banyak mendapatkan suplai dari Australia, Kanada, dan Amerika Selatan.

"Availability dunia, ketersediaan gandum dunia itu kan terbesar amerika, australia, kanada, amerika selatan, dan itu mereka premium ya, jadi untuk roti, untuk mi instan, itu kita bukan dair ukraina, mungkin lebih cocok untuk pakan ternak, bukan protein tinggi," kata dia dalam sambungan telepon dengan Liputan6.com, Kamis (11/8/2022).

Terkait gandum yang disebut berpengaruh pada harga mi instan, Ratna mengungkap ada komponen lain yang mempengaruhi harga. Jadi tak hanya bergantung pada harga gandum sebagai salah satu bahan baku mi instan.

"Mi instan kalau naik kan tidak hanya terigu, sekarang dalam mi insntan itu kan komponennya hanya 20 persen, ada minyak, ada packaging, ini pasti, karena semua plastik kan, pasti naiknya," terang dia.

4 dari 4 halaman

Kenaikan Harga Mi Instan Tak Bisa Dihindari, Anak Kos Harap Siap-Siap

Ekonom sekaligus Direktur Celios (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira, mengatakan kenaikan harga mi instan tidak bisa dihindari. Bahkan, dia memprediksi kenaikan harga mie tersebut akan terus naik secara bertahap.

“Kenaikan harga mi instan tidak bisa dihindari, karena selama 6 bulan terakhir pelaku usaha sudah menahan penyesuaian harga jual,” kata Bhima kepada Liputan6.com, Kamis (11/8/2022).

Dia menjelaskan, inflasi di sisi produsen termasuk industri makanan minuman dilaporkan mencapai 11 persen pada kuartal ke II 2022.

Biaya bahan baku mie instan, gandum naiknya 9,79 persen di pasar spot selama satu tahun terakhir. Belum ditambah rantai pasok gandum dari Ukraina yang terganggu akibat perang.

Sementara produsen makanan minuman ada di posisi dilema, tidak naikkan harga maka marjin menipis. Kalau harga naik, khawatir konsumen dari kelas menengah bawah akan kurangi konsumsi.

“Diperkirakan kenaikan harga akan berlanjut secara bertahap,” ujarnya.

Dia melihat belum ada tanda-tanda pasar gandum akan alami normalisasi pasokan, meski Ukraina sudah berhasil mengirim gandum lewat pelabuhan Laut Hitam sebesar 26.000 ton. Tapi masih sangat terbatas. Masih ada estimasi 20 juta ton gandum yang terperangkap di Ukraina tidak bisa di ekspor.