Liputan6.com, Jakarta Harga cabai kini mulai turun. Berdasarkan situs resmi resmi kemendag di https://ews.kemendag.go.id/, harga cabai rawit merah di kisaran Rp 71.400 per kg, dari sebelumnya Rp 71.600 per kg, Jumat (12/8/2022).
Sama halnya dengan harga cabai merah keriting yang juga turun menjadi Rp 65.300 per kg, dari sebelumnya Rp 66.300 per kg. Sementara, untuk cabai merah besar terpantau masih stabil di angka Rp 65.900 per kg.
Baca Juga
Sebelumnya, harga cabai dan bawang merah sejak musim Ramadhan terus melonjak. Namun pemerintah tetap menahan keran impor untuk stabilisasi harganya.
Advertisement
Kepala Badan Pangan Nasional (BPN) Arief Prasetyo Adi, mengatakan pada (31/7) pemerintah sengaja tidak melakukan impor di tengah kenaikan harganya yang naik berbulan-bulan. Tapi kini kedua komoditas tersebut telah mengalami penurunan.
Lebih lanjut, tak hanya komoditas cabai saja yang harganya turun, ada komoditas bawang merah yang harganya turun tipis yaitu Rp 44.200 per kg dari sebelumnya Rp 44.600 per kg. Namun, untuk bawang putih justru mengalami kenaikan Rp 200, dari sebelumnya Rp 27.000 per kg menjadi Rp 27.200 per kg.
Sedangkan, komoditas telur ayam ras mengalami kenaikan menjadi Rp 29.400 per kg dari sebelumnya Rp 29.200 per kg. Disusul harga daging sapi paha belakang juga naik menjadi Rp 135.800 per kg dari sebelumnya Rp 135.700 per kg.
Komoditas yang naik lainnya ada minyak goreng kemasan sederhana Rp 18.500 per liter dari sebelumnya Rp 18.400 per liter, dan minyak goreng curah Rp 14.100 per liter dari sebelumnya Rp 14.000 per liter.
Untuk komoditas yang stabil ada beras premium Rp 12.500 per kg, beras medium Rp 10.500 per kg, gula pasir Rp 14.400 per kg, minyak goreng kemasan premium Rp 22.600 per liter.
Lalu harga kedelai impor juga stabil di kisaran Rp 14.200 per kg, tepung terigu Rp 12.200 per kg, daging ayam ras Rp 34.700 per kg.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jokowi: 800 Juta Orang Terdampak Krisis Pangan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengatakan potensi dampak dari krisis pangan. Ia menyebut ada 800 juta orang terancam kekurangan pangan dan kelaparan.
Untuk itu, ia meminta lahan-lahan tidak produkif, untuk bisa dimanfaatkan lebih lanjut. Ini memang jadi perhatiannya sejak awal tahun 2022.
"beberapa negara sudah mulai, mulai, mulai (krisis pangan) dan diperkirakan kalau ini tidak ada solusi diperkirakan bisa masuk ke 800 juta orang akan kekurangan pangan dan lapar," ujarnya di Boyolali, mengutip YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (11/8/2022).
""Inilah kenapa, kita ingin lahan-lahan yang tidak produktif, itu diproduktifkan," imbuhnya.
Misalnya, terkait dengan menanam cabai sebagai respons harga cabai yang melambung. Ini menurutnya, bisa dilakukan dengan mudah memanfaatkan polybag atau lahan pekrangan.
"shingga tidak ada yang namanya kita ini kekurangan cabai atau harga cabai naik, ini yang baru dikerjakan oleh Kementerian Pertanian," katanya.
Tanam 1 Juta Kelapa Genjah
Sebagai salah satu upaya juga, Jokowi mulai menanam kelapa genjah. Ia menargetkan setidaknya ada 1 juta kelapa genjah yang ditanam.
"saya kira ini yang akan terus kita lakukan dan di Solo Raya, di Boyolali kita bagi 46 ribu, di karanganyar kita bagi 44 ribu, dan di sukoharjo 110 ribu kelapa genjah," terangnya.
Selain wilayah itu, ia menyampaikan akan memperluas jangkauan ke wilayah lain. Tentunya pada wilayah yang karakternya bisa ditanami kelapa genjah.
"ini baru dimulai disini, nanti di provinsi yang memang kelapa itu bisa hidup baik akan kita tanami, targetnya kurang lebbih 1juta kelapa genjah," ujarnya.
Advertisement
Nilai Ekonomi
Menurut hemat Jokowi, kelapa genjah punya nilai ekonomi lebih. Dari satu pohon, bisa menghasilkan berbagai macam produk.
Dari jumlah buah saja, Jokowi memperkirakan mampu menghasilkan sebanyak 180 buah sekali panen. Produk turunannya, bisa langsung dijual berupa buah, diolah menjadi gula semut, hingga minyak kelapa.
"Artinya 2 tahun 2 setegah tahun, setahun bisa produksi satu pohon bisa 180 buah, yang itu bisa dibuat gula semut dibuat minyak kelapa, yang juga bisa dijual buahnya untuk minuman segar," paparnya.