Liputan6.com, Jakarta Indonesia menerima penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) atas keberhasilannya mencapai swasembada beras.
Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) menilai, negara juga berhasil menjaga stok bahan pokok pangan lain semisal komoditas cabai hingga minyak goreng.
Baca Juga
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, penghargaan ini jadi pengakuan internasional bahwa Indonesia mampu mewujudkan kemandirian pangan ditengah gejolak yang terjadi.
Advertisement
"Kita semua menghitung neraca memang surplus di atas 10 juta ton dan ini capaian yang tidak mudah bagi kita dalam kondisi hari ini. Hal ini membuktikan bahwa sebenarnya kita mampu," ujar dia di Jakarta, Senin (15/8/2022).
Seperti diketahui, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), stok beras nasional pada bulan April 2022 menjadi yang tertinggi, yaitu 10,2 juta ton. Arief juga menyatakan, Indonesia sudah 3 tahun tidak impor beras, atau tepatnya sejak tahun 2019 Indonesia sudah tidak impor beras.
"Pada tahun ini, sampai dengan Desember 2022, berdasarkan data neraca pangan nasional yang dihimpun NFA, stok beras kita kembali surplus sekitar 7,5 juta ton. Begitu juga dengan komoditas lain seperti jagung, bawang merah, cabai, daging ayam, telur, dan minyak goreng," paparnya.
Arief berpendapat, Certificate of Acknowledgement dari IRRI atau Institut Penelitian Padi Internasional (IRRI) yang dierima Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Minggu (14/8/2022) kemarin merupakan momentum bersejarah bagi bangsa Indonesia untuk bangkit menjaga kemandirian dan ketahanan pangan secara berkelanjutan.
"Tentunya, penghargaan yang diterima Bapak Presiden hari ini menjadi motivasi tersendiri bagi kami para penggiat pertanian dan pangan nasional, mengingat penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas keberhasilan Indonesia dalam pembangunan sistem pertanian-pangan yang tangguh dan mandiri periode tahun 2019-2021 melalui inovasi dan penerapan teknologi perberasan," ungkapnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Selamat, Indonesia Dinyatakan Swasembada Beras
Indonesia terus berkomitmen menjaga ketahanan pangan nasional dan telah berhasil meningkatkan produksi padi secara signifikan sehingga mencapai swasembada beras.
Selain itu, Indonesia juga menciptakan sistem pertanian-pangan yang tangguh hasil dari komitmen Pemerintah yang bekerja sama dengan seluruh lapisan masyarakat.
Komitmen diantaranya tersebut terwujud dalam pembangunan bendungan, embung, varietas unggul baru, pemupukan berimbang, mekanisasi pertanian, pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan penyuluhan pertanian.
Menjelang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77, Indonesia mendapatkan penghargaan dari International Rice Research Institute sebagai pengakuan atas sistem pertanian-pangan yang tangguh dan swasembada beras tahun 2019-2021 melalui penggunaan teknologi inovasi padi. Penghargaan tersebut diberikan kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Minggu (14/08).
Pada kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Menteri yang juga berperan dalam mengoordinasikan sektor pangan nasional turut hadir langsung mendampingi Presiden menerima penghargaan tersebut.
“Di tengah tantangan pangan global, Indonesia memiliki landasan yang baik sehingga sektor pertanian menunjukkan resiliensinya dan juga selama pandemi berhasil menjadi buffer,” ungkap Menko Airlangga usai mendampingi Presiden dalam acara penyerahan penghargaan, Minggu (14/8/2022).
Sektor pertanian pada tahun 2021 tumbuh 1,84 persen (yoy) dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar 13,28 persen. Kemudian pada Q2-2022, sektor pertanian menunjukan konsistensi dengan pertumbuhan positif 1,37 persen (yoy) dan berkontribusi 12,98 persen terhadap perekonomian nasional. Tren positif tersebut juga turut menjaga kesejahteraan petani dengan capaian Nulai Tukar Petani (NTP) tertinggi pada Maret 2022 yakni sebesar 109,29 sedangkan NTP pada Juli 2022 tercatat sebesar 104,25.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
2022 Masih Surplus
Sementara itu, prognosa pangan nasional tahun 2022, khususnya pada komoditas beras, menunjukkan adanya surplus 7,5 juta ton. Hal ini melanjutkan tren positif swasembada beras dengan produksi beras pada tahun 2020 sebesar 31,4 juta ton dan tahun 2021 sebesar 31,2 juta ton.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi produksi beras yang relatif stabil dari tahun ke tahun berdampak positif terhadap terjaganya harga beras nasional di tingkat konsumen.
“Swasembada beras yang telah dicapai tentunya masih dihadapkan oleh berbagai tantangan baik dari sisi hulu sampai ke hilir. Untuk itu, Pemerintah terus meningkatkan berbagai upaya perbaikan,” kata Menko Airlangga.
Sebagai informasi, produktivitas padi nasional pada tahun 2020 berada di angka 5,13 ton/Ha dan pada tahun 2021 meningkat menjadi 5,23 ton/Ha. Pemerintah terus melakukan upaya peningkatan kualitas benih, penerapan Good Agricultural Practices (GAP), perbaikan infrastruktur pertanian, penanganan pasca panen, pemanfaatan teknologi pertanian, perluasan areal tanam melalui cetak sawah, penetapan lahan sawah dilindungi, bantuan alat dan mesin pertanian, serta bantuan pembiayaan melalui KUR.
“Pengembangan pertanian yang berkelanjutan dan terintegrasi dari hulu ke hilir serta memanfaatkan teknologi, menjadi prasyarat dalam peningkatan daya saing komoditas, baik untuk pemenuhan dalam negeri maupun orientasi ekspor,” ujar Menko Airlangga.
Benih
Dari sisi benih, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi Subang telah menghasilkan Inpari 32 dan Inpari 42 dengan produktivitas mencapai 12 ton/Ha.
Hal tersebut terus didorong konsistensinya dan diimplementasikan pada skala besar. Penanganan pasca panen dengan pembangunan rice milling unit dan silo modern baik swasta maupun Perum BULOG, serta penerapan klaster bisnis padi.
Pemerintah mendorong pemanfaatan teknologi pertanian melalui digitalisasi pertanian yakni penerapan Internet of Things (IoT), robot construction, dan Artificial Intelligence (AI) untuk pengembangan Agriculture War Room (AWR), dan otomatisasi mekanisasi pertanian.
“Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung dan mendorong pengembangan sektor pertanian yang lebih inovatif dan adaptif terhadap kemajuan teknologi serta ramah lingkungan dengan tetap mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal bangsa Indonesia,” pungkas Menko Airlangga.
Advertisement