Sukses

Mendag Yakin Konflik China dan Taiwan Tak Berpengaruh ke Indonesia

BPS melihat Indonesia perlu mewaspadai ketegangan geopolitik China dan Taiwan yang tengah terjadi karena dapat mempengaruhi sektor perdagangan.

Liputan6.com, Jakarta - Hubungan antara China dan Taiwan tengah memanas pasca kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan. Namun, ketegangan itu disebut tidak mengganggu perdagangan internasional Indonesia.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menegaskan, ketegangan antara China dan Taiwan tak berimbas pada iklim perdagangan internasional, termasuk ekspor-impor Indonesia. Meski, kewaspadaan perlu ditingkatkan oleh pemerintah Indonesia.

"Enggak, sementara aman tidak ada soal," kata dia kepada wartawan di Gedung Sarinah, Senin (15/8/2022).

Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi Dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto menyampaikan bahwa Indonesia perlu mewaspadai ketegangan geopolitik China dan Taiwan yang tengah terjadi karena dapat mempengaruhi sektor perdagangan.

"Perkembangan ini perlu kita waspadai karena China dan Taiwan juga penting dalam perdagangan internasional Indonesia," kata Setianto.

Dia menjelaskan, China merupakan mitra dagang strategis Indonesia dengan kontribusi terhadap ekspor maupun impor, di atas 20 persen dari total ekspor dan impor RI. Di sisi lain, ekspor Indonesia ke Taiwan juga cenderung mengalami peningkatan seperti tercatat dalam pendataan BPS.

China merupakan eksportir untuk komoditas sirkuit elektronik terpadu atau integrated circuits terbesar kedua di dunia dan eksportir komputer terbesar utama di dunia, termasuk office machine parts. Sementara Taiwan, merupakan eksportir integrated circuits terbesar pertama di dunia dan eksportir office machine parts terbesar keempat di dunia.

"Jadi, terkait dengan catatan geopolitik ini, China dan Taiwan menjadi sangat strategis bagi perdagangan internasional Indonesia," ujar Setianto.

Diketahui, hubungan antara China dan Taiwan sempat memanas usai Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi berkunjung ke Taipei.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Dampaknya Terbatas

Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu menilai dampak konflik China dengan Taiwan terhadap perekonomian Indonesia sejauh ini cukup terbatas atau kecil, meski keadaan tersebut tetap harus diwaspadai.

"Sejauh ini memang belum terlihat ada dampak yang cukup signifikan, akan tetapi kita tetap harus waspada," ucap Febrio.

Ketegangan Taiwan dengan China yang kini sedang berlangsung merupakan permasalahan geopolitik, sehingga jika dilihat dari segi perekonomian konflik tersebut memiliki risiko yang bersifat eksogen.

Untuk mencegah dampak rembetan terhadap perekonomian dari adanya konflik China dan Taiwan, Pemerintah Indonesia disebutnya telah mengedepankan diplomasi ekonomi.

Tujuannya, untuk membuka mata negara-negara yang tengah berkonflik bahwa kondisi itu telah menyebabkan negara miskin makim tertekan.

"Ini bahkan di dalam G20 kita sudah menyuarakan bagaimana banyak negara-negara miskin ini sudah masuk ke dalam krisis pangan dan nutrisi. Sehingga kita mulai suarakan suara-suara kemanusiaan," papar Febrio.

Di sisi lain, pemerintah juga akan menjaga ketahanan ekonomi internal. Diantaranya dengan melakukan diversifikasi aktivitas ekspor dan investasi.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Investasi USD 3,1 Miliar

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mencatat, total investasi China ke Indoensia mencapai USD 3,1 miliar hingga Semester I 2022.

"Menyangkut Urusan China dan Taiwan harus kita waspadai. Karena, salah satu negara yang investasi besar di Indonesia," ujarnya dalam konferensi pers Ekonomi Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat di Kantor BKPM Jakarta, Senin (8/8/2022).

Saat ini, BKPM masih melakukan kajian secara mendalam terkait potensi kerugian ekonomi, khususnya sektor investasi akibat ketegangan politik antara kedua negara tersebut. "Kita lagi pelajari," tekannya.

Bahlil pun berharap, ketegangan antara kedua negara tersebut dapat segera mencair. Mengingat, China dan Taiwan merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia.

"Mudah-mudahan tidak terlalu dalam dampak dari persoalan luar negeri (China dan Taiwan) ke investasi," pungkasnya.