Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, rata-rata nilai tukar Rupiah diperkirakan bergerak di sekitar Rp 14.750 per US Dollar (USD).
Hal itu disampaikan Jokowi dalam Pidato Pengantar RAPBN 2023 dan Nota Keuangan di Gedung DPR/MPR, pada Selasa (16/8).
Rata-rata nilai tukar Rupiah diperkirakan bergerak di sekitar Rp14.750 per US Dollar dan rata-rata suku bunga Surat Utang Negara 10 tahun diprediksi pada level 7,85 persen," kata Jokowi, dalam pidato yang disiarkan secara daring di laman Youtube DPR RI pada Selasa (16/8/2022).
Advertisement
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengungkapkan bahwa inflasi Indonesia akan tetap dijaga pada kisaran 3,3 persen.
"Kebijakan APBN akan tetap diarahkan untuk mengantisipasi tekanan inflasi dari eksternal, terutama inflasi energi dan pangan. Asumsi inflasi pada level ini juga menggambarkan keberlanjutan pemulihan sisi permintaan, terutama akibat perbaikan daya beli masyarakat," jelas Jokowi.Â
Menurut Jokowi, bauran kebijakan yang tepat, serta sinergi dan koordinasi yang semakin erat antara otoritas fiskal, moneter, dan sektor keuangan akan menjadi modal yang kuat dalam rangka akselerasi pemulihan ekonomi nasional serta penguatan stabilitas sistem keuangan.
Adapun harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang juga diperkirakan akan berkisar pada 90 US Dollar per barel.
"Di sisi lain, lifting minyak dan gas bumi diperkirakan masing-masing mencapai 660 ribu barel per hari dan 1,05 juta barel setara minyak per hari," ungkap Jokowi.
Jokowi : Gejolak Ekonomi Dunia masih Tinggi, Indonesia Waspada
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga kembali mengingatkan Indonesia untuk waspada menghadapi tantangan global, salah satunya risiko gejolak ekonomi yang masih tinggi.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam Pidato Kenegaraan di Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-RI - DPD-RI pada Selasa (16/8).
 "Perlambatan ekonomi dunia tetap berpotensi memengaruhi laju pertumbuhan ekonomi domestik dalam jangka pendek. Konflik geopolitik dan perang di Ukraina telah menyebabkan eskalasi gangguan sisi suplai yang memicu lonjakan harga-harga komoditas global dan mendorong kenaikan laju inflasi di banyak negara, tidak terkecuali Indonesia," kata Jokowi, dalam pidato yang disiarkan secara daring di laman Youtube DPR RI pada Selasa (16/8/2022).
Jokowi melanjutkan, bank Sentral di banyak negara juga sudah melakukan pengetatan kebijakan moneter secara agresif.
Pengetatan ini menyebabkan guncangan pada pasar keuangan dibanyak negara berkembang.
"Konsekuensinya, nilai tukar mata uang sebagian besar negara berkembang mengalami pelemahan. Dengan berbagai tekanan tersebut, IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global melambat signifikan dari 6,1 persen di tahun 2021 menjadi 3,2 persen ditahun 2022 dan 2,9 persen di tahun 2023," beber Jokowi.
Meski dunia tengah menghadapi ketidakpastian, Jokowi menyerukan, hal itu jangan sampai membuat Indonesia pesimistis.
"Dalam delapan tahun terakhir, kita telah memupuk modal penting untuk menciptakan ekosistem pembangunan yang lebih kondusif. Pembangunan infrastruktur secara masif, perbaikan kualitas sumber daya manusia, serta penyederhanaan aturan berusaha dan berinvestasi merupakan upaya-upaya kunci untuk memperkuat fondasi perekonomian nasional menghadapi tantangan masa depan," jelasnya.Â
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Transformasi Struktural
Selain itu, Jokowi juga menyerukan agar transformasi struktural terus dipacu untuk membangun mesin pertumbuhan ekonomi yang lebih solid dan berkelanjutan.
"Hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi harus diperkuat. Ekonomi hijau terus didorong. Penggunaan produk dalam negeri harus diprioritaskan, guna mengurangi ketergantungan impor. Ekonomi digital juga difasilitasi agar UMKM naik kelas dan melahirkan decacorn baru kelas dunia di masa depan," tambahnya.Â
Jokowi Pamerkan Sederet Kekuatan Indonesia di Sidang Tahunan MPR 2022
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan keyakinan jika negara ini mempunyai kekuatan, peluang, hingga kesempatan besar untuk membangun Indonesia yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI 2022 pada Selasa (16/8/2022).Â
"Dengan kekuatan dan peluang besar tersebut, kita mempunyai kesempatan besar untuk membangun Indonesia yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan," ujar Jokowi, dikutip Selasa (16/8/2022).Â
Kekuatan itu termasuk kemampuan Indonesia dalam mengelola pandemi Covid-19 dengan baik, dan Jokowi yakin Indonesia juga mampu mengelola agenda-agenda besar lainnya dengan baik.Â
"Kekuatan kedua Indonesia adalah sumber daya alam yang melimpah. Wilayah yang luas dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia pasti menjadi kekuatan besar Indonesia, jika kita kelola secara bijak dan berkelanjutan," jelas Jokowi.Â
Kekuatan ketiga kita adalah bonus demografi. Jumlah penduduk yang sangat besar, dan didominasi oleh anak-anak muda usia produktif, serta daya beli masyarakat yang terus meningkat, akan menjadi motor penggerak perekonomian nasional dalam menghadapi kompetisi global, lanjut sang Presiden.Â
Kekuatan keempat adalah kepercayaan internasional yang meningkat tajam. Indonesia diterima oleh Rusia dan Ukraina sebagai jembatan perdamaian. Diterima negara-negara besar, walau geopolitik sedang panas.
"Indonesia juga dipercaya PBB sebagai Champions dari Global Crisis Response Group untuk penanganan krisis global. Tahun 2022 ini, kita menjadi Presiden G20, organisasi 20 negara ekonomi terbesar di dunia. Tahun depan, menjadi Ketua ASEAN. Artinya, kita berada di puncak kepemimpinan global dan memperoleh kesempatan besar untuk membangun kerjasama internasional," tambah Jokowi.
Advertisement