Sukses

Jurus PHR Bidik Produksi Minyak Blok Rokan Sentuh 170 Ribu Barel per Hari di Akhir 2022

Pertamina Hulu Rokan berencana menambah setidaknya 6 sumur atau rig pada Oktober-November mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) membidik produksi minyak dari Blok Rokan mencapai 170 ribu minyak per hari (bopd). Targetnya ini diharapkan bisa dicapai pada Desember 2022.

Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Jaffee A Suardin berkaca dari pencapaian positif sepanjang tahun ini. Hingga Juli 2022, Blok Rokan mampu menghasilkan rata-rata 161.000 bopd.

"Mudah-mudahan nanti di Desember, kami berdiskusi lagi, Blok Rokan sudah bisa menembus 170.000 (bopd), rata-rata kami di 62,5 ribu bopd di Agustus, di Juli 161 ribu (bopd). Jadi dari Juli ke Agustus sudah naik," kata dia dalam diskusi Capaian dan Tantangan Satu Tahun Blok Rokan oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR), Kamis (18/8/2022).

Jaffee optimistis dengan tren kenaikan produksi minyak ini bisa dilanjutkan. Sehingga, bisa mencapai 170 ribu bopd di akhir tahun 2022.

Capaian ini bukan tanpa proses, Jaffee menyebut ada upaya yang dijalankan hingga dalam satu tahun pengelolaan Blok Rokan, mampu mencatatkan angka tersebut. Meski kondisi sumur yang ada di Blok Rokan ini disebut-sebut sudah berumur tua.

Sebagai langkah antisipasi kedepannya, PHR berencana menambah setidaknya 6 sumur atau rig pada Oktober-November mendatang. Sehingga jumlahnya menjadi 27 rig dari saat ini sebanyak 21 rig.

"Minimal setiap rig yang siap kerja, harus ada dua lokasi yang sudah siap untuk dikerjakan. Nah bayangkan nanti ada 27 rig, yang didepannya sudah ada dua sumur lagi yang sedang dikerjakan," paparnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Bidik Sumur Baru

Jafee A. Suardin juga mengungkap rencana perusahaan kedepannya. Salah satunya membidik sejumlah sumur-sumur baru di wilayah Blok Rokan.

Apalagi, Blok Rokan digadang menjadi salah satu potensi penghasil lifting minyak terbesar pasca alih kelola. Ia menyebut telah menyiapkan rencana jangka panjang untuk mengejar target lifting minyak 1 juta BOPD di 2030.

"Kami sudah membangun longterm plan, dimana potensi di Rokan berbagai macam potensi itu bisa nanti pada saatnya kami develop juga, sebagai contoh misalnya ada low reservoir," katanya.

Jafee menegaskan banyak potensi lainnya yang ada di wilayah kerja yang digarapnya. Dengan adanya pengembangan (development), banyak potensi untuk peningkatan produksi minyak, namun tak sebatas pada proses pengeboran.

"Jadi gak hanya drillling, itu sebagian langkah, dan hanya untuk cadangan-cadangan baru," ujarnya.

Ia menerangkan, dalam upaya menjaga produksi migas ke depan, PHR telah melakukan eksplorasi sumur. Yang jadi target adalah lokasi-lokasi yang lebih baru.

"Kita lakukan drilling, targetnya itu adalah Desember-januari (mengebor di) unconventional, dimana kedalamannya 2-3 kali lipat lebih dalam," ujarnya.

"Ini sudah berjalan, jadi benar-benar kami targetkan dua sumur untuk eksplorasi di unconventional," tambahnya.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 3 halaman

Kejar 500 Sumur

PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menargetkan untuk mengebor 500 sumur di 2022 di Wilayah Kerja atau Blok Rokan di Riau.

Berdasarkan hitungan PHR, biaya untuk mengebor 1 sumur membutuhkan biaya USD 600 ribu sampai USD 2 juta, bergantung pada kedalaman sumur.

Ini diungkapkan Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Jaffee A. Suardin saat meninjau salah satu Rig Blok Rokan di Pekanbaru, Riau, Senin (8/8/2022).

"Mungkin sebagai gambaran, (biaya) per sumur kurang lebih USD 600 ribu sampai USD 2 juta tergantung kedalaman sumur tersebut. Belum nanti ada perbaikan-perbaikan infrastruktur gas," jelas dia kepada media massa sepert dikutip Selasa (9/8/2022).

Dia mengatakan pencapaian ini terdorong dari dukungan PT Pertamina sebagai induk usaha dan pemerintah terkait investasi produksi migas.

PHR mencatatkan tingkat produksi sekitar 161 ribu BOPD (barel minyak per hari), jauh lebih baik dibandingkan prediksi yang berada di kisaran 142 ribu BOPD jika tidak melakukan kegiatan masif dan agresif.