Sukses

Berapa Harga Tiket Kereta Panoramic? Ini Kata KAI

PT KAI (Persero) baru saja melakukan modifikasi dari kereta kelas eksekutif biasa menjadi kereta panoramic. Kereta tersebut menjadi kereta panoramic pertama di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta PT KAI (Persero) baru saja melakukan modifikasi dari kereta kelas eksekutif biasa menjadi kereta panoramic. Kereta tersebut menjadi kereta panoramic pertama di Indonesia.

Menanggapi, VP Public Relations KAI Joni Martinus, mengatakan saat ini pihaknya belum bisa memberikan informasi lebih lanjut terkait kapan kereta beroperasi, hingga harga tiket.

“Terkait hal ini kami belum bisa memberikan rilis atau info dikarenakan kereta tersebut masih dalam proses restorasi , dan masih dalam perubahan interior serta perbaikan-perbaikan, baik eksterior, serta belum selesai proses pengujian,” kata Joni kepada Liputan6.com, Minggu (21/8/2022).

Hal itu senada dengan pernyataan Balai Pengujian Perkeretaapian. Dikutip dari laman twitter  @BalaiUji_KA,  saat ini masih belum bisa beroperasi secara resmi, lantaran harus melewati tahap pengujian.

“Halo #SobatBalaiPengujian! PT. KAI (Persero) baru saja melakukan modifikasi dari kereta kelas eksekutif biasa menjadi kereta panoramic pertama di Indonesia. Pengen cobain ya? Eitss sabar, sebelum beroperasi harus uji pertama dulu ya!,” dikutip dari akun twitter @BalaiUji_KA.

Kereta panoramic merupakan jenis gerbong kereta yang dilengkapi dengan sunroof atau kaca di bagian kabin gerbong kereta. Selain itu, itu ukuran kaca jendela juga menjadi lebih besar.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Suguhan Pemandangan

Adanya tampilan tersebut, nantinya di sepanjang perjalanan penumpang akan disuguhkan dengan bentang pemandangan yang terlihat secara penuh dan luas (panorama view).

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 15 tahun 2011, kereta yang mengalami modifikasi sebelum beroperasi harus menjalani pengujian pertama.

Tim penguji sarana perkeretaapian dari Balai Pengujian Perkeretaapian telah melaksanakan pengujian baik secara statis maupun dinamis.

Beberapa diantaranya uji rancang bangun, uji dimensi, uji intensitas cahaya, uji sirkulasi udara, uji kebisingan, uji temperature bearing, dan uji kebocoran. Semua harus diuji untuk memastikan kereta ini laik operasi, aman, dan nyaman saat digunakan. 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Potret Antiknya Lokomotif Listrik Pertama dan Kereta Bersejarah di HUT ke-77 RI

Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengoperasikan 2 sarana kereta api bersejarah yaitu Lokomotif Bon-Bon dan Kereta Djoko Kendil dari Stasiun Jakarta Kota menuju Stasiun Tanjung Priok, Rabu (17/8/2022).

Kegiatan bertajuk Kereta Bersejarah Menyapa diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia. Kegiatan tersebut diikuti oleh Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo beserta jajaran KAI dan komunitas Indonesian Railway Preservation Society (IRPS).

Para peserta serta petugas pada kereta bersejarah tersebut menggunakan pakaian di masa kemerdekaan untuk mengenang perjuangan para pahlawan.

Dalam rangkaian kegiatan ini, jajaran Direksi KAI menyapa pelanggan, membagikan bendera kepada pelanggan, melakukan perjalanan dengan kereta bersejarah, dan lomba mewarnai bagi anak-anak dengan tema kemerdekaan.

“Pada hari ini, KAI turut serta memperingati HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia bersama seluruh pelanggan melalui perjalanan kereta bersejarah dan berbagai kegiatan lainnya,” kata Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo.

Lokomotif Bon-Bon atau Lokomotif Listrik ESS3201 merupakan lokomotif listrik pertama yang beroperasi di Indonesia. Lokomotif ini mulai dijalankan pada 6 April 1925 dalam peresmian elektrifikasi jalur kereta api yang pertama kalinya pada rute Tanjung Priok - Meester Cornelis (Jatinegara).

Jalur kereta listrik di Batavia (Jakarta) ini menandai dibukanya sistem angkutan umum massal yang ramah lingkungan, yang juga merupakan salah satu sistem transportasi paling maju di Asia pada zamannya. Lokomotif ini dijuluki Bon-Bon karena dahulu suara klaksonnya berbunyi "boon boon".

4 dari 4 halaman

PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengoperasikan 2 sarana kereta api bersejarah yaitu Lokomotif Bon-Bon dan Kereta Djoko Kendil dari Stasiun Jakarta Kota menuju Stasiun Tanjung Priok, Rabu (17/8/2022). Kegiatan bertajuk Kereta Bersejarah Menyapa diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia. Kegiatan tersebut diikuti oleh Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo beserta jajaran KAI dan komunitas Indonesian Railway Preservation Society (IRPS). Para peserta serta petugas pada kereta bersejarah tersebut menggunakan pakaian di masa kemerdekaan untuk mengenang perjuangan para pahlawan. Dalam rangkaian kegiatan ini, jajaran Direksi KAI menyapa pelanggan, membagikan bendera kepada pelanggan, melakukan perjalanan dengan kereta bersejarah, dan lomba mewarnai bagi anak-anak dengan tema kemerdekaan. “Pada hari ini, KAI turut serta memperingati HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia bersama seluruh pelanggan melalui perjalanan kereta bersejarah dan berbagai kegiatan lainnya,” kata Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo. Lokomotif Bon-Bon atau Lokomotif Listrik ESS3201 merupakan lokomotif listrik pertama yang beroperasi di Indonesia. Lokomotif ini mulai dijalankan pada 6 April 1925 dalam peresmian elektrifikasi jalur kereta api yang pertama kalinya pada rute Tanjung Priok - Meester Cornelis (Jatinegara). Jalur kereta listrik di Batavia (Jakarta) ini menandai dibukanya sistem angkutan umum massal yang ramah lingkungan, yang juga merupakan salah satu sistem transportasi paling maju di Asia pada zamannya. Lokomotif ini dijuluki Bon-Bon karena dahulu suara klaksonnya berbunyi "boon boon".

Sementara Kereta Djoko Kendil pertama kali dioperasikan pada 1938 untuk melayani kereta mewah Nacht Express relasi Surabaya-Yogyakarta-Purwokerto-Jakarta. Kereta Djoko Kendil terdiri dari 2 kereta yang juga diberi nomor baru yaitu IW 3821 dan IW 38221.

Nama Djoko Kendil diambil dari hikayat seorang putri Kerajaan Brawijaya yang jatuh cinta pada Djoko Kendil, seorang pemuda dari kalangan masyarakat biasa.

Kereta ini diproduksi dari pabrik Beynes di Belanda dan direstorasi oleh KAI di Balai Yasa Manggarai untuk mengembalikan sejarah kejayaannya.

Setelah direstorasi, kapasitas total Kereta Djoko Kendil yaitu 41 tempat duduk dengan fasilitas balkon, ruang utama, mini bar, ruang santai, dan ruang makan atau ruang rapat. Adapun Stasiun Jakarta Kota dan Stasiun Tanjung Priok merupakan 2 stasiun yang penuh sejarah. KAI konsisten melestarikan bentuk asli bangunnya dan akan terus meningkatkan layanannya.

“Kegiatan Kereta Bersejarah Menyapa ini merupakan wujud komitmen KAI dalam merawat serta melestarikan sarana dan prasarana perkeretaapian yang menjadi bagian sejarah Indonesia,” ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo.