Liputan6.com, Jakarta PT The Agung Pamungkas atau PT Tangkas terus melakukan ekspansi bisnis motor listrik di seluruh Indonesia. Bahkan beberapa waktu lalu PT Tangkas menjual partner eksklusif master untuk wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat.
Founder & CEO PT The Agung Pamungkas (Tangkas), Agung Pamungkas menyebutkan partner eksklusif master untuk wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat di jual kepada pengusaha muda yakni Liu Sung Phin Partner Ekslusif Tangkas untuk wilayah Jabodetabek dan Dini Anggraeni Partner Ekslusif Tangkas untuk Wilayah Jawa Barat.
Baca Juga
"Ini adalah bukti nyata bahwa Tangkas motor listrik terus melakukan ekspansi keseluruhan daerah dan menjawab kekhawatiran dari subsidi BBM yang terus menggerus negara kita hingga Rp 500 triliun," kata pria yang akrab disapa Don Papank kepada media, Minggu (21/8/2022).
Advertisement
Don Papank menyebut ekspansi atau perluasan bisnis motor listrik dilakukan guna mengurangi beban subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang kini sudah di angka Rp 502 triliun.
"Dengan semakin tingginya pemakaian motor listrik di Indonesia maka itu adalah mengurangi beban negara," kata Don Papank.
Apalagi, kata Don Papank Presiden Joko Widodo dalam sidang MPR /DPR RI pada 17 Agustus sudah menyinggung besaran subsidi BBM pemerintah kepada masyarakat yaitu sekitar Rp 500 triliun atau sekitar 20 persen anggaran negara diberikan untuk subsidi BBM.
"Sudah sejatinya masyarakat Indonesia beralih ke motor listrik. Kalau Rp 500 triliun saja dipakai untuk subsidi BBM itu artinya 20 persen keuangan negara kebakar," jelas dia.
"Dengan adanya motor listrik Tangkas dan terus melakukan ekspansi maka sejatinya itu bisa mengurangi beban pemerintah," sambutannya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Minat Investor
Selanjutnya, Don Papank juga menyebutkan bahwa dari beberapa beberapa ekspansi yang dilakukan, motor listrik Tangkas ini banyak diminati oleh masyarakat dan juga investor.
"Motor listrik Tangkas terus diminati diserbu oleh masyarakat terutama tipe baru yaitu X7 dan P6 Tidak hanya motor juga yang dituju, tapi partner eksklusifnya yang diserbu. Jadi kepemilikan partner eksklusifnya juga serbu para investor," jelas dia.
"Tidak tanggung-tanggung setelah memiliki delapan cabang dalam sebulan pada bulan ini dan bulan depan Tangkas kembali membuka showroom listrik di delapan cabang di Bali dan akan segera melakukan penjualan partnership ekslusif untuk wilayah provinsi Banten, provinsi Jawa Tengah, provinsi Jawa Timur dan provinsi Bali," kata dia.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Indonesia Bakal Jadi Pusat Baterai Kendaraan Listrik Dunia
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengungkap mimpi Indonesia untuk bisa menjadi pusat suplai baterai kendaraan listrik dunia. Ini didorong keyakinan adanya cadangan nikel di tanah air.
Pemerintah telah berkali-kali menekankan perhatiannya ke sektor ini. Salah satunya dengan lahirnya konsorsium dalam pembangunan Indonesia Battery Company (IBC).
Dengan cadangan nikel sekitar 20 persen dari total cadangan global, Indonesia punya peluang menjadi sentra produksi baterai kendaraan listrik. Kemudian, bisa menjadi pusat pengembangan kendaraan listrik kedepannya.
"Indonesia memang punya aspirasi dari arahan presiden, dimana kita bisa jadi sentral global supply chain, dimana Indonesia mempunyai cadangan yang luar biasa untuk komoditas utama dalam membangun baterai (kendaraan listrik) yaitu nikel," kata Pahala dalam Mining Forum MIND ID, Kamis (28/7/2022).
"Dimana kita memiliki lebih dari 20 persen daripada cadangan nikel seluruh dunia," imbuhnya.
Dalam upayanya ini, Wamen BUMN menyebut Indonesia telah menggandeng perusahaan besar asal China dan Korea Selatan. Yakni, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) dan LG.
Keduanya merupakan produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia. Jika CATL dan LG membangun pabrik di Indonesi, kemungkinan Indonesia menjadi produsen baterai terbesar di dunia diyakini akan semakin terbuka.
"Kita lakukan aliansi secara end-to-end dimana kita harap dua partner saat ini, satu dari China dan Korea Selatan keduanya merupakan produsen baterai terbesar saat ini, kita akan lakukan hulu kehilir, dari penambangan, ke battery cell, dan battery pack," ujarnya.
Dengan visi tersebut, Wamen Pahala berharap 70 persen cadangan nikel Indonesia bisa diproduksi menjadi precusor nikel dan kemudian menjadi katoda nikel. Keduanya merupakan bahan untuk membuat baterai kendaraan listrik.
Dilirik Negara Lain
Lebih dari pengembangan baterai listrik, ia mengungkap Indonesia juga berpotensi jadi pusat pengembangan kendaraan listrik. Dengan adanya perusahaan asing yang berminat untuk membangun pabriknya di tanah air.
"Ini sudah dilirik negara lain, dimana produsen mobil listrik yang ada di dunia saat ini itu juga mulai melihat kemungkinan untuk membuat produksi di Indonesia untuk melanjutkan value chain kedepannya," kata dia.
"Ini akan menjadi battery pack bahkan menuju produksi mobil di Indonesia dan produksi ISS dan charging station dan recycling," terang Pahala.
Dengan roadmap pengembangan baterai kendaraan listrik tersebut, Wamen Pahala optimistis Indonesia bisa semakin maju.
"Kita juga melitik selain partner end-to-end tadi, gimana kita membentuk konsorsium strategic alliance dengan liat partner tersebut untuk membangun value chain selanjutnya. Dengan pengembangan baterai, 2030 nanti indonesia punya prepoertairy battery tech, tadi, kerja sama dengan mitra utama tadi," bebernya.
Advertisement