Sukses

Bank Indonesia Bakal Kerek Suku Bunga Usai Harga BBM Resmi Naik

Head of Fixed Income, Ashmore Asset Management Indonesia, Anil Kumar mengatakan, BI akan menaikkan suku bunga secara bertahap pada kuartal III 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) diperkirakan menaikkan suku bunga acuan hingga 50 basis points (bps) pada akhir tahun 2022.

Head of Fixed Income, Ashmore Asset Management Indonesia, Anil Kumar mengatakan, Bank Indonesiaakan menaikkan suku bunga secara bertahap pada kuartal III 2022.

"Jadi kalau untuk akhir tahun kemungkinan kita akan lihat ada kenaikan 50 bps point sampai akhir tahun. Tapi kalau 12 bulan kemungkinan akan terjadi kenaikan 1 persen dari tingkat suku bunga BI,” kata dia dalam acara Money Buzz, Selasa (23/8/2022).

Dengan begitu, bunga deposito juga akan meningkat. Namun, Anil mengatakan, peningkatannya mungkin tidak mengikuti BI lantaran likuiditas di sektor perbankan masih tinggi. Diperkirakan, BI akan menaikkan suku bunga saat terjadi kenaikan harga BBM.

"Kemungkinan akan bisa mulai di bulan ini atau bulan September satu kali. Nanti satu kali lagi di Oktober. Tapi menurut saya, kenaikan suku bunga BI ini yang paling logis terjadi satu bulan atau di bulan atau satu bulan setelah kenaikan harga BBM,” kata Anil.

Dia menilai, saat harga BBM mulai naik, inflasi juga akan meningkat. Sehingga memicu Bank Indonesia untuk turut menaikkan suku bunga acuan. Lantaran, hingga saat ini BI beranggapan inflasi inti masih terjaga di bawah 3 persen, sehingga tidak ada kebutuhan untuk menaikkan suku bunga saat ini.

"Tapi ketika harga BBM naik, core inflasi meningkat, pada saat itu BI mungkin akan melakukan adjustment di suku bunga,” pungkas dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 5 halaman

Bank Indonesia (BI) Diprediksi Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Bps Hari Ini

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) dijadwalkan akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Agustus 2022 pada Selasa, (23/8). Berdasarkan undangan yang diterima secara resmi oleh Merdeka.com, konferensi pers virtual hasil RDG akan dimulai pukul 14.00 WIB melalui akun youtube Bank Indonesia.

"Konferensi pers virtual Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia bulan Agustus 2022 yang akan diumumkan oleh Gubernur BI, Bp. Perry Warjiyo beserta seluruh Anggota Dewan Gubernur BI," tulis BI.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memproyeksikan BI akan menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 3,75 Persen. Kenaikan ini mempertimbangkan tren penurunan harga komoditas dalam beberapa waktu terakhir.

"Hal itu karena pertimbangan supply untuk cadangan devisa bisa terganggu," kata Bhima saat dihubungi Merdeka.com di Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Selain itu, keputusan bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuan juga untuk meredam laju inflasi di Tanah Air. Menyusul, rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi jenis Pertalite maupun Solar imbas lonjakan harga minyak mentah dunia.

"Kenaikan ini untuk ancang ancang menjaga inflasi. Khawatir pemerintah tetap bersikeras menaikkan harga Pertalite ataupun Solar. Perkiraan kalau Pertalite dan Solar naik 30 persen, inflasi bisa di atas 7 persen," bebernya.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 5 halaman

Mitigasi

Untuk itu, BI diminta melakukan mitigasi imbas penyesuaian suku bunga acuan terhadap pertumbuhan kredit, khususnya sektor UMKM yang masih memasuki fase pemulihan pasca terdampak parah Covid-19.

Kemudian kredit konsumsi, termasuk KPR yang akan sangat sensitif terhadap tingkat kenaikan suku bunga.

"Pertimbangan terkait inflasi ini perlu memperhitungkan bahwa inflasi disebabkan oleh sisi suplai atau pasokan, sementara permintaan masyarakat masih rendah," tutupnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

4 dari 5 halaman

Rupiah Melemah Menanti Hasil RDG Bank Indonesia

Nilai tukar rupiah pada Selasa pagi melemah jelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI).

Rupiah pagi ini melemah 11 poin atau 0,07 persen ke posisi 14.903 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.892 per dolar AS.

Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama saat dihubungi di Jakarta, Selasa, mengatakan, faktor penggerak rupiah dari eksternal masih seputar perlambatan ekonomi dan inflasi Amerika Serikat.

"Publik masih menunggu pernyataan The Fed mengenai inflasi dan apa kebijakan suku bunga yang akan diambil The Fed, apakah akan tetap agresif atau mulai melunak," ujar Revandra dikutip dari Antara, Selasa (23/8/2022).

Sebelumnya, para pejabat bank sentral mengatakan bahwa The Federal Reserve perlu terus menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi yang tinggi dalam beberapa dekade terakhir.

 

5 dari 5 halaman

The Fed

Pejabat The Fed yang memberikan dukungan kenaikan suku bunga diantaranya adalah Presiden Fed San Fransisco Mary Daly yang cenderung mendukung kenaikan 50 basis poin (bps) atau 75 bps pada September.

Sementara Presiden Fed St Louis James Bullard mendukung kenaikan suku bunga sebesar 75 bps dan dia mengatakan bahwa suku bunga akan berada di area 3,75 persen - 4 persen pada akhir tahun ini.

Pelaku pasar masih berspekulasi akan kenaikan sebesar 50 basis poin pada pertemuan bank sentral September mendatang.

"Dari dalam negeri, isu kenaikan BBM terutama pertalite menjadi pendorong sentimen terhadap rupiah. Jika BBM terutama pertalite dinaikkan, kemungkinan inflasi akan melonjak dan memberikan tekanan pada rupiah," kata Revandra.