Liputan6.com, Jakarta Harga telur ayam broiler di sejumlah pasar tradisional di Indonesia merangkak naik. Seperti harga telur di Mataram dilaporkan naik hingga mencapai Rp 58.000Â sampai Rp 60.000 per 30 butir.
Sekretaris Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Syamsul Irawan di Mataram, mengatakan, harga telur yang mengalami kenaikan hingga Rp 12.000 per 30 butir dari harga normal itu dipicu karena kenaikan harga pakan.
"Kalau pemicunya harga pakan, kami tidak bisa intervensi. Kecuali jika kenaikannya karena distribusi atau persaingan masih bisa kita intervensi," ujar dia melansir Antara, Selasa (23/8/2022).
Advertisement
Salah satu upaya untuk membantu masyarakat mendapatkan harga telur sesuai harga distributor, pemda menggelar kegiatan pasar rakyat di enam kecamatan bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) yang juga menggelar operasi pasar murah (OPM).
Di pasar rakyat, kata Syamsul, distributor menjual telur Rp 56.000 per 30 butir. Harga itu sedikit di bawah harga pasar yang mencapai Rp 58.000-Rp 60.000 per 30 butir.
"Harga telur di pasar rakyat lebih murah, karena distributor tidak kenakan biaya distribusi atau operasional," katanya.
Syamsul tidak bisa memberikan gambaran kapan harga telur akan kembali stabil. Pasalnya, hal ini sangat berkaitan dengan masalah yang dihadapi peternak di lapangan.
"Dalam hal ini, kami belum bisa prediksi kapan harga telur akan kembali stabil," ujarnya.
Dia pun meminta masyarakat untuk memanfaatkan kegiatan pasar rakyat yang akan digelar sampai Kamis (25/8), di Lapangan Sangkareang Mataram, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sebelumnya, Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdang) Kota Mataram Sri Wahyunida mengatakan kegiatan pasar rakyat tersebut melibatkan sekitar 35 distributor dan ritel modern yang ada di Kota Mataram.
Terkait harga, para distributor telah menjual harga bahan pokok di bawah harga pasar atau sesuai harga distributor, sedangkan ritel modern akan diminta memberikan potongan harga.
"Para pengusaha ritel modern kita minta selama kegiatan pasar rakyat bisa memberikan diskon, agar masyarakat yang datang belanja tidak kecewa kalau harganya sama dengan di toko ritel modern," katanya.
Pedagang Pasar Sayangkan Pernyataan Mendag soal Kenaikan Harga Telur
Kelompok pedagang pasar yang tergabung dalam Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) memberikan respon terhadap pernyataan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas), yang menyarankan agar publik tidak meributkan kenaikan harga telur.
"Ikatan Pedagang Pasar Indonesia menyayangkan statement menteri perdagangan yang mendorong agar tidak meributkan kenaikan harga telur. Justru seharusnya menteri perdagangan mendorong agar harga telur bisa turun," ujar Ketua Umum DPP IKAPPI Abdullah Mansuri, Selasa (23/8/2022).
Abdullah mengatakan, persoalan telur ini sudah terjadi sejak beberapa pekan terakhir. Harganya kian melambung dari Rp 27 ribu per kg menjadi Rp 29 ribu per kg, terus melonjak ke Rp 30 ribu per kg, dan bahkan sekarang menyentuh Rp 32 ribu per kg.
"Menurut kami ini harga tertinggi dalam sejarah 5 tahun terakhir Kementerian Perdagangan bekerja," keluh dia.
"Kami berharap agar persoalan di lapangan seperti persoalan pangan, petelur, persoalan distribusi menjadi persoalan yang fokus harus di selesaikan bukan lari dari persoalan," pintanya.
Dalam hal ini, Abdullah memohon kepada Kementerian Perdagangan untuk melakukan upaya-upaya lanjutan, dan tidak hanya memberikan statement yang justru potensi menimbulkan kegaduhan.
Â
Advertisement
Mengumpulkan Peternak
Adapun upaya-upaya ini yang diharapkan, yakni mengumpulkan peternak atau petelur besar dalam rangka mencari solusi dan langkah apa yang harus dilakukan ke depan. Sehingga bukan justru menyampaikan bahwa suplai berlebih dan masyarakat tidak boleh meributkannya.
"Ribut ini karena ada jeritan dari emak-emak yang terus mengalir kepada kami sehingga kami mau tidak mau harus mendorong agar pemerintah mencarikan solusi," seru Abdullah.
"Telur adalah komoditas yang cukup besar permintaannya jika tinggi harganya maka jadi masalah. Kami harapkan bisa menyelesaikan persoalan telur dalam waktu sesingkat-singkatnya," tandasnya.
Harga Telur Ayam Sentuh Rp 33 Ribu per Kg, Ini Penyebabnya
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID Food, Frans Marganda Tambunan membantah kenaikan harga telur ayam dalam beberapa waktu terakhir kilogram bukan disebabkan oleh kelebihan pasokan (over supply). Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan.
"Kemungkinan bukan over supply. Kalau over supply pasti harga turun. itu harganya naik telur Rp 33 ribu saat ini," tegasnya dalam acara Ngopi Bareng BUMN di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (22/8/2022).
Frans mengatakan, kenaikan harga pangan tinggi protein hewani yang mencapai Rp33.000 per kilogram (kg) dilakukan peternak untuk menutupi kerugian imbas anjloknya beberapa waktu lalu.
Dia mencatat, saat itu, harga telur ayam sempat menyentuh Rp17.000 per kg sampai Rp 18.000 per kg. "Dan di situ mereka rugi besar," tekannya.
Â
Advertisement