Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengabarkan, pemerintah akan mengalihkan alokasi anggaran untuk subsidi BBM dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat.
Pemberian bantuan sosial (bansos) ini dimaksudkan guna menjaga daya beli konsumsi masyarakat, di tengah isu kenaikan harga BBM subsidi.
Baca Juga
"Kami baru saja bahas dengan presiden mengenai pengalihan subsidi BBM. Jadi dalam hal ini masyarakat yang akan mendapatkan bantuan sosial dalam hal ini untuk tingkatkan daya beli dalam beberapa waktu terakhir," kata Sri Mulyani di Jakarta, Senin (29/8/2022).
Advertisement
Sri Mulyani menyebut, tendensi kenaikan harga komoditas dan pengalihan subsidi BBM juga perlu direspon. Oleh karenanya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan adanya penyaluran bantalan sosial tambahan senilai Rp 24,17 triliun.
"Bantalan sosial tambahan ini akan diberikan kepada pertama 20,65 juta kelompok atau keluarga penerima manfaat dalam bentuk bantuan langsung tunai. Pengalihan subsidi BBM sebesar 12,4 triliun," terangnya.
"Jadi 20,65 juta kelompok atau keluarga peneirma manfaat akan dapatkan anggaran Rp 12,4 triliun," ujar Sri Mulyani.
Â
Â
Jelang Harga BBM Naik, Erick Thohir: Jangan Panic Buying
Menteri BUMN Erick Thohir melalui Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, mengaku masih menunggu putusan dari pemerintah soal kenaikan harga BBM subsidi, khususnya Pertalite dan Solar.
Soal rencana harga BBM naik ini, dia meminta masyarakat tidak tergesa-gesa menumpuk pembelian BBM hingga melakukan penimbunan. Sehingga distribusi Pertalite dan Solar di tengah masyarakat tetap terjaga.
"Soal pembatasan kita tunggu saja dari regulator. Jangan panic buying, kalau begitu banyak orang lain tidak dapat jatah BBM-nya. Tunggu saja kebijakan dari pemerintah," kata Arya saat dijumpai di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Senin (29/8/2022).
Arya mengatakan, Kementerian BUMN beserta PT Pertamina (Persero) masih menanti kebijakan dari Kementerian Keuangan serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Ia pun menyerahkan perhitungan harga Pertalite dan Solar nantinya kepada pihak regulator, apakah jadi akan diberikan subsidi tambahan atau tidak.
"Pertamina tidak ikut itu. Pertamina mengikuti. Jadi kalau dinaikkan yang berkurang subsidi pemerintahnya, karena disubsidi pemerintah," imbuhnya.
Di sisi lain, Arya pun menghimbau masyarakat agar tidak panik kala mendengar berbagai isu soal kenaikan harga BBM. Pertamina dipastikan tetap menjaga ketersediaan bahan bakar, selama masyarakat tidak menumpuk pembelian secara sepihak.
"Stok aman, tapi jangan ada panic buying dan sebagainya. Kami tahan bukan penjualan, tapi tahan yang beli agar tidak banyak," ujar Arya.
Advertisement
Kapan Harga BBM Naik, Ketahui Dulu Rincian Harganya Hari Ini
Rencana kenaikan harga BBM terus digadang-gadang dalam beberapa waktu terakhir. Namun, hingga saat ini pemerintah belum memutuskan apapun perihal kebijakan harga BBM naik.
Pemerintah sedang mengkaji kenaikan harga BBM terutama subsidi karena melihat besarnya subsidi energi yang harus dikucurkan tahun ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan subsidi energi termasuk Subsidi BBM akan habis pada Oktober 2022.
Diketahui, jumlah subsidi energi tahun ini sebesar Rp 502,4 triliun setelah adanya penambahan dari alokasi awal.
Ini bisa habis jika melihat pola konsumsi masyarakat saat ini. Di mana, terjadi tren peningkatan yang cukup besar apalagi yang mengkonsumsi Pertalite dan Solar."Ini jadi persoalan, Rp 502 triliun akan habis di bulan Oktober," ungkapnya dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Jumat (26/8/2022).
Sri Mulyani menjelaskan dengan adanya pemulihan ekonomi saat ini, yang juga mendorong tingkat konsumsi masyarakat, akan melampaui dari alokasi yang ditetapkan.
Hingga saat ini, konsumsi Solar sudah mencapai 63 persen dari alokasi, dan Pertalite sudah 43 persen dari alokasi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, kuota BBM subsidi Pertalite saat ini sudah terserap sekitar 80 persen lebih dari yang tersedia.
"Kita Pertalite sekarang ini 80-81 persen sudah terserap. Tapi pemerintah akan selalu memperhatikan kebutuhan," ujar Menteri Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (26/8/2022).
Adapun angka tersebut lebih besar ketimbang laporan PT Pertamina (Persero) sebelumnya, yang mengumumkan penyaluran BBM subsidi jenis Pertalite telah mencapai 16,8 juta KL hingga Juli 2022.
Itu berarti stok Pertalite sudah terserap sekitar 73 persen dari total kuota yang tersedia untuk tahun ini, yakni sebesar 23 juta KL.
Berikut ini adalah daftar harga lengkap Pertamax Turbo, Dexlite, hingga Pertamina Dex di setiap provinsi hari ini, melansir laman mypertamina.id, Senin (29/8/2022):
Prov. Nanggroe Aceh Darussalam
Pertamax Turbo: Rp 17.900
Dexlite: Rp 17.800
Pertamina Dex:Â Rp 18.900
Â
Prov. Sumatera Utara
Pertamax Turbo: Rp 18.250
Dexlite: Rp 18.150
Pertamina Dex: Rp 19.250
Â
Prov. Sumatera Barat
Pertamax Turbo: Rp 18.250
Dexlite: Rp 18.150
Pertamina Dex: Rp 19.250Â
Provinsi Lainnya
Prov. Riau
Pertamax Turbo:Â Rp 18.600
Dexlite:Â Rp 18.500
Pertamina Dex:Â Rp 19.600
Â
Prov. Kepulauan Riau
Pertamax Turbo:Â Rp 18.600
Dexlite:Â Rp 18.500
Pertamina Dex:Â Rp 19.600
Â
Kodya Batam (FTZ)
Pertamax Turbo:Â Rp 18.600
Dexlite:Â Rp 18.500
Pertamina Dex:Â Rp 19.600
Â
Prov. Jambi
Pertamax Turbo:Â Rp 18.250
Dexlite: Rp 18.150
Pertamina Dex:Â Rp 19.250
Â
Prov. Bengkulu
Pertamax Turbo: Rp 18.600
Dexlite: Rp 18.500
Pertamina Dex:Â Rp 19.600
Â
Prov. Kepulauan Riau
Pertamax Turbo:Â Rp 18.600
Dexlite: Rp 18.500
Pertamina Dex:Â Rp 19.600
Â
Prov. Sumatera Selatan
Pertamax Turbo:Â Rp 18.250
Dexlite:Â Rp 18.150
Pertamina Dex:Â Rp 19.250
Â
Prov. Bangka-Belitung
Pertamax Turbo:Â Rp 18.250
Dexlite:Rp 18.150
Pertamina Dex:Â Rp 19.250
Â
Prov. Lampung
Pertamax Turbo:Â Rp 18.250
Dexlite:Â Rp 18.150
Pertamina Dex:Â Rp 19.250.
Â
Prov. DKI Jakarta
Pertamax Turbo:Â Rp 17.900
Dexlite:Â Rp 17.800
Pertamina Dex:Â Rp 18.900
Â
Prov. Banten
Pertamax Turbo:Â Rp 17.900
Dexlite:Â Rp 17.800
Pertamina Dex:Â Rp 18.900Â Â
Advertisement
Wilayah Selanjutnya
Prov. Jawa Barat
Pertamax Turbo:Â Rp 17.900
Dexlite:Â Rp 17.800
Pertamina Dex:Â Rp 18.900
Â
Prov. Jawa Tengah
Pertamax Turbo:Â Rp 17.900
Dexlite:Â Rp 17.800
Pertamina Dex:Â Rp 18.900
Â
Prov. DI Yogyakarta
Pertamax Turbo:Â Rp 17.900
Dexlite:Â Rp 17.800
Pertamina Dex:Â Rp 18.900
Â
Prov. Jawa Timur
Pertamax Turbo:Â Rp 17.900
Dexlite:Â Rp 17.800
Pertamina Dex:Â Rp 18.900
Â
Prov. Bali
Pertamax Turbo:Â Rp 17.900
Dexlite:Â Rp 17.900
Pertamina Dex:Â Rp 18.900
Â
Prov. Nusa Tenggara Barat
Pertamax Turbo: Rp 17.900
Dexlite:Â Rp 17.800
Pertamina Dex:Â Rp 18.900
Â
Prov. Nusa Tenggara Timur
Pertamax Turbo:Â Rp 17.800
Dexlite:Â Rp 18.900
Pertamina Dex:Â Rp 17.700.
Â
Prov. Kalimantan Barat
Pertamax Turbo:Â Rp 18.250
Dexlite:Â Rp 18.150
Pertamina Dex:Â Rp 19.250
Â
Prov. Kalimantan Tengah
Pertamax Turbo:Â Rp 18.250
Dexlite:Â Rp 18.150
Pertamina Dex:Â Rp 19.250
Â
Prov. Kalimantan Selatan
Pertamax Turbo:Â Rp 18.250
Dexlite:Â Rp 18.150
Pertamina Dex:Â Rp 19.250Â
Berikutnya
Prov. Kalimantan Timur
Pertamax Turbo:Â Rp 18.250
Dexlite:Â Rp 18.150
Pertamina Dex:Â Rp 19.250
Â
Prov. Kalimantan Utara
Pertamax Turbo:Â Rp 18.250
Dexlite:Â Rp 18.150
Pertamina Dex:Â Rp 19.250
Â
Prov. Sulawesi Utara
Pertamax Turbo:Â Rp 18.250
Dexlite:Â Rp 18.150
Pertamina Dex:Â Rp 19.250
Â
Prov. Gorontalo
Pertamax Turbo:Â Rp 18.250
Dexlite:Â Rp 18.150
Pertamina Dex:Â Rp 19.250
Â
Prov. Sulawesi Tengah
Pertamax Turbo:Â Rp 18.250
Dexlite:Â Rp 18.150
Pertamina Dex:Â Rp 19.250
Â
Prov. Sulawesi Tenggara
Pertamax Turbo:Â Rp 18.250
Dexlite:Â Rp 18.150
Pertamina Dex:Â Rp 19.250
Â
Prov. Sulawesi Selatan
Pertamax Turbo:Â Rp 18.250
Dexlite:Â Rp 18.150
Pertamina Dex:Â Rp 19.250
Â
Prov. Sulawesi Barat
Pertamax Turbo:Â Rp 18.250
Dexlite:Â Rp 18.150
Pertamina Dex:Â Rp 19.250.Â
Advertisement