Sukses

Kerugian Ekonomi dari Banjir Bandang di Pakistan Capai Rp 148,7 T

Perkiraan awal terkait kerugian yang disebabkan oleh bencana banjir di Pakistan mencapai USD 10 miliar atau setara Rp 148,7 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Pejabat Pakistan mengeluarkan perkiraan awal terkait kerugian yang disebabkan oleh bencana banjir di negara itu. 

Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (30/8/2022) Perkiraan awal tentang kerugian yang disebabkan oleh bencana banjir di Pakistan mencapai lebih dari USD 10 miliar atau setara Rp 148,7 triliun.

Kementerian perencanaan Pakistan pun mengharapkan datangnya bantuan internasional dalam mengatasi dampak banjir bandang di negara tersebut.

"Saya pikir kerugiannya akan menjadi besar. Sejauh ini, pada perkiraan awal, lebih tinggi dari USD 10 miliar," kata Menteri Perencanaan Pakistan Ahsan Iqbal.

Sebagai informasi, banjir bandang yang disebabkan oleh hujan monsun telah menghanyutkan jalan, jembatan, dan fasilitas infrastruktur lainnya di sejumlah wilayah di Pakistan. 

Banjir Pakistan ini menewaskan sedikitnya 1.000 orang dalam beberapa pekan terakhir, dengan lebih dari 33 juta orang terdampak, atau lebih dari 15 persen dari 220 juta penduduk Pakistan.

"Sejauh ini kita telah melihat 1.000 kematian. Kerusakan hampir mencapai satu juta rumah. Masyarakat benar-benar kehilangan mata pencaharian mereka sepenuhnya," ungkap Iqbal di kantornya.

Menurunya, banjir kali ini merupakan bencana terburuk dibanding banjir sebelumnya di Pakistan pada tahun 2010. 

Iqbal menyebut, kemungkinan diperlukan waktu hingga lima tahun untuk membangun kembali dan merehabilitasi wilayah Pakistan yang terdampak banjir, sementara dalam waktu dekat akan dihadapkan dengan kekurangan pangan akut.

"Secara harfiah, sepertiga dari Pakistan berada di bawah genangan air sekarang, yang telah melampaui setiap batas, yang pernah kita lihat di masa lalu," kata Menteri Perubahan Iklim Pakistan, Sherry Rehman.

"Kami belum pernah melihat bencana yang seperti ini," bebernya.

 

2 dari 4 halaman

Lahan Pertanian Terendam Banjir, Pakistan Pertimbangkan Impor Sayuran dari India

Harga pangan telah melonjak di Pakistan karena lahan pertanian yang terendam banjir dan jalan yang tidak bisa dilalui.

Dalam upaya meredam kekurangan pangan, Menteri Keuangan Pakistan Miftah Ismail mengatakan negara itu sedang mempertimbangkan untuk mengimpor sayuran dari India.

Pertimbangan itu datang meski kedua negara bertetangga itu sudah lama tidak melakukan aktivitas perdagangan.

"Kami dapat mempertimbangkan untuk mengimpor sayuran dari India," kata Ismail kepada media lokal Geo News TV, menambahkan kemungkinan sumber impor makanan lainnya bakal datang dari Turki dan Iran.

Perdana Menteri India Narendra Modi pun turut menyampaikan keprihatinannya dengan kerusakan dan kerugian yang disebabkan oleh banjir di Pakistan.

"Kami menyampaikan belasungkawa tulus kami kepada keluarga para korban, yang terluka dan semua yang terkena dampak bencana alam ini dan berharap untuk pemulihan awal normal," kata PM Narendra Modi dalam postingannya di Twitter.

 

3 dari 4 halaman

China Hingga Kanada Tawarkan Dana Bantuan ke Pakistan yang Dilanda Banjir

Sementara itu, China mengatakan akan memberikan bantuan kemanusiaan kepada Pakistan yang dilanda banjir, yaitu uang tunai senilai USD 300.000 tunai atau setara Rp 4,4 miliar dan 25.000 tenda.

China sejauh telah mengirim 4.000 tenda, 50.000 selimut, dan 50.000 terpal tahan air ke Pakistan.

Presiden China Xi Jinping juga dikabarkan telah menelepon rekannya dari Pakistan Pervez Musharraf untuk menyampaikan belasungkawa atas banjir yang parah, menurut media pemerintah China.

Adapun Kanada yang juga mengumumkan dana bantuan kemanusiaan untuk Pakistan sebesar USD 5 juta atau setara Rp 74,3 miliar.

4 dari 4 halaman

Pakistan Menanti Dana Bantuan Penanganan Banjir dari IMF

Wilayah selatan, barat daya, dan utara Pakistan menjadi wilayah yang paling parah dilanda banjir, yang menyapu sebagian besar lahan pertanian, juga mengisolasi daerah itu selama beberapa hari terakhir.

Puluhan ribu keluarga telah meninggalkan rumah mereka ke tempat yang lebih aman, pindah dengan kerabat mereka, atau ke pengungsian yang dikelola negara. 

Pakistan telah meminta bantuan internasional dan beberapa negara telah mengirimkan pasokan serta tim penyelamat.

Pada Minggu kemarin (28/8), Menteri luar negeri Pakistan mengatakan bahwa dia berharap lembaga keuangan seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia akan memberikan bantuan keuangan, dengan mempertimbangkan biaya ekonomi dari banjir.

Namun, Iqbal mengatakan setiap permintaan formal untuk bantuan keuangan perlu menunggu sampai skala kerusakan diketahui secara keseluruhan, yang sekarang sedang dievaluasi otoritas di Pakistan.Â