Sukses

Belanja Kesehatan Warga RI Capai Rp 100 T, Pasar Menggiurkan bagi Wisata Medis

Menparekraf Sandiaga Uno mendorong berbagai pihak untuk turut serta dalam program Wellness and Medical Tourism yang dirancang pemerintah.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mendorong berbagai pihak untuk turut serta dalam program Wellness and Medical Tourism (wisata kesehatan dan wisata medis) yang dirancang pemerintah. Salah satunya, dengan mengambil simbol 3G (tiga G) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Menurutnya potensi wisata kesehatan memiliki nilai tinggi seperti data dari Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC). Mereka menyebut wisatawan kesehatan internasional di Malaysia mencapai 1,2 juta orang, 700 ribu di antaranya berasal dari Indonesia.

Dari 1,2 juta wisatawan, mereka yang pergi ke sana berkepentingan melakukan pemeriksaan kesehatan penglihatan dan pendengaran. Dengan nilai tersebut, Malaysia Tourism Health mampu meraup Rp23 triliun dari wisata kesehatan.

"Nah, kami melihat bahwa ternyata di Indonesia membelanjakan lebih dari Rp100 triliun dan yang dimiliki oleh populasi Indonesia untuk mendapatkan layanan kesehatan se-simple mengecek penglihatan, pedengaran ke luar negeri," ucapnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (30/8/2022).

Salah satu pihak yang didorong Sandiaga Uno ikut bagian dalam program Wellness and Medical Tourism ini yaitu Kasoem Group melalui Kasoem Vision Care dan Kasoem Hearing Center

"Saya ingin mendorong Kasoem Group untuk menjadi terdepan, mengambil tiga simbol dari Kemenparekraf. 3 G, yaitu G pertama Gercep, Gerak Cepat. G kedua Geber, Gerak Bersama, dan Gaspol, Garap Semua Potensi Online," tutur Sandi.

Maka dari itu, Sandi ingin Kasoem Group untuk menjadi terdepan dalam pemeriksaan kesehatan mata dan pendengaran melalui Kasoem Vision Care dan Kasoem Hearing Center. Sehingga, wisatawan dalam negeri tak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk mendapatkan fasilitas kelas internasional.

"Kasoem Group, tetaplah menginspirasi 80 tahun sudah bekiprah, mari kita dorong 80 tahun lagi mendunia. Karena yang diberikan kacamata itu tokoh-tokohnya Bung Karno, Muhammad Hatta, tokoh-tokoh kelas dunia," ucapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Peluang Ciptakan Lapangan Kerja Baru

Deputy Chief Executive Officer (CEO) Kasoem Group Trista Mutia Kasoem menyambut baik ajakan Sandi untuk berpartisipasi dalam program Wellness and Medical Tourism (Kemenparekraf).

Karena, Kasoem Group yang sudah berdiri sejak 1939 telah memiliki fasilitas yang lengkap untuk pemeriksaan penglihatan dan pendengaran sesuai standar internasional.

Tak hanya itu, Kasoem Group juga mengedepankan pelayanan serta solusi sesuai kebutuhan konsumen. Hal tersebut sejalan dengan value Kasoem HELP, yaitu Harmony, Excellent in Science, Loyalty, and Professional.

"Kasoem Gorup siap mendukung program Pak Menteri, khususnya program Wellness and Medical Tourism. Selain meningkatkan awareness pelanggan dari dalam negeri, ini juga bisa menjadi peluang untuk menciptakan lapangan kerja baru untuk industri wisata kesehatan," ucap Trista.

3 dari 4 halaman

Pandemi Covid-19 Jadi Momentum Bangkitkan Wisata Medis

Pemerintah terus menggencarkan upaya pengembangan wisata kesehatan atau medical tourism. Hal ini didorong oleh besarnya potensi wisata kesehatan yang saat ini masih belum tergarap.

Ketua Asosiasi Wisata Medis Indonesia (AWMI), Dr. Taufik mengatakan bahwa pandemi Covid-19 ini bisa menjadi momentum bagi industri pariwisata kesehatan Indonesia untuk bangkit. Pasalnya, selama ini masyarakat Indonesia banyak yang lebih memilih untuk berobat ke luar negeri.

“Kenapa Masyaraiat Indonesia ke luar negeri, utamanya karena kurang percaya. Memang banyak cerita yang lalu terkait kurangnya pelayanan yang ditawarkan RS di Indonesia. Tapi kini kita sudah berbenah dan suddah meningkatkan layanan, jadi sudah bagus. Sehingga tidak ada lagi alasan untuk ke luar negeri sebenranya,” ujar Dr Taufik dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (21/12/2021).

Dr. Taufik mengungkapkan jika omset wisata kesehatan diketahui mencapai sebesar Rp 150 triliun dan hingga kini masih dikuasai oleh Singapura, Malaysia dan juga Thailand.

“Orang Indonesia itu devisa Rp100 sampai Rp150 trilun per tahun ke luar negeri. Jadi, bagaimana mengaet kembali devisa itu sendiri. Potensi kita yang selama ini terkendala jadi tuan rumah di negeri sendiri,” kata Taufik.

Maka itu, dalam upaya menstimulus sektor Industri Pariwisata dan Kesehatan di masa Pandemi Covid-19, Aladin Travel unit dari MNC Group bersama-sama dengan para dokter terbaik Indonesia dari berbagai spesialisasi membuat program Indonesia Health Tourism (IHT) dengan tema Professional meets Local Wisdom.

Acara ini dilakukan dengan mengkolaborasikan pelaku Industri Pariwisata dengan Industri Kesehatan sebagai bagian dari pengembangan industri wisata medis di Indonesia.

“Proses kerjasama dengan industri pariwisata perlu dijalankan agar kami dapat mengembangkan wisata medis di Indonesia dengan biaya efektif bagi pasien. Sehingga wisatawan lokal maupun internasional yang menjalani perawatan medis, dapat menikmati keindahan alam dan fasilitas kesehatan di salah satu tujuan wisata populer di Indonesia,” tambah Dr. Taufik.

Corporate Sales Director Aladin Travel by Mister Aladin, Joneka Kandou menjelaskan jika Misi utama acara tersebut adalah agar Indonesia dapat menjadi destinasi Wisata Medis terbesar di Asia Tenggara dan masuk dalam daftar 40 besar destinasi wisata medis dunia.

“Indonesia ini tidak masuk dalam 40 besar wisata tujuan medik itu menyedihkan sekali. Dengan jumlah pendudukan sebanyak ini banyak sekali dana yang keluar ke negara kawasan. Ini yang coba kita garap,” ucap Joneka.

4 dari 4 halaman

Pelayanan Medis

Senada dengan Dr. Taufik, Joneka juga sepakat bahwa rangkaian acara IHT ini diadakan secara berkelanjutan dengan tujuan untuk mendorong kemajuan industri Pariwisata dan Medis yang salah satunya membantu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi dan pelayanan medis di Indonesia, yang pada akhirnya dapat memberi nilai tambah pada perekonomian nasional.

“Dan hal ini ini tentunya membutuhkan keterlibatan banyak pihak baik pemerintah maupun swasta untuk menempatkan posisi Indonesia sebagai destinasi pilihan wisata medis dunia” kata Joneka Kandou.

Dalam acara Pra Opening IHT 2021 didukung oleh PT Kolosal Mitra Terpercaya (KOMITE) dengan menyertakan acara peluncuran WeCardio, produk inovatif berupa alat EKG (Elektrokardiogram) portabel untuk merekam serta mengevaluasi irama jantung yang dapat dilakukan secara pribadi baik di rumah maupun saat melakukan perjalanan. Hal ini semakin memperkuat posisi PT Komite sebagai perusahaan penyedia alat kesehatan yang inovatif di Indonesia.

WeCardio telah menunjukkan kemajuan teknologi di bidang Kesehatan karena kemampuannya sebagai alat EKG portabel berukuran kecil dan ringan dengan berat 33 gram.

Pemeriksaan dapat dilakukan secara rutin dengan hasil rekaman langsung tersimpan di smartphone sebagai data pendukung untuk telekonsultasi dengan dokter. WeCardio juga sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan RI dan bergaransi dengan layanan purna jual resmi yang sudah bisa didapat melalui akun resmi PT Komite di beberapa market place.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.