Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan hari ini memantau harga bahan pangan di Pasar Merdeka Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).
Di sana, tak sekedar memantau, Mendag juga kedapatan memborong sejumlah bahan pangan mulai dari telur ayam ras, ayam ras, dan cabai tiung.
Baca Juga
"Berapa harga telur ini bu," tanya Mendag saat pertama kali masuk kios pasar dan langsung singgah di kios telur ayam ras, seperti dikutip dari Antara, Rabu (31/8/2022).
Advertisement
Mendengar pertanyaan Mendag, Ibu penjual telur ayam langsung menyebut harga telur ayam ras yang ia jual adalah Rp65 ribu per rak, kemudian Mendag membeli telur tersebut sebanyak enam rak.
Dalam kunjungan ke pasar tradisional tersebut, Mendag didampingi Gubernur Kaltim Isran Noor, Wali Kota Samarinda Andi Harun, Kepala Bank Indonesia Provinsi Kaltim Ricky Perdana Gozali, dan sejumlah pejabat terkait baik di lingkungan Pemprov Kaltim maupun Pemkot Samarinda.
Suasana pasar begitu padat ketika menteri dan rombongan mengunjungi kios, bahkan sejumlah ibu ada yang minta swafoto dengan menteri, di kios lain dengan gubernur, dan di kios yang lain lagi minta swafoto dengan wali kota.
Menteri dan rombongan kemudian berdialog dengan pedagang dan mengunjungi kios ayam ras untuk membeli berapa ekor ayam.
Beli Cabai
Mendag kembali berhenti di kios sayur mayur yang menjual cabai tiung. Di kios ini, Mendag membeli 4 kilogram cabai tiung dengan harga Rp50 ribu per kilogram.
Zulkifli kemudian menuju tempat parkir yang digunakan sebagai operasi pasar murah, terutama minyak goreng curah yang dikemas dalam botol plastik per 2 liter dengan harga Rp24 ribu per botol atau Rp12 ribu per liter.
Di lokasi ini, Zulkifli menyapa ibu-ibu yang sedang mengantre minyak goreng dan menanyakan berapa harga per liternya. Para pengantre hanya boleh membeli maksimal dua botol atau 4 liter per orang.
Saat ditemui wartawan setelah keliling pasar, Mendag Zulkifli mengatakan harga sejumlah kebutuhan pokok seperti cabai yang naik saat ini, masih dalam batas kewajaran karena persediaan yang menurun akibat sejumlah daerah penghasil mengalami gagal panen.
Advertisement
Mendag: Harga Telur Normal Paling Lambat 2 Pekan
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menargetkan harga telur ayam dapat kembali normal dalam dua pekan ke depan. Hal ini seiring dengan upaya untuk menstabilkan permintaan dan meningkatkan produksi.
Seusai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Zulhas, sapaan akrabnya, menjelaskan kenaikan harga telur ayam dalam beberapa terakhir karena melonjaknya permintaan, sementara suplai atau produksi tidak memadai.
“Mudah-mudahan paling lambat dua minggu sudah normal telur ayam. Walaupun itu juga nanti akan kita tambah ayam untuk petelur itu,” katanya dikutip dari Antara, Kamis (25/8/2022).
Salah satu faktor penyebab meningkatnya permintaan telur, kata Zulkifli Hasan, adalah program bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat dengan salah satu bantuannya adalah telur ayam. Karena pengadaan bansos itu, permintaan telur ayam melonjak di berbagai daerah.
“Ini rapel uangnya (uang bansos) tiga bulan agak banyak, jadi ada permintaan selama lima hari mendadak, pasar kurang pasokannya.. Biasa kalau pasokan kurang dikit, kaget, harga naik,” ujarnya.
Bertemu Para Pengusaha Telur Ayam
Zulkifli Hasan mengaku sudah bertemu para perwakilan pengusaha telur. Para pelaku usaha meminta agar skema penyaluran bansos dibuat secara periodik agar produksi dapat mencukupi permintaan.
“Sarannya, bisa tidak bansos tiap bulan karena telur itu kan tidak bisa cepat. Jadi kalau bisa tiap bulan, sehingga ketika dibelanjakan tidak ada permintaan yang mendadak banyak,” ujarnya.
Menurut Zulhas, rata-rata harga telur saat ini sebesar Rp31 ribu kilogram. Ia ingin mampu menurunkan harga telur di titik keseimbangan agar tidak terlalu membebani konsumen dan tetap mampu memberikan keuntungan terhadap peternak.
“Telur ayam memang Rp31 ribu sekarang, tapi waktu saya duduk (dilantik menjadi Mendag) Rp32 ribu. Sekarang Rp31 ribu sempat turun sampai Rp26 ribu-Rp25 ribu. Memang harga sedang itu Rp27 ribu-Rp28ribu itu untung peternaknya. Harga Rp31 ribu kemahalan,” kata Zulkifli Hasan.
Advertisement