Sukses

Akselerasi Rencana Pengelolaan Kota, Innovative Circular Strategy Bisa Ciptakan Sistem Ekonomi Lebih Baik

Pemerintah juga telah mendorong program pengelolaan kota di berbagai sektor untuk mengimbangi fenomena urbanisasi yang merupakan hasil dari pembangunan ekonomi dan modernisasi.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah meyakini bahwa pengelolaan kota yang baik dapat mendorong pertumbuhan ekonomis serta menjaga keseimbangan dan mengurangi kesenjangan antara masyarakat pedesaan dan perkotaan.

Pemerintah juga telah mendorong program pengelolaan kota di berbagai sektor untuk mengimbangi fenomena urbanisasi yang merupakan hasil dari pembangunan ekonomi dan modernisasi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa urbanisasi memungkinkan pergerakan arus modal yang cepat, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, dan meningkatkan produktivitas.

Urbanisasi juga menjadi simbol pertumbuhan ekonomi yang mendorong tumbuhnya bisnis lokal, khususnya UMKM.

Hal tersebut disampaikan Menko Airlangga secara virtual dalam acara Urban 20 (U20) Mayors Summit’s Side Event, Selasa (30/08).

“Untuk mengelola kota yang lebih baik, investasi harus terus ditingkatkan, khususnya dalam melakukan transformasi perkotaan yang efisien dan berdampak,” kata Menko Airlangga.

Lebih lanjut, Menko Airlangga menjelaskan bahwa transformasi perkotaan bukan hanya tentang keindahan kota, melainkan tentang pendekatan holistik yang membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.

Hal tersebut didasarkan pada konsep Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tentang pembaruan perkotaan dan inisiatif serta investasi berbasis wilayah yang berorientasi pada masa depan untuk dampak yang lebih besar.

“Innovative circular strategy juga diperlukan untuk mempercepat penerapan rencana pengelolaan kota untuk menciptakan sistem ekonomi yang lebih baik,” ujar Menko Airlangga.

Dalam kesempatan tersebut Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa untuk menghadapi tantangan-tantangan di perkotaan seperti sampah dan perubahan iklim, Indonesia telah memulai inisiatif untuk mendukung ekonomi sirkular.

Inisiatif tersebut meliputi penggunaan blok konstruksi ramah lingkungan yang berasal dari sampah plastik untuk membangun sekolah di Lombok dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu di wilayah Jabodetabek untuk menciptakan nilai baru dari sampah.

“Saya percaya, investasi pada lokasi yang tepat dan didukung dengan konsep hubungan perkotaan-pedesaan, ekonomi sirkular dapat menghadirkan masa depan yang menjanjikan. Dari hal tersebut akan menumbuhkan lebih banyak bisnis sirkular, mengubah limbah menjadi modal dan investasi, dan menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan,” jelas Menko Airlangga.

Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga mengungkapkan bahwa sejumlah kota di Indonesia telah secara mandiri menjalani transisi menuju smart city sebagai bagian dari upaya Pemerintah Daerah dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat dan memastikan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan. Beberapa kota yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar dapat menjadi contoh kota yang melakukan pembangunan secara komprehensif dengan menggunakan teknologi untuk memenuhi tuntutan penduduk perkotaan.

“Pemerintah Indonesia juga terus mengembangkan transportasi perkotaan sebagai bentuk pemanfaatan ruang kota untuk kepentingan masyarakat. Beberapa proyek transportasi perkotaan telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional yakni elektrifikasi transportasi massal di Jakarta, dan pengembangan Light Rapid Transit di Palembang, Sumatera Selatan,” jelas Menko Airlangga.

Untuk mendukung pengembangan transportasi perkotaan, Indonesia yang didukung oleh Jepang juga telah meluncurkan Proyek Integrasi Kebijakan Transportasi Perkotaan Jabodetabek Tahap 3 (JUTPI-3). Pembangunan tersebut direncanakan akan dimulai pada Juni 2025.

“Urban 20 diharapkan dapat menjadi wadah untuk mendorong kota-kota berkolaborasi karena urbanisasi yang tidak diikuti dengan pengelolaan yang baik akan meningkatkan sektor informal seperti kawasan kumuh,” pungkas Menko Airlangga.