Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Konsumen (IHK) Agustus 2022 berpotensi mengalami deflasi tipis sebesar 0,10 persen secara bulanan Month-over-month (MoM). Ramalan angka deflasi pada agustus ini seiring dengan turunnya beberapa harga bahan pangan bergejolak.
"IHK pada bulan Agustus diperkirakan akan mengalami deflasi 0,10 persen MoM, atau setara dengan 4,80 persen yoy," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, kepada Liputan6.com, Kamis (1/9/2022).
Baca Juga
Dia menjelaskan, deflasi pada bulan Agustus cenderung didorong oleh deflasi barang bergejolak, terindikasi dari penurunan harga komoditas pangan seperti bawang putih, cabai merah, dan cabai rawit, seiring dengan normalisasi sisi supply.
Advertisement
Sementara itu, dari sisi barang yang diatur oleh pemerintah, diperkirakan harga tiket pesawat mulai melandai, seiring dengan harga avtur yang juga diproyeksikan mulai turun.
"Dari sisi inflasi inti, diperkirakan inflasi inti meningkat hingga 2,94 persen yoy akibat kenaikan ekspektasi inflasi sejalan dengan potensi kenaikan harga BBM serta second round effect dari kenaikan inflasi harga bergejolak dan harga diatur pemerintah," jelas Josua.
Namun demikian, inflasi inti diperkirakan cenderung terbatasi oleh penurunan harga emas, yang sepanjang bulan Agustus mengalami tren penurunan.
Senada juga disampaikan Bank Indonesia dalam Survei Pemantauan Harga pada minggu IV Agustus 2022, perkembangan inflasi sampai dengan minggu IV Agustus 2022 diperkirakan mengalami deflasi sebesar 0,13 persen (mtm).
Komoditas utama penyumbang deflasi Agustus 2022 sampai dengan minggu IV yaitu bawang merah sebesar -0,17 persen (mtm), cabai merah sebesar -0,13 persen (mtm), minyak goreng dan cabai rawit masing-masing sebesar -0,07 persen (mtm), daging ayam ras sebesar -0,04 persen (mtm), tarif angkutan udara dan tomat masing-masing sebesar -0,03 persen (mtm), serta bayam, bawang putih dan jeruk masing-masing sebesar -0,01 persen (mtm).
Sementara itu, komoditas yang mengalami inflasi pada periode minggu IV Agustus 2022 yaitu Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT) sebesar 0,08 persen (mtm), telur ayam ras dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,03 persen. (mtm), beras sebesar 0,02 persen (mtm), serta semen, air kemasan dan kentang masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
Â
Inflasi di Sumatera Bikin Menko Luhut Jengkel, Bank Indonesia Turun Tangan
Sebelumnya, Bank Indonesia melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Utara memperkuat sinergi bersama dengan 43 kantor Perwakilan Dalam Negeri (KPwDN) BI.
Penguatan ini dengan mengendalikan laju inflasi melalui inovasi dan digitalisasi pengembangan klaster cabai merah dengan sistem integrated farming yang akan menopang kesinambungan produksi nasional ke depan.
Seperti diketahui, kondisi inflasi di Sumatera menjadi catatan Menko Luhut. Oleh karena itu, dirinya sempat memberikan wejangan kepada kepala daerah beberapa hari lalu.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juga Agung mengatakan bahwa Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) hadir sebagai salah satu arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rakornas pengendalian inflasi 2022.
GNPIP diharapkan dapat mengoptimalkan upaya dalam stabilisasi harga pangan dan mendorong produksi guna meningkatkan ketahan pangan yang lebih terintegrasi serta berdampak nasional berdasarkan pada kerangka 4K.
"Ini juga mendukung daya beli masyarakat dan pemulihan ekonomi nasional. Kita harus mengambil langkah untuk menangani aspek yang lebih struktural, dengan mendorong inovasi dan digitalisasi pertanian, seperti yang telah dilakukan oleh klaster cabai merah di Sumatera Selatan," ujar Juda pada keterangan resmi, Jakarta, Rabu (31/8/2022).
Â
Advertisement
Perluasan Kerja Sama
Upaya sinergitas pengendalian inflasi pada kegiatan ini juga meliputi komitmen perluasan kerjasama antar daerah (KAD) Kepulauan Riau dan Bangka Belitung, peresmian klaster baru hortikultura, pemberian 77.000 bibit cabai merah dalam rangka mendorong gerakan Urban Farming,
Kemudian, penyerahan program dedikasi untuk negeri berupa alat digital farming, sarana prasarana usaha alat tangkap nelayan, dan sarana pendukung produksi pertanian guna mendukung pengembangan serta peningkatan kapasitas di sisi hulu.
Sebagai informasi, momentum gerakan ini ditandai dengan penyelenggaraan Kick Off GNPIP Sumatera Utara di Klaster Cabai Merah Juli Tani, Kabupaten Deli Serdang pada 31 Agustus 2022.