Sukses

Truk ODOL Jadi Penyebab Mayoritas Kecelakaan di Tol

Praktik ODOL dinilai sangat merugikan operator jalan tol dan meningkatkan risiko kecelakaan, serta inefisiensi akibat kondisi jalan rusak yang ditimbulkan.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat, truk berlebih muatan atau Over Dimension Overload (ODOL) masih jadi faktor utama penyebab kondisi jalan tol mudah rusak dan berlubang. Selain itu, juga menimbulkan risiko kecelakaan lalu lintas di jalan bebas hambatan.

Kepala BPJT Kementerian PUPR Danang Parikesit menyatakan, kendaraan ODOL sangat merugikan operator jalan tol dan meningkatkan risiko kecelakaan. Juga menimbulkan inefisiensi akibat kondisi jalan rusak, dan meningkatkan polusi udara akibat gas buang yang berlebih yang ditimbulkan.

Khususnya kendaraan yang masuk dalam golongan II dan III seperti truk dengan 2-3 gandar, atau truk dengan 2-3 sumbu roda.

"Berdasarkan data Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) kendaraan yang paling banyak melakukan pelanggaran Over Dimension dan Overload (ODOL) adalah golongan II dan III. Namun untuk kendaraan Gol IV dan V sudah mulai tertib," kata Danang, Kamis (1/9/2022).

Danang menyebut, Kementerian PUPR bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) telah melakukan inovasi penerapan teknologi mesin Weight In Motion (WIM) yang terpasang di 10 ruas jalan tol. Rencananya akan ditambah pemasangan di 23 ruas jalan tol.

"Salah satu inovasi penerapan teknologi mesin Weight In Motion (WIM) juga dipasang pada gerbang tol salah satunya yang diterapkan pada pintu masuk menuju Pulau Sumatera, tepatnya di Gerbang Tol Bakauheni Selatan Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar," terangnya.

Kemudian, nantinya kendaraan berat yang akan masuk ke jalan tol langsung diberikan sanksi terkait sesuai dengan karcis kendaraan yang ODOL, lalu akan dikeluarkan secara langsung di pintu tol terdekat.

"Pengelolaan kendaraan barang bermuatan besar di jalan tol juga merupakan bagian penting dari upaya modernisasi kita di sistem jaringan jalan tol," ujar Danang.

"Melalui penindakan ODOL menggunakan mesin WIM yang terpasang di gerbang tol ini dapat mengatur kedisiplinan para pengemudi maupun pemilik barang agar tidak mengalami Over Dimension dan Overload kendaraan," tuturnya.

Adapun praktik ODOL dinilai sangat merugikan operator jalan tol dan meningkatkan risiko kecelakaan, serta inefisiensi akibat kondisi jalan rusak yang ditimbulkan. Kerusakan jalan akibat ODOL juga memicu peningkatan anggaran untuk pemeliharaan jalan nasional, jalan tol, dan jalan provinsi, dengan rata-rata Rp 43,45 triliun per tahun.

2 dari 4 halaman

Kecelakaan Maut di Bekasi Makan Korban, Kemenhub Tunggu Hasil Investigasi KNKT

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) menyampaikan rasa belasungkawa atas terjadinya kecelakaan truk kontainer di Kota Bekasi pada Rabu (31/8/2022) siang.

Dalam insiden itu, truk kontainer menabrak tiang di depan SD Negeri Kota Baru II dan III di Bekasi Barat, sehingga menyebabkan tiang ambruk serta menimbulkan sejumlah korban luka hingga jiwa.

Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat, Endy Irawan, mengatakan Kemenhub terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, khususnya dengan polisi yang kini tengah mendalami terjadinya kecelakaan.

"Ditjen Hubdat pun berkoordinasi dengan Tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang akan menginvestigasi mendalam terkait penyebab kecelakaan truk kontainer tersebut," ujarnya dalam pesan Ditjen Hubdat Kemenhub yang disampaikan kepada Liputan6.com, Rabu (31/8/2022).

Endy juga menghimbau masyarakat bersabar menunggu hasil penyelidikan polisi dan KNKT untuk mengetahui penyebab utama kecelakaan.

Dia pun mengingatkan para pengemudi maupun pemilik kendaraan angkutan barang, untuk memenuhi kewajiban melakukan pemeriksaaan kondisi kendaraannya masing-masing, juga kewajiban melakukan uji kelaikan secara berkala.

Ke depan, Kemenhub melalui Ditjen Hubdat disebutnya akan terus meningkatkan pengawasan operasional kendaraan angkutan barang seperti truk.

"Sehubungan dengan hal tersebut, Ditjen Perhubungan Darat meningkatkan koordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota/Kabupaten yang punya kewenangan secara langsung melaksanakan uji kendaraan bermotor," tandasnya.

 

3 dari 4 halaman

Polisi Pastikan Kecelakaan Maut di Bekasi Bukan Karena Rem Blong

Polisi memastikan truk trailer penyebab kecelakaan maut di depan SDN Kota Baru II dan III, Jalan Sultan Agung, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat tidak mengalami rem blong.

Dari hasil penyelidikan sementara, truk diketahui sempat mengerem sebelum akhirnya menabrak halte dan tiang BTS. Hal ini membuktikan rem truk berfungsi dengan baik alias tidak ada rem blong.

"Ada bekas rem dan ini (truk) menabrak orang yang sedang menunggu di halte dan menubruk tiang Telkomsel," kata Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Latif Usman, Rabu (31/8/2022).

Pihaknya menduga truk maut tersebut oleng dikarenakan sang sopir yang tak bisa mengendalikan laju kendaraan besar yang saat itu melaju cukup kencang.

"Kami duga kecepatan di atas 60 km/jam, ini masih kita duga," ucap Latif.

Aparat kepolisian saat ini masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Lokasi kejadian kecelakaan maut juga masih dikerumuni warga sekitar dan pengendara yang ingin melihat secara langsung.

Sementara arus lalu lintas di Jalan Sultan Agung yang mengarah ke Kota Bekasi dan sebaliknya, mengalami kemacetan. Sejumlah petugas masih berupaya mengatur lalu lintas untuk mengurai kepadatan arus kendaraan.

Diketahui kecelakaan maut di Jalan Sultan Agung Kota Bekasi ini menewaskan sedikitnya 10 orang, dengan 7 di antaranya adalah anak-anak. Seluruh korban anak-anak merupakan siswa SDN Kota Baru II dan III yang tepat berada di depan lokasi. 

4 dari 4 halaman

Kecelakaan Maut Terjadi pada Jam Istirahat Sekolah

Latif menjelaskan, kecelakaan maut tersebut berlangsung saat jam istirahat sekolah. Saat itu ada puluhan siswa yang sedang keluar dan ada beberapa juga yang pulang.

Para korban kebanyakan sedang berada di halte yang berada di depan sekolah. Tiba-tiba melintas truk trailer yang oleng dan menabrak halte beserta tiang listrik di dekatnya.

"Anak sekolah ada 20 orang lebih yang menjadi korban, dan meninggal tadi anak sekolahnya ada tujuh orang," ungkap Latif.

Dirlantas Polda Metro Jaya menuturkan, jumlah korban kecelakaan maut yang sudah terkonfirmasi berjumlah 30 orang, baik korban meninggal dunia maupun luka-luka.

"Untuk korban baik luka dan meninggal dunia, dilarikan ke RS Ananda dan RSUD Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi," katanya menandaskan.Â