Liputan6.com, Jakarta - Rusia telah menghentikan pasokan gas ke negara ekonomi terbesar Eropa melalui pipa utama mereka, Nord Stream 1.
Dilansir dari US News, Kamis (1/9/2022) raksasa energi negara Rusia Gazprom mengatakan aliran gas Nord Stream 1 yang mengalir ke Jerman tidak beroperasi dari Rabu (31/8/2022) pukul 01.00 waktu setempat hingga Sabtu (3/9/2022) di jam yang sama.
Baca Juga
Gazprom mengatakan penutupan terakhir diperlukan untuk melakukan perawatan pada kompresor pipa yang tersisa di stasiun Portovaya di Rusia. Perusahaan energi itu menerangkan, perbaikan ini hanya akan dapat dilakukan oleh spesialis dari perusahaan alat berat Jerman, Siemens.
Advertisement
Sementara itu, presiden regulator jaringan Jerman Klaus Mueller mengatakan bahwa negara itu akan mampu mengatasi pemadaman tiga hari jika memang aliran gas akan dilanjutkan pada hari Sabtu.
"Saya berasumsi bahwa kami akan mampu mengatasinya," kata Mueller dalam sebuah wawancara.
"Saya percaya bahwa Rusia akan kembali ke setidaknya 20 persen mulai Sabtu, tetapi tidak ada yang benar-benar bisa memastikannya," ujarnya.Â
Rusia sebelumnya juga telah berhenti memasok gas ke Bulgaria, Denmark, Finlandia, Belanda dan Polandia, dan mengurangi aliran melalui pipa lainnya sejak perang Rusia-Ukraina memicu sanksi dari negara Barat.
Diketahui, krisis energi di Eropa akibat aliran gas Rusia yang terganggu telah memicu lonjakan harga gas grosir hingga 400 persen sejak Agustus lalu. Situasi tersebut menekan bisnis dan konsumen serta membuat pemerintah terpaksa mengeluarkan dana miliaran untuk meringankan beban.
Inflasi di Jerman sendiri, negara ekonomi terbesar di Eropa sudah melonjak ke level tertinggi dalam hampir 50 tahun pada Agustus 2022. Tingginya inflasi juga disertai dengan sentimen konsumen yang meningkat karena rumah tangga bersiap untuk lonjakan tagihan energi.
Eropa Sudah Tampung Cukup Gas Jelang Musim Dingin?
Analis di lembaga keuangan asal AS, Goldman Sachs menyebut, skenario yang mereka prediksi adalah bahwa pemadaman Nord Stream 1 terbaru tidak akan diperpanjang.Â
"Jika itu terjadi, tidak akan ada lagi elemen kejutan dan pendapatan yang berkurang, sementara aliran rendah dan penurunan sesekali ke nol berpotensi menjaga volatilitas pasar dan tekanan politik di Eropa lebih tinggi," kata Goldman.
Namun, meski aliran gas Rusia melalui Nord Stream 1 sedang terhenti, beberapa negara Eropa telah mengisi hingga 80 persen kapasitas penyimpanan gasnya untuk persiapan musim dingin.
Kapasitas milik Jerman sejauh ini telah terisi 83,65 persen. Pengisian ini kemungkinan lebih cepat dari target Berlin untuk mengisi 85 persen kapasitas penyimpanan pada 1 Oktober mendatang.
"Ini adalah keajaiban bahwa tingkat pengisian gas di Jerman terus meningkat," ujar analis Commerzbank, mencatat negara itu sejauh ini berhasil membeli cukup banyak dengan harga yang lebih tinggi di tempat lain.
Advertisement