Liputan6.com, Jakarta Kabar kenaikan harga BBM bersubsidi yang sebelumnya diperkirakan akan mengalami kenaikan per tanggal 1 September 2022 sampai saat ini belum terjadi. Bahkan pemerintah juga belum menginformasikan secara resmi terkait kenaikan harga BBM ini.
Adapun dari rencana kenaikan harga BBM ini mengundang berbagai beberapa tanggapan dari masyarakat.
Baca Juga
Salah satunya sebut saja Pak Don (47), seorang pengusaha air galon isi ulang yang kesehariannya mengantar air minum dari rumah ke rumah. Dia mengharapkan agar BBM, khususnya Pertalite tidak naik.
Advertisement
“Untuk Pertalite jangan ikut naik, karena pasti akan menambah pengeluaran kami, terutama di biaya operasional. Sementara untuk menaikkan harga jual pergalonnya sangat sulit mengingat banyaknya persaingan,” ungkapnya kepada Liputan6.com, Kamis (1/9/2022).
“Kami tidak menginginkan adanya kenaikan harga Pertalite. Kalau BBM jenis lain terserah saja. Kalaupun ada kenaikan ya maksimal Rp 8.000 saja,” tambahnya.
Terpaksa, jika nantinya harga Pertalite menjadi beban usahanya, maka dia akan melakukan efisiensi. "Mungkin kita tak lagi memberikan tissue galon kepada para pelanggan,” ujarnya.
Tak lupa, dia memberikan harapan khusus pada pemerintah yang tentunya memegang kendali terkait adanya kenaikan harga BBM tersebut.
“Ya semoga pemerintah bisa menambah kuota bantuan sosial dan sejenisnya, sehingga masyarakat mendapat tambahan penghasilan sementara dalam adaptasi bertambahnya pengeluaran akibat kenaikan BBM,” tutupnya.
Ada yang Tak Mempermasalahkan
Tanggapan lain disampaikan juga oleh Buton (22) seorang mahasiswa asal Ambon di Yogyakarta. Ia mengatakan tidak ada permasalahan jika pemerintah akan menaikkan harga BBM dalam waktu dekat.
“Menurut saya tidak ada salahnya jika harga BBM akan naik bulan ini, karena dari Presiden juga akan mengadakan bansos tambahan sebagai bentuk kompensasi untuk masyarakat yang terdampak kenaikan BBM,” ujarnya.
Namun apabila kenaikan tersebut tidak bisa dihindari, harapannya selisih kenaikan tidak begitu tinggi.
“Kalau ada, dinaikin selisih sedikit saja Rp 1.000 - Rp 2.000 per liter. Karena kebetulan saya sebagai mahasiswa rantau keuangan pas-pasan, dan menggunakan motor sehari-hari merasa keberatan jika harga BBM mahal," curhatnya.
Reporter: Nanda Rabita Nur Ilahiyah
Advertisement
Harga BBM Belum Naik, Jokowi: Semua Masih Dihitung
Hingga saat ini pemerintah belum juga menaikkan harga BBM atau bensin bersubsidi, meski kabar soal harga BBM naik makin kencang beberapa waktu terakhir.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi pun angkat bicara mengenai kepastian kenaikan harga BBM Subsidi. Ia menegaskan, soal ini masih dilakukan penghitungan.
Dalam beberapa waktu belakangan, pemerintah memang berencana menaikkan BBM Subsidi. Namun, kabar kenaikan ini masih sebatas sinyal-sinyal dari pemerintah.
"BBM semuanya masih pada proses dihitung, dikalkulasi dengan hati-hati, masih dalam proses dihitung dengan penuh kehati-hatian," kata dia kepada wartawan, mengutip Keterangan Pers yang disiarkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (1/9/2022).
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mememberikan sinyal kuat soal kepastian kenaikan BBM Subsidi. Menurut keterangannya, kenaikan disebut akan terjadi di 1 September 2022, hari ini.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memberikan sinyal jika pemerintah akan benar-benar mewujudkan kebijakan hargaBBM naik dalam waktu dekat ini.
Ia menyebutkan sejauh ini rencana kenaikan harga BBM tersebut masih dimatangkan."Ya tunggu aja besok," kata Arifin Tasrif melansir Antara, Selasa (30/8/2022).
Permintaan DPR
Ditemui pada kesempatan yang berbeda Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani berharap pemerintah bisa menghitung dampak rencana kenaikan harga BBM jika nantinya akan dilakukan.
"Kalkulasi dampak yang harus diperhitungkan bukan hanya untuk pemulihan ekonomi, tetapi untuk masyarakat," ujar Puan di Nusa Dua, Badung, Bali.
Selain itu Ketua DPR RI itu meminta agar pemerintah juga bisa mencermati rencana kenaikan harga BBM dengan sebaik-baiknya.
Sosialisasi yang baik dan tepat terhadap masyarakat, lanjut Puan, turut diperlukan yang bisa dilakukan dengan gotong-royong dan bekerja sama dengan pihak lainnya.
"Jadi jangan sampai saat ingin melakukan kenaikan harga BBM tidak ada sosialisasi yang baik," ujar Ketua DPR RI Puan Maharani.
Sebelumnya pemerintah terus memberi sinyal kuat akan menaikkan harga BBM dalam waktu dekat.
Pemerintah telah menyiapkan bantalan Rp24,17 triliun kepada masyarakat sebagai tambahan bantuan sosial atas rencana pengalihan subsidi BBM.
Dari total bantuan sosial sebesar Rp 24,17 triliun itu, masyarakat akan diberikan tiga jenis bantuan berupa bantuan langsung tunai, bantuan subsidi upah, dan alokasi dana transfer umum pemerintah daerah untuk membantu sektor transportasi di daerah masing-masing.
Advertisement