Sukses

Bila Serius Transisi ke Energi Bersih, IEA Sebut Indonesia Perlu Reformasi Kebijakan

IEA menyebut Indonesia perlu reformasi kebijakan untuk energi terbarukan dan pengurangan penggunaan batu bara. Hal ini guna mencapai emisi nol bersih pada 2060 mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan bahwa Indonesia perlu memastikan reformasi kebijakan untuk membuka jalan bagi transisi energi ke energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada batu bara. Ini sebagai bagian dari tujuan untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060.

Indonesia, salah satu penghasil karbon terbesar di dunia, telah menandatangani janji global untuk menghentikan penggunaan batu bara, yang dipandang penting untuk membantu membatasi kenaikan suhu global mencapai 1,5 derajat Celcius.

Dilansir dari Channel News Asia, Jumat (2/9/2022) laporan terbaru IEA mengatakan bahwa jenis teknologi yang dibutuhkan Indonesia untuk beralih ke energi yang lebih bersih, seperti sistem tenaga surya, sudah tersedia secara komersial dan hemat biaya, asalkan pemerintah menerapkan kebijakan pendukung.

Menurut IEA, di bawah skenario yang mengasumsikan komitmen iklim terpenuhi, Indonesia dapat memiliki kapasitas tenaga surya dan angin sebesar 25 Gigawatt pada tahun 2030, naik dari sekitar 0,4 GW saat ini.

Namun, proyek tenaga surya di Indonesia saat ini menelan biaya lebih dari dua kali lipat dari proyek di negara berkembang lainnya, sebut IEA, dan secara ekonomi tidak kompetitif dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga batu bara dan gas alam.

Biaya dapat dipangkas dengan memperkenalkan tarif yang transparan dan kompetitif dan jalur proyek yang dapat diprediksi, menurut laporan badan tersebut, yang disusun setelah permintaan dari kementerian energi di Indonesia.

Sementara itu, Indonesia berencana meningkatkan porsi energi terbarukan dari bauran energinya menjadi 23 persen pada tahun 2025, tetapi sejauh ini baru mencapai sekitar 12 persen. Batubara saat ini juga masa memasok sekitar 60 persen kebutuhan listrik di Tanah Air. 

2 dari 3 halaman

Permintaan Energi Terbarukan Tinggi, Pertamina Bikin Aliansi Strategis

PT Pertamina (Persero) menjajaki kerja sama dengan beberapa perusahaan internasional dalam bidang transisi energi. Kerja sama ini merupakan wujud komitmen Pertamina dalam upaya mendukung program transisi energi bersih dan target penurun emisi 29 persen pada 2030.

Ada beberapa kerja sama yang dilakukan Pertamina dengan beberapa perusahaan multinasional yang dilakukan di Nusa Dua, Bali, Senin 29 Agustus 2022. Kerja sama ini dihadiri langsung oleh Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.

Dalam sambutannya, Arifin mengaku senang dengan adanya kemitraan dan kolaborasi yang terbentuk di bawah payung pertemuan internasional B20 ini. Dia mengatakan, tantangan dengan penerapan teknologi rendah karbon harus ditangani bersama antara negara maju dan negara berkembang.

"Saya mendorong lebih banyak kemitraan global tidak hanya antara sektor swasta, tetapi juga dengan sektor publik untuk mempercepat implementasi. Kami berharap kemitraan hari ini dapat mendorong lebih banyak aksi bisnis melalui kerja sama kolaboratif antara sektor publik dan swasta," kata Arifin dalam siaran pers yang diterbitkan Pertamina, Selasa (30/8/2022).

Beberapa kerjasama yang dilakukan yakni, penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Pertamina (Persero) dengan PT Astra Agro Lestari Tbk tentang Kerja Sama dalam Potensi Hubungan Bisnis dan Pertukaran Data untuk Pengembangan Proyek-Proyek Rendah Emisi.

Kerjasama ini bertujuan untuk pengembangan proyek rendah emisi dengan utilisasi limbah kelapa sawit (empty fruit bunch dan palm oil mill effluent) untuk menjadi produk Bioethanol dan Biomethane yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti (substitusi) bahan bakar fosil dan mendukung kemandirian energi nasional.

3 dari 3 halaman

Perusahaan Swasta Perkuat Ekspansi Energi Terbarukan di Sumatera Utara

PT Anugerah Pharmindo Lestari (APL), sebagai perusahaan penyedia jasa layanan di bidang kesehatan terkemuka, meresmikan solar panel yang kedua kalinya.

Berlokasi di salah satu cabang APL, tepatnya di Kota Medan, acara ini dihadiri oleh Christophe Piganiol, Presiden Direktur PT Anugerah Pharmindo Lestari, Dannarjaya Harinta Sri, VP Operations & Technology PT Anugerah Pharmindo Lestari, H. Rajali, S.Sos, MSP, Kepala Dinas ESDM Provinsi Sumatera Utara, Ir. Artini S. Marpaung, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Deli Serdang, Vicky Gunawan, DirekturPT Vastland Indonesia, beserta jajaran.

Peresmian panel surya yang akan menghasilkan energi sebesar lebih dari 100,000 kWh dan mengurangi sekitar 63,5-ton karbon emisi per tahun.

Ini dilakukan bersamaan dengan peluncuran program Rumah Sampah, yaitu program pemilahan dan penyaluran sampah yang bekerjasama dengan Gerakan Sedekah Sampah yang diinisiasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Deli Serdang.

Sebanyak kurang lebih 100 Kg sampah akan siap didaur ulang per bulannya dan setara dengan 648 Kg pengurangan karbon emisi per tahunnya. Kedua program ini merupakan bentuk komitmen keseriusan PT Anugerah Pharmindo Lestari (APL) dalam mendukung program Sustainability APL, khususnya di Pilar ‘Respecting Environment’.

“Perubahan iklim adalah kenyataan yang tidak hanya mempengaruhi hasil kesehatan, tetapi juga secara langsung berdampak pada misi kita untuk membuat perawatan kesehatan dapat diakses oleh komunitas yang kami layani. Oleh karena itu, kami berupaya untuk turut berperan aktif dalam membantu mengurangi dampak buruk di lingkungan melalui program-program sustainability," kata Presiden Direktur PT Anugerah Pharmindo Lestari, Christophe Piganiol, Jumat (12/8/2022).