Sukses

Peternak Ayam Curhat ke Zulkifli Hasan: Pemerintah Tak Pernah Berpihak ke Kami

Saat harga di atas harga acuan yang diatur Permendag Nomor 7 tahun 2020, peternak seringkali dituding sebagai penyebabnya.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan bertemu dengan para peternak ayam. Pertemuan ini untuk mencari solusi gejolak harga telur dan daging ayam yang terjadi saat ini. 

Dalam pertemuan ini hadir perwakilan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), Gabungan Peternak Ayam Nasional (Gopan) dan perwakilan peternak dari wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah , Jawa Timur dan wilayah sentra peternakan lainnya.

Para peternak menyebut gejolak selama ini dalam menyelesaikan masalah gejolak harga pemerintah belum pernah berpihak kepada peternak.

Saat harga di atas harga acuan yang diatur Permendag Nomor 7 tahun 2020, peternak seringkali dituding sebagai penyebabnya. Sedangkan ketika harga di bawah harga acuan, peternak merasa belum pernah mendapat bantuan yang konkret pemerintah.

Menanggapinya, Zulkifli Hasan melihat perlu adanya penyesuaian harga acuan karena sudah terjadi penyesuaian harga akibat kenaikan biaya logistik dan pakan.

“Kenaikan harga pakan dipengaruhi oleh kenaikan harga komponennya antara lain soy bean meal (SBM) atau bungkil kedelai hasil olahan sisa atau ampas minyak kedelai yang berasal dari pasokan impor dan jagung. Harga SBM saat ini mulai menurun seiring penurunan harga gandum, namun masih cenderung tinggi,” kata Zulhas dalam keterangan resmi, Jumat (2/9/2022).

Dalam pertemuan ini membahas upaya peningkatan harga ayam di kandang. Per 30 Agustus 2022 harga nasional daging ayam ras di tingkat eceran tercatat sebesar Rp 35.000 per kg, turun 0,28 persen dibandingkan minggu lalu yakni Rp 35.100 per kg, dan turun 2,78 persen dibandingkan bulan lalu Rp 36.000 per kg.

Sedangkan harga ayam ras di tingkat peternak sebesar Rp 18.670 per kg turun 10,3 persen dibandingkan minggu lalu Rp 20.820 per kg, dan turun 8,8 persen dibandingkan bulan lalu Rp 20.480 per kg.

2 dari 3 halaman

Harga Ayam dan Bawang Anjlok, Mendag: Saya Enggak Senang

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan akan menaikan harga komoditi yang mengalami penurunan seperti ayam dan bawang. Menurutnya, harga komoditi terlalu rendah akan merugikan petani.

Ada dua komoditi yang menjadi sorotan Zulkifli yaitu harga ayam dan bawang merah.

"Jadi kalau ayam terlalu murah kita juga enggak suka, sama dengan sayuran, bawang," kata Zulkifli di Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat, Kamis (18/8).

Dia berujar, harga bawang sempat menyentuh di angka Rp80.000. Kemudian, harga turun di rentang Rp40.000-Rp30.000 khususnya di wilayah Jawa Tengah dan Padang.

Zulkifli mengatakan, jika harga bawang terlalu murah, maka petani akan sulit kembali menanam.

"Kita harus naikan lagi, karena kalau bawang sampai Rp20.000 lah petaninya Rp10.000 dong, kalau Rp10.000 rugi dia enggak bisa nanem bawang lagi, memang ini harus dijaga," ungkapnya.

Sementara itu, Zulkifli juga menyampaikan harga ayam di pasaran saat ini mengalami penurunan karena terjadi kelebihan pasokan (over supply).

 

3 dari 3 halaman

Setop Impor

Para peternak, kata Zulkifli, menjual ayam-ayam mereka ke grosir besar sekitar Rp16.000 per ekor, sementara menurut Zulkifli harga minimal peternak untuk menjual yaitu Rp19.000.

"Saya enggak senang, kasian peternak ayam. Kalau Rp26.000 di pasar, berarti grosir besar beli Rp20.000, grosir besar beli di peternak ayam Rp15.000, rugi dong karena pedagang ayam itu paling murah tuh Rp19.000," kata Zulkifli.

Untuk itu, pihaknya akan menyetop impor induk ayam, dan akan mengekspor induk ayam untuk mengendalikan harga ayam di pasaran.

"Ayam memang kita akan coba mengimpor ibunya petelur ayam itu kita kurangi karena over supply itu," imbuh Zulkifli Hasan.

 Reporter: Siti Ayu Rachma

Sumber: Merdeka.com