Liputan6.com, Jakarta Indonesia menjadi negara gaji atau upah tertinggi keempat di ASEAN. Rata-rata gaji di Indonesia sebesar USD 560-630 dolar AS atau setara Rp 8,3 juta hingga Rp 9,3 juta.
Sedangkan negara dengan gaji tertinggi diduduki oleh negara Singapura. Dilansir dari data Wage Centre, Minggu (4/9/2022), gaji rata-rata tertinggi di negara dengan julukan The Lion City atau negeri Singa itu jumlahnya bisa mencapai USD 4.480 atau sekitar Rp70 juta setiap bulannya.
Baca Juga
Tak heran, karena Singapura telah lama dikenal sebagai negara dengan pendapatan per kapita yang tinggi di Asia Tenggara. Walaupun Singapura, dikenal sebagai negara kecil, jumlah penduduknya hanya 5,9 juta, luasnya hanya 721,5 km², dan sumber daya alam (SDA) yang juga sangat terbatas.
Advertisement
Tapi Singapura berhasil membuktikan bisa menjadi sebuah negara yang berstatus negara maju.
Diurutan kedua, ada Brunei Darussalam. Brunei memang dijuluki The Land of Unexpected Treasures atau 'negara dengan kekayaan tak terduga'. Julukan Negara Petro Dollar juga diberikan kepada negara ini.
Penghasilan rata-rata orang di Brunei mencapai Rp 52 juta per bulan. Penduduk di Brunei juga sangat sedikit dibandingkan Singapura, penduduknya hanya 444,5 ribu, dan luas wilayahnya kecil sekali 5,765 km².
Urutan ketiga disusul Malaysia. Malaysia terletak di Asia Tenggara. Semenanjung ini berbatasan dengan Thailand di utara dan Singapura di selatan, dan bagian timur dengan Indonesia (di selatan) dan Brunei (di utara).
Gaji rata-rata warga Malaysia berada di kisaran Rp 8,9 juta per bulan, beda tipis dengan gaji orang Indonesia rata-rata Rp 8,3 juta per bulan.
Sementara itu, Indonesia berada di peringkat 4 rata-rata gaji tertinggi di Asia Tenggara. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah, tercatat jumlah populasi di tanah air mencapai 278,4 juta.
Â
Daftar Lengkap
Berikut urutan lengkap gaji rata-rata penduduk Asia Tenggara 2022:
1.    Singapura USD 4.585 = Rp 70 juta perbulan
2.    Brunei USD 3.550  = Rp 52 juta
3.    Malaysia USD 600 = Rp 8,9 juta
4.    Indonesia USD 560-630 = Rp 8,3 juta – Rp 9,3 juta
5.    Filipina USD 485 – USD 585  = Rp 7,2 juta – Rp 8,7 juta
6.    Thailand USD 435 = Rp 6,4 juta
7.    Vietnam USD 275 = Rp 4 juta
8.    Kamboja USD 250 – USD 300 = Rp 3,7 juta – Rp 4,4 juta
9.    Laos USD 195 = Rp 2,9 juta
10. Timor Leste USD 175 = Rp 2,6 juta
11. Myanmar USD 155 = Rp 2,3 jutaÂ
Â
Advertisement
Pekerja Gaji Rp 3,5 Juta Bakal Dapat BLT Subsidi Gaji Rp 600 Ribu
Pemerintah akan memberikan Bantuan Langsung Tunai atau BLT berupa subsidi gaji kepada pekerja dengan gaji maksimum Rp 3,5 juta per bulan. BLT yang diberikan sebesar Rp 600 ribu per bulan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, BLT subsidi gaji ini akan menyasar 16 juta pekerja dengan total anggaran yang dikucurkan mencapai Rp 9,6 triliun.
"Dengan bantuan sebesar Rp 600 ribu. Ini akan diberikan kepada 16 juta pekerja, yang miliki gaji maksimum Rp 3,5 juta per bulan, dengan total anggaran Rp 9,6 triliun," kata Sri Mulyani, Senin (29/8/2022).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang telah memerintahkan jajarannya untuk menyebar program bantuan sosial (bansos) sebesar Rp 24,17 triliun, atau senilai Rp 600 ribu untuk masing-masing penerima.
Penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) tersebut dialokasikan di tengah isu kenaikan harga BBM, yang telah membuat beban anggaran pemerintah yang terus membengkak.
Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah mulai memberikan bantalan sosial tambahan bentuk pengalihan subsidi BBM senilai Rp 24,17 triliun. Pembayarannya akan dimulai oleh Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini sebesar Rp 150 ribu selama empat kali.
"Jadi dalam hal ini ibu amensos akan bayarkannya 2 kali, yakni Rp 300 ribu pertama dan Rp 300 ribu kedua. Nanti ibu Mensos bisa jelaskan lebih detail akan dibayarkan melalui berbagai saluran kantor pos seluruh Indonesia untuk 20,65 juta keluarga penerima anggaran Rp 12,4 triliun," paparnya.
Pekerja di Negara Ekonomi Bergejolak Terima Gaji Pakai Kripto
Penduduk di negara-negara dengan ekonomi yang bergejolak lebih cenderung menerima gaji mereka dalam mata uang kripto, menurut laporan platform perekrutan global Deel.
Dalam laporan bertajuk "Laporan Perekrutan Global", perusahaan menemukan meskipun dalam kondisi pasar bearish atau menurun pada 2022, kripto mewakili 5 persen dari semua pembayaran global yang ditarik dari platform setiap bulan. Angka itu naik dari 2 persen pada paruh kedua 2021.Â
Penduduk di negara-negara dengan situasi ekonomi dan mata uang yang bergejolak kemungkinan besar melakukan pembayaran dalam kripto, menurut laporan itu. Ini termasuk negara-negara di Amerika Latin (LATAM), Eropa, Timur Tengah dan Afrika (EMEA).
Penarikan kripto di wilayah LATAM mewakili 67 persen dari total, dengan negara-negara EMEA sebesar 24 persen. Mereka yang berasal dari wilayah Amerika Utara hanya mewakili 7 persen dari total pembayaran kripto. Wilayah Asia Pasifik bahkan lebih rendah dengan hanya 2 persen bagian dari keseluruhan.
Dalam hal jenis aset, Bitcoin (BTC) tetap menjadi kripto pilihan, mencapai 47 persen dari total. Pilihan kedua dari aset digital untuk pembayaran adalah USD Coin (USDC) dengan 29 persen, diikuti oleh Ether (ETH) sebesar 14 persen. Tether (USDT) tidak masuk daftar.
Kepala ekspansi ANZ dari Deel, Shannon Karaka mengatakan secara umum, menemukan orang biasanya hanya menarik sebagian dari pembayaran mereka di kripto. Ini mengartikan mereka masih menggunakan kripto sebagai investasi jangka panjang.Â
Â
Advertisement