Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi produksi gas nasional hingga 27 Januari 2013 mencapai 8.152,53 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Perusahaan manakah yang paling banyak berkontribusi?
Seperti dikutip dari bahan tertulis SKK Migas yang dikutip Liputan6.com, Kamis (7/2/2013), perusahaan asal Prancis PT Total E&P Indonesie merupakan kontributor terbesar produksi gas RI. Perusahaan tersebut menghasilkan gas 1.693,98 mmscfd dari Blok Mahakam, Kalimantan Timur. Angka itu sekitar 20,8% dari total produksi gas nasional.
Berada di peringkat dua yaitu perusahaan gas asal Inggris yaitu BP Berau yang tingkat produksinya mencapai 1.219 mmscfd atau sekitar 15% dari total produksi nasional.
Perusahaan pelat merah PT Pertamina (Persero) ada di peringkat ketiga, berkontribusi sekitar 12,9% dari total produksi nasional atau setara 1.049,25 mmscfd.
Di posisi keempat ada perusahaan migas asal Amerika Serikat ConocoPhillips Grissik. Perusahaan ini menghasilkan gas 1.027,02 mmscfd dari Blok Koridor, Sumatera Selatan. Angka itu setara 12,6% dari total produksi gas di Tanah Air.
ConocoPhillips Indonesia Ltd menempati ranking kelima sebagai produksi gas terbesar di Indonesia. Perusahaan tersebut memproduksi gas sebanyak 432,94 mmscfd dari South Natuna East Sea Blok B.
Disusul Vico Indonesia yang memproduksi 380,94 mmscfd, kemudian ExxonMobil Oil Indonesia 369,22 mmscfd. Di peringkat delapan ditempati Kangean Energy yang menghasilkan 294,99 mmscfd dari lapangan Terang Sirasun Batur.
Sementara itu, PetroChina Jabung yang memproduksi sebanyak 264,99 mmscfd ada di posisi ke-9. Terakhir anak usaha Pertamina yaitu PT PHE ONWJ menjadi kontributor ke-10 dengan tingkat produksi 212,46 mmscfd. (Ndw)
Seperti dikutip dari bahan tertulis SKK Migas yang dikutip Liputan6.com, Kamis (7/2/2013), perusahaan asal Prancis PT Total E&P Indonesie merupakan kontributor terbesar produksi gas RI. Perusahaan tersebut menghasilkan gas 1.693,98 mmscfd dari Blok Mahakam, Kalimantan Timur. Angka itu sekitar 20,8% dari total produksi gas nasional.
Berada di peringkat dua yaitu perusahaan gas asal Inggris yaitu BP Berau yang tingkat produksinya mencapai 1.219 mmscfd atau sekitar 15% dari total produksi nasional.
Perusahaan pelat merah PT Pertamina (Persero) ada di peringkat ketiga, berkontribusi sekitar 12,9% dari total produksi nasional atau setara 1.049,25 mmscfd.
Di posisi keempat ada perusahaan migas asal Amerika Serikat ConocoPhillips Grissik. Perusahaan ini menghasilkan gas 1.027,02 mmscfd dari Blok Koridor, Sumatera Selatan. Angka itu setara 12,6% dari total produksi gas di Tanah Air.
ConocoPhillips Indonesia Ltd menempati ranking kelima sebagai produksi gas terbesar di Indonesia. Perusahaan tersebut memproduksi gas sebanyak 432,94 mmscfd dari South Natuna East Sea Blok B.
Disusul Vico Indonesia yang memproduksi 380,94 mmscfd, kemudian ExxonMobil Oil Indonesia 369,22 mmscfd. Di peringkat delapan ditempati Kangean Energy yang menghasilkan 294,99 mmscfd dari lapangan Terang Sirasun Batur.
Sementara itu, PetroChina Jabung yang memproduksi sebanyak 264,99 mmscfd ada di posisi ke-9. Terakhir anak usaha Pertamina yaitu PT PHE ONWJ menjadi kontributor ke-10 dengan tingkat produksi 212,46 mmscfd. (Ndw)