Sukses

Jual Revvo 89 Rp 8.900, Pengamat Sebut Vivo Justru Rugi

Vivo disebut merugi jual RON 89 di harga Rp 8.900 per liter. Kok bisa?

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah resmi menaikkan harga BBM. Sejak 3 September 2022, harga BBM subsidi jenis Pertalite naik dari Rp 7.600 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Harga Solar naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Sedangkan harga BBM Pertamax naik dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.

Di tengah kenaikan harga BBM subsidi dan Pertamax, SPBU Vivo menjadi incaran masyarakat lantaran adanya BBM dengan kadar RON 89 yang dinilai lebih murah dari Pertalite, dibanderol Rp 8.900 per liter. 

Namun, sejumlah konsumen mengabarkan bahwa RON 89 yang dijual Vivo dengan nama Revvo 89 sudah tak ada di pasaran.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menyebut, jika dihitung sesuai dengan formulasi Kepmen ESDM nomor 62 tahun 2022, Vivo sebenarnya merugi dengan menjual RON 89 di harga tersebut. 

"Katakanlah dengan ICP USD 106 per barel dan patokan kurs 14.500 per dolar AS, kita kalikan jadi 106 x 14.500 : 159 itu dapat sudah Rp. 9.749 per liter. Kalau kita menggunakan formula dari Kepmen ESDM nomor 62 tahun 2022, nantikan dikalikan lagi, ditambah lagi biaya alpha pengadaan, belum lagi PPN, PPKB, dan pastinya belum termasuk margin," papar Mamit saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Selasa (6/9/2022).

"Kedua, kenapa harga di Vivo lebih murah? karena, menurut saya, RON yang dijual Vivo itu hanya 89. Sedangkan kalau Pertalite kan jenis RON 90. Jadi, meskipun hanya beda 1 level RON-nya, secara kualitas masih jauh lebih baik produk Pertalite," ujarnya. 

Dengan demikian, Mamit menyebut, apa yang dilakukan Vivo merupakan strategi marketing dan meningkatkan portofolio perusahaan di masyarakat - ketika mereka berbondong-bondong membeli RON 89 saat harga BBM subsidi Pertalite naik. 

2 dari 3 halaman

Kementerian ESDM Tak Pernah Atur Harga BBM Vivo

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa pemerintah tidak pernah melakukan intervensi terhadap penetapan harga Jenis Bahan Bakar Minyak Umum (JBU). Pernyataan ini menjawab kabar yang ramai di masyarakat bahwa pemerintah mengatur harga Bahan Bakar Umum yang dijual oleh Badan Usaha PT Vivo Energy Indonesia.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji menyampaikan, berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM yang telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2021, pemerintah menetapkan 3 Jenis BBM yang beredar di masyarakat.

Ketiga Jenis tersebut adalah Pertama BBM Tertentu (JBT). BBM ini mendapat subsidi dan kompensasi, yaitu minyak tanah dan solar.  Kedua adalah Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan (JBKP). BBM yang tidak mendapat subsidi namun mendapat kompensasi yaitu Bensin RON 90

Ketiga adalah Bahan Bakar Minyak Umum. BBM ini luar JBT dan JBKP atau BBM umum

“Menteri ESDM menetapkan Harga Jual Eceran (HJE) Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan. Sedangkan HJE Jenis BBM Umum dihitung dan ditetapkan oleh Badan Usaha,” jelas Tutuka dalam keterangan tertulis, Senin (5/9/2022).

Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum (JBU) ditetapkan oleh Badan Usaha. Dalam upaya pengendalian harga di konsumen, Pemerintah menetapkan formula Batas Atas, di mana harga BBM mengacu kepada harga acuan pasar MOPS/Argus dan biaya distribusi dengan margin Badan Usaha maksimal 10 persen.

Hal ini ditetapkan dalam Kepmen ESDM No 62.K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum dan/atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan.

“Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah akan menegur Badan Usaha apabila menjual BBM melebihi Batas Atas. Penetapan harga jual di SPBU saat ini merupakan kebijakan Badan Usaha yang dilaporkan ke Menteri cq. Dirjen Migas. Sehingga tidak benar Pemerintah meminta Badan Usaha untuk menaikkan harga,” jelas pungkas dia.

3 dari 3 halaman

Harga BBM Vivo Hari Ini 5 September 2022

BBM dengan kadar RON 89 milik merek swasta Vivo, Revvo 89 menjadi incaran masyarakat setelah pemerintah menaikkan harga BBM Subsidi termasuk Pertalite. Harga BBM Vivo yang jadi penyebab.

Harga BBM Pertalite dinilai ternyata lebih mahal ketimbang Revvo 89. Dijual Rp 8.900 per liter, banyak masyarakat disebut beralih ke SPBU Vivo itu. Namun, sejumlah konsumen mengabarkan bahwa RON 89 dengan nama Revvo 89 sudah tak ada di pasaran.

"Pantauan dari SPBU Vivo Kalimalang, Revvo 89 sudah tidak tersedia sejak pukul 07.00 WIB. Petugas SPBU menyatakan seluruh SPBU Vivo kehabisan stok Revvo 89," kata Anggie, salah satu pelanggan Vivo yang hendak mengisi BBM, saat bercerita kepada Liputan6.com, dikutip Senin (4/9/2022).

Hal senada juga diungkapkan Telni ketika melintas di SPBU Vivo. "SPBU Vivo Sasak Ciputat juga sudah di takedown neh Revo 89 yang di Vivo. Tapi masih buka layani varian yang lain," cerita dia kepada Liputan6.com.

Senada, di platform Twitter, salah satu warganet juga membagikan foto daftar bahan bakar minyak milik Vivo.

Ternyata, tertera Revvo 89, hanya saja, harga yang biasanya muncul, kini tak ada di tempat seharusnya. Memperkuat kabar kalau persediaan Revvo 89 habis.

"(Revvo) 89 terpantau hilang dari penjualan," tulis seorang warganet akun @PapersBoy.

Menjadi incaran masyarakat di tengah kenaikan harga BBM subsidi, berikut adalah harga BBM Vivo hari ini, Senin 5 September 2022 : 

- Revvo 89 dengan RON 89 dijual Rp 8.900 per liter.

- Revvo 92 dijual Rp 17.500 per liter.

- Revvo 95 dijual Rp 19.500 per liter.