Sukses

PGN Bangun LNG Bunkering Pertama di Indonesia

Subholding Gas Pertamina fasilitasi menggunakan gas bumi pada sektor maritim sebagai bahan bakar kapal.

Liputan6.com, Jakarta Subholding Gas Pertamina fasilitasi menggunakan gas bumi pada sektor maritim sebagai bahan bakar kapal, dengan membangun Liquefied Natural Gas Bunkering (LNG Bunkering) pertama di Indonesia yang berlokasi di Bontang Kalimantan Timur.

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Achmad Muchtasyar mengatakan, permintaan energi bersih yang semakin tinggi mendorong Subholding gas Pertamina untuk meningkatkan ekspansi bisnis LNG dalam skala besar maupun kecil di dalam negeri maupun mancanegara.

"LNG dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar kapal lainnya," kata Achmad, di Jakarta, Selasa (6/9/2022).

Achmad mengungkapkan, proyek LNG Bunkering lokasi proyek berada di Terminal LNG Bontang, Kalimantan Timur ini, merupakan inisiatif untuk penyimpanan dan penyaluran LNG sebagai bahan bakar kapal dengan menggunakan skema tranfer Direct Berthing dan Ship to Ship Transfer.

Penggunaan LNG sebagai bahan bakar kapal ini menjadi bagian dari program konversi BBG untuk sektor maritim yang tertuang dalam Grand Strategi Energi Nasional (GSEN).

Subholding Gas Pertamina melalui PGN menyediakan LNG sebagai bahan bakar kapal domestik maupun internasional dengan demand sampai dengan 0,7 MTPA selama 10 tahun.

Achmad menjelaskan, keberadaan proyek LNG Bunkering menjadi langkah awal sebagai LNG Player dengan portofolio penjualan LNG.

Subholding Gas Pertamina melalui PGN telah menyelesaikan kajian Front-End Engineering Design (FEED) dan telah menyerahkan kepada PT. Badak NGL untuk proses selanjutnya termasuk diantaranya finalisasi aspek komersial, persiapan pengadaan, dan pengurusan perijinan terkait.

"Proyek ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama pengembangan LNG di Pertamina Group dan mitra lainnya," tuturnya.

 

2 dari 4 halaman

LNG Bunkering di Bontang

Menurut Achmad, inisiatif ini dapat memperkuat posisi Indonesia di rute maritim internasional dan menjadi peluang baru industri maritim. LNG Bunkering di Bontang memiliki keunggulan yang kompetitif karena berada di rute kapal Australia – Asia Timur.

"LNG Bunkering juga dapat berkontribusi pada modernisasi pengelolaan LNG dan peningkatan nilai keekonomian gas bumi di Indonesia," tuturnya.

Untuk kebutuhan domestik, LNG Bunkering Terminal Bontang dapat menunjang gasifikasi LNG untuk sektor kelistrikan yang tersebar di Indonesia Tengah dan Timur, serta menyediakan infrastruktur yang memadai untuk menyalurkan LNG di Pulau Kalimantan dan sekitarnya.

"Kami sangat menyambut baik kerjasama yang dilakukan dengan PGN. Insya Allah antara PT Badak NGL dan PGN sama-sama akan saling mendapatkan manfaat dari kerjasama ini. Hal ini juga sejalan dengan arahan dari SPPU Pertamina untuk saling melakukan sinergi diantara Pertamina Group," tutup President Director & CEO PT Badak NGL, Gema Iriandus Pahalawan.

3 dari 4 halaman

PGN Pasok Gas Bumi ke Industri Kertas

Subholding Gas Pertamina siap memenuhi kebutuhan gas bumi industri kertas PT Fajar Surya Wisesa Tbk atau FajarPaper yang terus meningkat. Hal ini merupakan wujud optimalisasi layan guna mendungu keberlangsungan bisnis perusahaan tersebut.

Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz mengatakan, Subholding Gas Pertamina melalui PT PGN Tbk ke menyalurkan gas bumi sampai dengan 17.5 BBTUD FajarPaper yang berasal dari portfolio alokasi pasokan Gas PT PGN Tbk di Jawa Bagian Barat.

Gas tersebut disalurkan menggunakan pipa South Sumatera West Java (SSWJ) dan pipa distribusi dedicated hilir milik PT PGN Tbk. Ke depan FajarPaper berencana akan melakukan pengembangan Gas Turbin dan 1 unit Paper Mill, sehingga penyaluran gas diharapkan akan meningkat menjadi 28-30 BBTUD.

"Penyaluran gas bumi ke FajarPaper, merupakan kontrak jangka panjang sampai tahun 2035 yang diikat dalam Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG).Sebelumnya, PGN melayani kebutuhan gas bumi FajarPaper menggunakan skema seasonal selling dimana volumenya disesuaikan dengan kebutuhan dalam periode tertentu," kata Faris.

Menurut Faris, PGN akan menjaga performa layanan dalam menyediakan infrastruktur gas yang memadai dan ketahanan pasokan yang terjaga agar nilai lebih dari gas bumi dapat diserap pelanggan bisa optimal.

“Fajar Paper sebagai industri, erat kaitannya dengan dampak multiplier effect bagi masyarakat dan perekonomian. Diantaranya adalah penambahan lapangan kerja dan peningkatan daya saing produk dalam negeri,” ujarnya.

4 dari 4 halaman

Efisiensi Biaya

Faris mengungkapkan, PGN telah melayani kebutuhan gas bumi ke lebih dari 2.446 pelanggan industri di berbagai daerah. Dengan performa gas yang mengalir 24 jam dan harganya yang bersaing, akan mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya.

PGN berharap, manfaat yang didapatkan dari penggunaan gas bumi dapat meningkatkan produktivitas industri dan berdaya saing, serta menjadi solusi energi yang bersih menuju target net zero emission pada tahun 2060.

“Kami berterima kasih kepada FajarPaper atas kepercayaan dan dukungan kepada PGN untuk memenuhi kebutuhan gas bumi. Nilai lebih gas bumi yang lebih efisien dan ramah lingkungan, dapat mendukung FajarPaper dalam menerapkan teknologi hemat energi serta wujud sinergi bersama dalam mengurangi emisi gas rumah kaca,” ujar Faris.

Direktur Fajar Surya Wisesa, Yustinus Yusuf Kusumah menjelaskan fasilitas-fasilitas di FajarPaper mengedepankan aspek-aspek lingkungan dengan target zero waste, selain menggunakan kertas daur ulang. Dari sisi untuk menunjang produksi, FajarPaper menggunakan berbagai sumber energi yakni 1 steam turbin dengan kapasitas 55 MW dan 2 gas turbin dengan kapasitas 70 MW.

  • Gas Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa gas yang diperoleh dari

    Gas Bumi

  • Pertamina merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bertugas mengelola pertambangan minyak dan gas bumi di Indonesia.

    Pertamina

  • PGN merupakan Perusahaan Gas Negara yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi.

    PGN

  • lng

  • Maritim

  • gas