Sukses

Pegadaian Menangkan Gugatan Rp 322,5 Miliar soal Tabungan Emas

Pegadaian dinyatakan menang oleh Majelis Hakim Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat soal gugatan Hak Cipta Tabungan Emas.

Liputan6.com, Jakarta Pegadaian dinyatakan menang oleh Majelis Hakim Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Perusahaan memenangkan gugatan terkait kasus pelanggaran Hak Cipta Tabungan Emas.

Majelis hakim yang diketuai Muhammad Yusuf menyatakan gugatan penggugat atas kasus itu ditolak untuk seluruhnya dan membebankan biaya perkara kepada penggugat.

Sebelumnya, PT Pegadaian digugat atas dugaan pelanggaran hak cipta produk Tabungan Emas. Tak main-main, nilai gugatan tersebut mencapai Rp 322,5 miliar. Gugatan ini diajukan oleh seseorang bernama Arie Indra Manurung dengan Nomor Perkara: 40/Pdt.Sus-HakCipta/2022/PN.Niaga.Jkt.Pst yang didaftarkan pada 10 Mei 2022.

Dalam gugatannya, Arie menyebut sebagai pihak yang pertama kali menciptakan sistem investasi dan transaksi jual beli emas/logam mulia yang disebut ”Goldgram”.

Kepala Departemen Komunikasi PT Pegadaian Basuki Tri Andayani menyatakan bersyukur atas putusan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Putusan ini membuktikan bahwa perusahaan benar-benar menjunjung tinggi tata kelola perusahan yang baik (Good Corporate Governance/GCG).

“Setiap produk maupun layanan yang dimiliki Pegadaian selalu dirancang dengan cermat. Berbagai kajian dilakukan sebelum diluncurkan kepada masyarakat, misalnya kajian hukum, kajian bisnis maupun kajian risikonya. Setiap produk dan layanan Pegadaian juga selalu mematuhi regulasi dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” ucap Basuki mengutip keterangan resmi, Rabu (7/9/2022).

Dengan keputusan tersebut diharapkan masyarakat tidak ragu-ragu lagi untuk menggunakan produk dan layanan Pegadaian. Sebagai market leader di Industri Pergadaian, PT Pegadaian menjadi rujukan tata kelola bisnis bagi para pelaku bisnis gadai lainnya.

Secara terpisah PT Pegadaian telah mengajukan Gugatan dengan nomor register perkara: 52/Pdt.Sus-Hak Cipta/2022/PN.Niaga.Jkt.Pst. tanggal 27 Juni 2022 tentang Pembatalan Pendaftaran atau Pencatatan Ciptaan yang terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM RI, cq Dirjen Kekayaan Intelektual terhadap Surat Pendaftaran atau Pencatatan Ciptaan Nomor 050094, Nomor Permohonan C00201003818, Tanggal 28 Oktober 2010 Tanggal dan tempat diumumkan pertama kali 1 Januari 2010, di Jakarta atas nama Arie Indra Manurung jenis Ciptaan Karya Tulis dengan judul “Goldgram”

Dalam gugatannya, Pegadaian memohon agar majelis hakim menyatakan Surat Pencatatan atau Pendaftaran Ciptaan Jenis Karya Tulis Berjudul Goldgram tersebut tidak memenuhi unsur keaslian sesuai Standar Perlindungan Hak Cipta (standard of copyrightability) vide Pasal 1 Angka 1 , Angka 2 , Angka 3 juncto A Pasal 40 Ayat (1) Huruf a) juncto Pasal 64 Ayat ( 1) dan Ayat (2 ) serta Pasal 72 UU Nomor 28 Tahun 2014.

 

2 dari 3 halaman

Gugatan Pegadaian

Sebelumnya, PT Pegadaian (Persero) digugat sebesar Rp 322,5 miliar perihal investasi dan transaksi jual beli emas/logam mulia yang disebut dengan Tabungan Emas. Gugatan tersebut dilayangkan oleh seseorang bernama Arie Indra Manurung melalui kuasa hukumnya, Usman.

Dilansir dari SIPP PN Jakarta Pusat, Senin (16/5/2022), gugatan dengan nomor perkara 40/Pdt.Sus-HKI/Cipta/2022/PN Niaga Jkt.Pst itu telah didaftarkan pada 10 Mei 2022.

Penggugat menyatakan diri sebagai pihak yang pertama kali menciptakan sistem investasi dan transaksi jual beli emas/logam mulia yang disebut Goldgram.

Menurut penggugat, mengatakan Tabungan Emas yang dikeluarkan oleh Tergugat merupakan Pelanggaran Hak Cipta atas Ciptaan Milik Penggugat.

"Menyatakan investasi dan transaksi jual beli emas/logam mulia yang disebut dengan "Tabungan Emas" yang dikeluarkan oleh Tergugat merupakan Pelanggaran Hak Cipta atas Ciptaan Milik Penggugat yaitu sistem investasi dan transaksi jual beli emas/logam mulia yang disebut Goldgram," bunyi petitum tersebut.

 

3 dari 3 halaman

Nominal

Oleh karena itu, penggugat meminta agar tergugat dihukum dengan cara membayar kepada Penggugat baik kerugian materiil maupun kerugian immateriil, diantaranya kerugian materiil sebesar Rp. 222.500.000.000, dan kerugian immateriil Rp. 100.000.000.000. Sehingga total hukuman yang diminta sebesar Rp 322,5 miliar.

Tak hanya itu, penggugat meminta pengadilan menghukum tergugat untuk menghentikan dan/atau menutup investasi dan transaksi jual beli emas/logam mulia yang disebut dengan "Tabungan Emas" setelah putusan diucapkan.

"Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa sebesar Rp 100.000.000 per hari akibat kelalaiannya dalam menjalankan putusan ini," tulis petitum tersebut.