Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan bagaimana sulitnya kala itu memerintahkan PT Freeport Indonesia untuk membangun smelter untuk mengolah hasil tambangnya.
Selama ini, hasil tambang milik Freeport masih dijual dalam bentuk mentahan sehingga Indonesia tidak mendapatkan nilai tambahnya.
Baca Juga
"Dulu sulit menyuruh Freeport buat smelter, mundur-mundur aja. Gak, gak gak gak kamu buat smelter kita perpanjang, gak bisa juga," kata Jokowi di Jakarta, Rabu (7/9/2022).
Advertisement
Akhirnya pemerintah memutuskan untuk mengakuisisi saham Freeport hingga 51 persen. Barulah, pemerintah bisa memerintahkan Freeport untuk membuat smelter.
"Ya udah kita akuisisi saja 51 persen, setelah dapat mayoritas buat smelter, baru bikin di Gresik," kata dia.
"Nanti bapak ibu lihat, Gresik 2024 kelihatan berapa nilai tambah tembaga yang lebih dari 50 tahun kita ekspor raw material," sambung Jokowi.
Upaya hilirisasi juga dilakukan pada produk hasil tambang lainnya seperti bauksit, nikel dan copper. Hasil penghentian ekspor ini telah memunculkan nilai tambah hingga USD 30 miliar.
Berkat kebijakan tersebut, neraca dagang Indonesia dengan China saat ini mengalami perbaikan. Tahun 2014 neraca perdagangan minus USD 13 juta.
Namun di tahun 2021 sudah mengalami perbaikan menjadi minus USD 2,4 juta. Angka ini pun akan terus membaik di tahun ini hingga 2024 mendatang.
Â
Jokowi Targetkan Perdagangan RI dengan China Surplus
Â
Terkait neraca perdagangan dengan China, Jokowi memastikan akan Indonesia mengalami surplus di tahun ini.
"Tahun ini saya pastikan sudah surplus dengan RRT, saya pastikan itu karena tadi raw material yang tidak diekspor mentahan," kata dia.
Begitu juga dengan Amerika Serikat (AS). Surplus neraca dagang Indonesia dengan AS akan terus meningkat karena pada 2014 sudah mengalami surplus USD 3,3 juta dan sekarang USD 14,4 juta.
"Tapi ini jangan sering disampaikan, tapi ini terlanjur udah karena bisa-bisa nanti kita dicabut fasilitas kita GSP kita," kata dia.
Meski begitu, Jokowi mengingatkan para menterinya untuk melihat detail surplus neraca perdagangan dengan negara lain.
Dia meminta para menteri mencari tahun penyebab Indonesia mengalami surplus selama 27 bulan berturut-turut.
"Sudah 27 bulan neraca kita surplus ya bu menteri, hal-hal ini yang kadang kita enggak lihat detil kenapa surplus," kata dia.
Â
Reporter: Anisyah Al Faqir
Presiden Joko Widodo dan rombongan tiba di Grasberg pada Kamis (1/9) pukul 08:15 WIT. Didampingi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, Jokowi mengunjungi museum Bunaken untuk melihat sejarah pertambangan PTFI.
Advertisement