Sukses

Sepenggal Kisah Hidup Ratu Elizabeth II, Sang Lilibet Pemimpin Inggris

Ratu Elizabeth II meninggal dunia pada Kamis (8/9/2022) di Kastil Balmoral, Skotlandia.

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Inggris tengah berduka atas meninggalnya Ratu Elizabeth II pada Kamis (8/9/2022). Pihak Keluarga Kerajaan Inggris mengatakan bahwa sang Ratu menghembuskan nafas terakhirnya "dengan damai" di Kastil Balmoral di Skotlandia.

Putra Ratu Elizabeth II, yakni Pangeran Charles menjadi raja setelah kematian sang Ratu, dan akan berganti gelar menjadi Raja Charles III.

Dilansir dari laman CNBC International, Jumat (9/9/2022) Ratu Elizabeth II lahir pada 21 April 1926. Dia merupakan anak pertama dari Duke dan Duchess of York, atau Raja George VI dan Ratu Elizabeth pada tahun 1937 setelah turun takhta dari Edward VIII.

Ratu yang dikenal dengan panggilannya semasa kecil, "Lilibet" adalah cicit ke-32 dari Raja Alfred (King Alfred the Great), raja pertama Inggris, yang memerintah dari tahun 871 hingga 899.

Segera setelah penobatan ayah Elizabeth, Inggris menghadapi Perang Dunia II.

Di usia 14 tahun, atau tepatnya pada tahun 1940, Ratu Elizabeth II membuat siaran radio pertamanya, berbicara kepada anak-anak yang telah dievakuasi ke pedesaan dan luar negeri untuk menghindari pemboman di kota-kota Inggris.

"Kami tahu, setiap orang dari kami, bahwa pada akhirnya, semua akan baik-baik saja," tuturnya saat itu, dalam siaran Children’s Hour BBC.

"Karena Tuhan akan menjaga kita dan memberi kita kemenangan dan kedamaian. Ketika kedamaian datang, ingatlah itu untuk kita, anak-anak hari ini, untuk membuat dunia masa depan menjadi tempat yang lebih baik dan lebih bahagia," katanya.

Ratu Elizabeth bertemu Pangeran Philip dari Yunani dan Denmark pada tahun 1934 di pernikahan sepupu pertamanya, Putri Marina, dengan Pangeran George, Duke of Kent.

Tiga belas tahun kemudian, Ratu Elizabeth dan Philip menikah di Westminster Abbey dalam upacara pernikahan yang meriah— dua tahun setelah berakhirnya Perang Dunia II. Saat itu, ratusan ribu orang berbaris di sepanjang jalan dari Istana Buckingham.

Pada 20 November 2017, Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip merayakan ulang tahun pernikahan mereka ke-70 tahun.

Pernikahan selama 73 setengan tahun mereka sejauh ini merupakan yang terpanjang di kerajaan, melampaui pernikahan Raja George III dan Ratu Charlotte selama 57 tahun (1761-1818).

2 dari 3 halaman

Penobatan Menjadi Ratu Inggris

Dengan suaminya Pangeran Philip di sisinya, Elizabeth menjadi Ratu Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru setelah kematian ayahnya, Raja George VI, pada 6 Februari 1952.

Penobatan Ratu Elizabeth II dilakukan pada 2 Juni 1953.

Pada tahun 2015, Ratu Elizabeth II menyalip nenek buyutnya Ratu Victoria dengan menjadi pemimpin Kerajaan Inggris tertua dan terlama.

Selain itu, setelah kematian Raja Thailand Bhumibol Adulyadej pada Oktober 2016, mengakhiri 70 tahun tahtanya, Ratu Elizabeth II menjadi Ratu dan kepala negara yang paling lama memerintah di dunia.

Masa kepemimpinan Ratu Elizabeth II mencakup periode perubahan sosial, ekonomi, teknologi, dan politik besar-besaran, mulai dari transformasi Kerajaan Inggris yang dulunya global menjadi Persemakmuran dari 52 negara merdeka yang dipimpin oleh ratu, hingga keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Lima belas perdana menteri menjabat di bawah kepemimpinan Ratu Elizabeth II— dari Winston Churchill saat naik takhta pada tahun 1952 hingga Liz Truss, yang dilantik olehnya hanya dua hari sebelum kematiannya diumumkan.

3 dari 3 halaman

Pemegang Tahta Terlama dalam Sejarah

Pada 6 Februari 2022, Elizabeth menjadi Ratu Inggris pertama yang memerintah selama 70 tahun. Dalam rangka menghormati kesempatan tersebut, Inggris dan Persemakmuran mengadakan Platinum Jubilee pada Juni 2022.

Mendiang Ratu Elizabeth II, saat itu melakukan penampilan publik bersama keluarganya di balkon Istana Buckingham pada hari pertama Platinum Jubilee, melambaikan tangan dan senyuman kepada puluhan ribu orang yang berkumpul dan menonton pertunjukan penerbangan untuk menghormatinya.

Tetapi Ratu Elizabeth II tidak dapat menghadiri acara selanjutnya di kemudian hari selama perayaan karena ketidaknyamanan.