Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menantang generasi muda untuk ikut ambil bagian dalam pembangunan Indonesia. Ia pun menantang apakah generasi muda saat ini untuk mengambil bagian untuk ikut bermain atau hanya menjadi penonton saja.
Saat melakukan kunjungan kerja ke Belanda, Erick Thohir menyempatkan diri untuk bertemu dengan para mahasiswa penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Dalam pertemuan tersebuut, ua menyampaikan saat ini adalah momentum Knowledge-based economy.
Baca Juga
Erick Thohir Kecewa, Timnas Indonesia Seharusnya Bisa Melindas Laos dan Filipina serta Lolos Semifinal Piala AFF 2024
Tersingkir dari Piala AFF 2024, Cristian Gonzales Tawarkan Diri ke Erick Thohir untuk Latih Striker Timnas Indonesia
Erick Thohir Menilai Timnas Indonesia Punya Kualitas yang Cukup untuk Tembus Semifinal Piala AFF 2024
Seperti dikutip dari unggahan akun Instagram @erickhhohir Jumat, (9/9/2022), pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang pesat-pesatnya. hal ini mungkin tidak terulang dua kali. Generasi muda yang penuh energi dengan ide barunya, harus mengambil kesempatan ini untuk berkarya, berinovasi, dan berusaha.
Advertisement
“100 tahun sudah lewat, pertanyaannya 100 tahun ke depan mau jadi apa? apakah kita mau jadi penontonnya atau ikut bertandingnya ini sebuah kesempatan yang tidak terulang dua kali?,” kata Erick Thohir.
Saat ini, ucap Erick, Indonesia menuju negara yang semakin maju dan semakin besar, dan momentum ini seiring dengan demografi Indonesia yang makin dikuasai generai muda, 55 persen usia di bawah 35 tahun.
“saya kemarin bertemu para mahasiswa Indonesia yang di Wageningen. saya tanya pendidikannya apa saya ngga ngerti, karena jaman dulu waktu saya kuliah, ngga ada jurusan yang itu” katanya.
Ini momentum yang namanya knowledge-based economy atau pertumbuhan ekonomi berdasarkan inovasi, dan hasil karya manusianya itu menjadi landasan utama bukan lagi sumber daya alamnya.
“pertanyaanya kembali generasi muda mau jadi penonton atau pemain?” katanya.
“Jadilah bagian yang mengantarkan Indonesia menjadi maju, makmur, dan mendunia” pungkas Erick Thohir.
Erick Thohir Kawal Kopi Indonesia Unjuk Gigi di Eropa
Menteri BUMN Erick Thohir menyempatkan diri membuka pameran Pasar Kopi yang digelar Roemah Indonesia BV dan Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara, di Posthoornkerk, Amsterdam, Belanda, pada Sabtu (3/9/2022) lalu. Pasar Kopi merupakan agenda terakhir Erick dalam kunjungan kerja di Belanda.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Pasar Kopi tersebut bertujuan mengangkat posisi Indonesia agar menjadi aktor penting dalam rantai suplai perdagangan kopi Indonesia di tingkat internasional.
Dalam event itu, ucap Erick, Indonesia membawa sampel kopi sebanyak lebih dari setengah ton dengan 97 jenis kopi, mulai dari green bean hingga produk turunannya.
Kopi-kopi tersebut, berasal dari 11 daerah, yakni Ijen, Gayo, Mandailing, Karo, Lampung, Kerinci, Java Preanger (area Garut dan Bandung), Dieng, Bali Kintamani, Flores, dan Toraja.
"Agenda bertajuk Indonesian Coffee Market; Coffee Revolution ini sangat bagus karena membawa pengunjung mengenal lebih jauh tentang perjalanan kopi nasional. Sambil mencoba beragam kopi asli hasil perkebunan Indonesia, mereka juga akan disuguhkan pameran sejarah produksi kopi, serta berbagai jenis kopi dan produk turunannya," ujar Erick saat membuka Pasar Kopi di Posthoornkerk, Amsterdam, Belanda, dikutip Selasa (6/9/2022).
Selain mengupayakan pemasaran kopi dengan nilai tambah yang lebih baik agar penjualan ekspor meningkat secara signifikan, Erick menilai keragaman dan kesinambungan kopi terhadap alam, serta keberlanjutannya di masa depan juga dinarasikan dengan baik.
Erick menyampaikan BUMN mendukung penuh kebangkitan industri kopi nasional. Hal ini ia tunjukan pada pada awal 2022 dengan meluncurkan inisiatif Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara.
Langkah tersebut dilakukan guna meningkatkan produktivitas kopi dalam negeri dengan skema program Makmur yang selama ini telah diterapkan di komoditas lain, seperti padi, tebu, dan jagung. Tujuan dari PMO Kopi Nusantara, kata Erick, adalah untuk memperbaiki ekosistem bisnis kopi dari hulu hingga hilir.
"Inilah pentingnya kita harus percaya membangun ekosistem Indonesia di mana kita banyak sekali mempunyai keunggulan di berbagai macam jenis kopi," ucapnya.
Erick menyebut PMO Kopi Nusantara menjadi bagian dari program Makmur komoditas kopi yang memberikan akses untuk finansial, pendampingan, jaminan gagal panen dan pasar.
"Kenapa BUMN terketuk, karena 96 persen dari industri kopi adalah perkebunan rakyat. Tujuan akhir kita adalah kesejahteraan para petani,” ungkap Erick.
Advertisement
Kontrak Pembelian
Dalam agenda tersebut, Erick juga menyaksikan tanda tangan kontrak pembelian kopi antara stakeholders yang tergabung di PMO Kopi Nusantara, termasuk PTPN Group, dengan para importir di wilayah Belanda dan sekitarnya. Erick menyebut nilai transaksi awal kerja sama tersebut mencapai USD 5,6 juta terdiri dari USD 2,5 juta kontrak pembelian dan sisanya sebesar USD 3,1 juta berupa nota kesepahaman.
"Ini sejak awal saya meminta BUMN bangun ekosistem di mana kita tidak boleh menomorduakan petani," lanjut Erick.
Erick mengatakan, Uni Eropa tercatat sebagai konsumen kopi dunia terbesar, yakni mencapai 2,4 juta ton per tahun, atau 24 persen dari total konsumsi kopi dunia. Itu juga yang menjadi salah satu alasan event Pasar Kopi dilaksanakan di Amsterdam. Sejak dahulu, lanjutnya, Belanda adalah pasar potensial bagi komoditas kopi Indonesia.
“Selain itu, rata-rata warga Belanda meminum empat cangkir kopi sehari. Hal ini menunjukkan potensi pasar yang besar bagi Kopi Indonesia di Belanda yang memiliki sejarah sejak zaman dahulu,” ungkap Erick.
Kementerian BUMN berharap, momen Pasar Kopi di Amsterdam ini bisa menjadi tonggak sejarah semakin dikenalnya kopi Indonesia oleh masyarakat global dan Indonesia menjadi global market leader industri kopi di dunia.
“Saya ucapkan selamat dan sukses untuk acara Pasar Kopi: Indonesia Coffee Market di Amsterdam ini,” kata Erick.