Liputan6.com, Jakarta - Ingatkah publik, beberapa waktu lalu, sekitar 150 orang Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi korban combed di Kamboja. Mereka rata-rata anak muda yang bekerja di sektor perikanan dari luar negeri oleh pengerah tenaga kerja ilegal dari tidak berizin melalui media sosial (medsos).
Kasus penipuan lowongan kerja ke luar negeri dengan janji akan mendapatkan gaji fantastis makin ramai disorot.
Baca Juga
Dilansir dari unggahan Instagram Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Republik Indonesia @kemnaker, Senin (12/9/2022), pemerintah menegaskan para pelamar kerja wajib mewaspadai tawaran ke luar negeri.
Advertisement
Terutama, pencari kerja perlu waspada terhadap lowongan kerja ke luar negeri yang berasal dari media sosial.
"Perlu diingat menjadi pekerja migran yang resmi lebih aman dan terlindungi negara," tulis unggahan tersebut.
Untuk dapat mengidentifikasi penipuan lowongan kerja ke luar negeri melalui media sosial, berikut ini adalah ciri-ciri penipuan lowongan kerja yang diungkapkan Kemenaker.
Pertama, lowongan kerja datang dari akun media sosial milik orang perseorangan yang tidak terdaftar sebagai Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI).
Kemudian, syarat dan pendaftaran kerja cenderung terlihat ringan.
Selain itu, ciri-ciri penipuan lowongan kerja ke luar negeri yang paling sering terjadi adalah dengan menawarkan gaji yang tinggi dan fantastis. Pun, lowongan kerja penipuan biasanya juga memungut biaya pendaftaran.
Pencari kerja wajib waspada juga ketika menemui lowongan pekerjaan yang meminta data pribadi secara langsung.
Untuk penipuan lowongan kerja ke luar negeri, perusahaan biasanya akan menjanjikan untuk menanggung semua biaya keberangkatan ke negara tujuan.
Dalam proses bekerja, calon pekerja biasanya akan menggunakan visa kunjungan, wisata, atau ziarah dan bukan menggunakan visa kerja.
Terakhir, ciri-ciri penipuan lowongan kerja ke luar negeri biasanya kontrak kerja tidak ada dan tidak jelas dari awal sebelum berangkat.
Â
Kemnaker Gelar Job Fair di Bekasi, Ada 1.500 Lowongan Kerja
Sebelumnya, Kementerian Ketenagakerjaan dan PT Screening Indonesia Integra menggelar 'Global Job Fair 2022' pada 7-8 September 2022, di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (8/9/2022).
Bursa kerja ini diikuti 3000 perusahaan dengan 15.000 lowongan kerja, menargetkan kuota pencari kerja kurang lebih 30.000 orang.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan sudah bukan rahasia umum, setiap perusahaan bersaing untuk merekrut pekerja terbaik. Melalui Job Fair, perusahaan juga dapat memperoleh gambaran kondisi mengenai tenaga kerja yang umumnya tertarik untuk melamar di perusahaan mereka.
"Karena itu, job fair ini juga berfungsi untuk membangun proses rekrutmen pekerja oleh perusahaan secara lebih optimal," kata Ida Fauziyah.
Sementara dari sisi tenaga kerja, melalui job fair akan mendapatkan informasi mengenai perkembangan peluang kerja serta pendidikan dan keahlian yang dibutuhkan. Jika mereka belum diterima bekerja saat ini, maka job fair ini berfungsi sebagai jendela informasi bagi mereka terkait perkembangan keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja.
"Sehingga mereka dapat meng-upgrade kemampuan diri, khususnya dalam menghadapi tantangan digitalisasi, " kata Ida Fauziyah.
Menaker Ida memahami mencari kerja, bukanlah perkara mudah di masa pemulihan ekonomi saat ini. Peluang maupun kesempatan kerja pun tak sesemarak sebelum pandemi COVID-19.
"Saya berharap melalui Global Job Fair yang mempertemukan antara pemberi kerja dan pencari kerja ini, dapat mengurangi pengangguran dengan adanya 15.000 kesempatan kerja, " ujar Menaker.
Â
Advertisement
Apresiasi Pemerintah
Kepada perusahaan, Menaker Ida Fauziyah juga berpesan agar memanfaatkan acara Job Fair ini sebaik-baiknya. "Lakukan proses rekruitmen pegawai secara adil, fair, dan transparan, karena hal ini akan meningkatkan value perusahaan anda juga di mata masyarakat, " katanya.
Pemerintah lanjutnya Menaker Ida, memberikan apresiasi kepada stakeholder yang berkolaborasi kepada pemerintah dalam memberikan pelayanan ketenagakerjaan seperti Job Fair ini, karena hal ini menunjukkan swasta dan pemerintah tak bisa bekerja sendiri-sendiri.
"Pemerintah merasa senang, bahkan mengundang perusahaan selain PT Screening, yang memiliki semangat sama dengan pemerintah, memfasilitasi pelayanan ketenagakerjaan kepada masyarakat, " pungkasnya.Â